Sudah weekend lagi nih. Weekend pertama di bulan Desember.
Persiapkan diri untuk baca perdebatan Aria dan Ario ya.
Selamat membaca.
Jangan lupa berikan vote dan komennya untuk saudara kembar yang nggak pernah akur ini.
Hehehe....
Setelah acara pameran usai, dilanjutkan dengan obrolan keluarga untuk mendamaikan Aria dan Ario, Vero mengajak keluarganya untuk makan malam. Tadinya ia berencana memesan makanan saja ke galeri, tetapi melihat situasi sudah mulai baik dan normal seperti awal mereka dulu hidup dalam satu rumah, ya meskipun Aria masih tetap waspada terhadap Ario, Vero memesan tempat di restoran fine dining yang sangat terkenal di kawasan SCBD. Peristiwa langka ini harus dirayakan dengan spesial. Vero berharap, tidak ada lagi kejadian yang serupa. Juga berharap agar Aria dan Ario akur selamanya dan fokus dengan kehidupan mereka serta tak lupa secepatnya menikah dan memberikan cucu. Pada Aria, ia memaklumi jika anaknya itu butuh waktu lama untuk kembali menemukan pujaan hatinya. Berbeda dengan Ario, yang dengan gampangnya berganti kekasih layaknya berganti pakaian sehari-hari. Terkadang ia tidak memahami kriteria wanita seperti apa yang diinginkan Ario. Dan dari beberapa teman dekat wanitanya, baru satu dua saja yang sempat dikenalkan Ario padanya. Yang selalu Vero ingatkan pada Ario, selalu berhati-hati dan jangan menyakiti wanita. Memang dua putranya ini, walaupun kembar, tetapi punya sifat yang bertolak belakang. Satunya serius, satunya lagi kelewat ramah.
Memasuki restoran fine dining dengan suasana mewah membuat kaki Tara rada gemetar. Seumur hidupnya baru menginjakkan kaki di tempat seperti ini. Ia melirik Aria yang berjalan dengan tenang di sampingnya. Ario berjalan di depan mereka bersama ibu Natakusumah. Sebelum ke tempat ini, ada sedikit drama. Ario ingin ikut di mobil Aria yang tentu saja dihadiahi gerutuan sang empunya. Ibu Natakusumah sekali lagi turun tangan, dan berakhir dengan Ario ikut mobil ibunya. Tangan Tara menarik outer Aria.
"Kenapa?" Aria menoleh dan mendapati Tara dengan raut cemas.
"Emm... tempatnya kok mewah banget ya Pak?"
"Ck, mulai lagi deh! Easy Tara." Aria berdecak kesal. Tara semakin memegang kuat ujung outer Aria. Lalu tangannya diambil dan digenggam Aria. Itu cara Aria membuat Tara tenang dan selalu berhasil. Ario berbalik mendengar percakapan dua orang yang berada di belakang. Alisnya naik ketika melihat tangan Aria dan Tara yang saling bertaut. Sok pamer banget, gerutunya dalam hati. Lalu ia kembali melihat ke depan dengan menyisakan rasa kesal di hati. Harusnya setelah seminggu di Jakarta, ia sudah menemukan wanita yang bisa diajaknya berkencan, tapi karena sibuk mengurus pameran lukisannya ia tidak punya waktu untuk itu. Malah sekarang, semerana ini melihat genggaman tangan Aria dan Tara. Duh, nasib buruk sedang berada di pihak Ario.
Mereka duduk di kursi yang sudah disiapkan untuk empat orang pada ruangan khusus yang yang terpisah dengan tamu restoran lainnya. Buku menu sudah di tangan masing-masing. Tara terbelalak melihat daftar menu dengan harga yang tertera di situ. Harganya sangat-sangat tidak bisa dijangkaunya. Mungkin ia harus sesukses Aria dulu baru bisa masuk di restoran ini. Sementara tiga orang di depannya dengan santai membuka buku menu, mencari makanan yang akan dipesan. Tara menelusuri daftar menu dan mencari menu dengan harga yang termurah, namun tak ada, semua harga menu tersebut hampir sama. Tara bingung memilih.
"Kamu mau pesan apa?" tanya Aria di tengah kebingungan Tara. Apa ia samakan menunya saja dengan si Bos ya?
"Saya bingung milihnya Pak."
Ario yang sedang melihat buku menu, menegakkan kepala mendengar perbincangan Aria dan Tara. Ia geram melihat adegan di depannya lalu misuh-misuh tak jelas. Mereka duduk pada meja dengan empat kursi. Aria duduk di samping Tara, sementara Ario duduk di samping ibunya. Harusnya tadi ia duduk berdampingan dengan Aria, kan lebih baik jika ibunya duduk berdampingan dengan Tara. Tetapi ibunya yang meminta Tara duduk di samping Aria. Urusan tempat duduk saja sudah ribet begini. Lebih nggak mungkin lagi kan Ario, duduk dekat Tara. Hati-hati bodyguardnya ngamuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kabut Berarak (complete)
RomancePutus kuliah di saat beberapa semester lagi ia akan meraih gelar sarjana Arsitekturnya, membuat Tara mengubur semua impiannya. Kehidupannya hancur setelah kedua orangtuanya meninggal karena kecelakaan. Satu per satu peninggalan orang tuanya habis d...