Kabut Berarak #14

12.3K 888 33
                                    

Happy weekend ya.

Aduh, yang manis-manis datang lagi nih.

Peluk segera ya. Jangan lupakan vote dan komennya.

Sangat senang lho berintekasi dengan anda-anda yang setia dengan kisah Aria dan Tara ini.



Beberapa minggu lagi, perkuliahan akan dimulai. Tara dengan gencar mencari Universitas tujuannya. Sementara Aria juga sudah lama menerima daftar Universitas dari Doni, asistennya di kantor. Aria sangat berharap Tara tidak salah pilih, tetapi ia juga tidak bisa memaksakan kehendaknya karena yang akan menjalani adalah Tara. Ia akan sangat egois jika nantinya Tara mengambil Universitas sesuai pilihannya namun menjalani perkuliahan dengan berat. Tapi walaupun berat, Aria sangat yakin Tara bisa menyelesaikan kuliahnya tanpa hambatan. Dan ia akan selalu ada di sampingnya untuk membantu gadis itu menggapai cita-citanya yang sempat tersendat.

Pilihan Tara akhirnya jatuh pada Universitas yang punya kampus megah di kawasan Alam Sutra sana tetapi punya kelas kerja di sebuah mall di area Jakarta Selatan yang tentunya mudah ia jangkau dan tidak jauh dari lokasi apartment. Hanya saja Tara khawatir jika biaya kuliah per semesternya besar sementara ia belum tahu berapa jumlah beasiswa yang akan ia terima. Baiknya ia diskusikan dengan Indra, agar jelas sebelum ia mendaftar minggu depan. Tara mengambil ponselnya di kamar dan menulis pesan ke Indra.

Selamat siang Pak Indra. Maaf Pak, boleh mengganggu waktunya?

Tidak menunggu waktu lama, balasan Indra masuk.

Selamat siang, Tara. Kalau buat Tara sih selalu ada waktu kok. Hehehe....

Coba saja pesan ini terbaca oleh Aria, entah apa yang terjadi pada Indra.

Pak, saya sudah memilih Universitas tetapi sepertinya biaya kuliah di tempat itu sangat mahal. Saya khawatir tidak sesuai dengan nilai beasiswa saya. Menurut Bapak, gimana ya?

Tara, mengenai biaya kuliah, kamu nggak perlu khawatir. Daftar saja kemudian rincian biayanya email ke saya ya. Biaya per semesternya akan langsung ditransfer dari kantor. Pokoknya kamu fokus kuliah saja, nggak perlu mikirin yang lain. Oke Tara?

Baik Pak. Terima kasih.

Ada lagi Tara?

Cukup Pak.

Kapan nih ke kantor lagi? Atau kalau kamu mau diskusi, ke kantor aja temuin saya ya Tara.

Emm, kapan-kapan ya Pak. Baik Pak Indra, terima kasih.

Oke Tara, see you.

Tara lega, akhirnya semua sudah jelas. Tetapi ia masih ragu, apakah pilihannya disetujui Aria atau tidak. Jika tidak disetujui, ia bersiap akan mencari Universitas lain. Waktunya sudah sangat terbatas. Bulan depan perkuliahan sudah dimulai. Tara akan diskusikan dengan Aria malam ini. Sebentar lagi Aria akan pulang makan siang, tetapi Tara tidak akan mengganggu makan siang Aria untuk diskusi mengenai pilihannya. Sudah pasti akan ada lagi perdebatan dan bisa saja itu merusak mood Aria.

***

Di depan Aria, Indra yang terlihat membalas pesan di ponselnya sambil tersenyum simpul. Aria mencium bau rayuan di sana walaupun ia tidak melihat pesan tersebut. Dasar perayu kelas kelurahan!

"Ngapain sih lo senyum-senyum nggak jelas gitu?" Aria tak tahan dan akhirnya bertanya.

"Adalah Ar. Lagi balasan pesan sama cewek nih." Sewot amat dia. Tidak tahu aja kalau sekarang ia membalas pesan dari Tara. Jika Aria tahu, bisa-bisa ia di kick dari ruangan ini. Indra sudah info ke Aria, Universitas pilihan Tara. Dan saat ini mereka mengatur untuk sistem pembayaran kuliahnya. Setiap Tara mengirim email untuk pembayaran, email itu akan Indra teruskan ke Aria. Jika emailnya langsung di cc ke Aria, Tara pasti curiga.

Kabut Berarak (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang