part satu

136 10 0
                                    

Suara musik terdengar di segala penjuru cafe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara musik terdengar di segala penjuru cafe. Di pojok ruangan, ada seorang gadis yang terlihat sibuk mengerjakan sesuatu di laptopnya dengan airpods yang terpasang di telinga. Gadis itu tampak tidak peduli pada sekitarnya.

Suara telepon yang berdering membuatnya mau tak mau mengalihkan atensinya. Ia mengangkat telepon tersebut.

"Halo Bang."

"..."

"Iya bentar lagi. Kalian makan aja duluan."

"..."

"Hmm."

Tut

Gadis itu kembali menaruh handphonenya di atas meja. Jarinya menari-nari di atas keyboard laptop. Sesekali gadis itu menyeruput es americano miliknya.

Di lain sisi, seorang laki-laki tampak berlari, menghindari para fansnya yang ingin berebut foto dengannya. Karena tidak tau tempat untuk bersembunyi, laki-laki itu memilih masuk ke dalam cafe. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Cafe saat itu sedang ramai dan tidak ada tempat duduk yang tersisa. Lalu tak sengaja matanya menatap seseorang di pojok ruangan.

"Itu Jenna? Tapi kok kurus banget sih?" gumam laki-laki itu.

Karena tak punya pilihan dan para fansnya terlihat ingin memasuki cafe, laki-laki itu langsung berlari dan duduk di depan perempuan yang dilihatnya tadi.

"Anda sia--"

"Sstt. Gue numpang ngumpet bentar disini."

Laki-laki itu bersembunyi di bawah meja. Perempuan di hadapannya tampak sangat kebingungan. Tapi ketika melihat beberapa remaja masuk ke dalam dan seperti mencari sesuatu, perempuan itu langsung mengerti.

"Udah pergi belom?"

"Udah."

"Beneran?"

"Hmm."

Perempuan itu hendak kembali mengetik. Namun matanya membola saat melihat laki-laki di hadapannya.

"Jaemin?!"

***

Setelah kejadian tadi, Jaemin langsung memesan americano untuknya. Laki-laki itu meminum minumannya dengan santai, mengabaikan raut tak bersahabat dari perempuan di hadapannya.

"Apa kabar Je? Makin seksi aja," ucap Jaemin yang sukses membuat Jenna tersedak oleh salivanya sendiri.

"Dari sekian banyaknya tempat di dunia ini. Kenapa lo bisa ada disini sih?" tanya Jenna kesal.

"Karena kita jodoh Je. Mungkin ini cara Tuhan menyatukan kita," jawab Jaemin.

"Geli gue."

"Gini-gini gue artis loh. Gak malu-maluin lah kalau dibawa kondangan."

Jenna bersedekap. Matanya menatap malas ke arah Jaemin.

"Fans lo udah pada pergi. Lo gak ada niatan pergi juga?" tanya Jenna sinis.

"Enggak. Gue udah pewe ngeliat bidadari di depan gue," jawab Jaemin.

"Oke kalau gitu gue yang pergi."

Jenna hendak beranjak namun Jaemin buru-buru menahan lengannya.

"Buru-buru banget sih. Santai aja lah Je. Itung-itung reunian," ujar Jaemin.

"Gue gak ada waktu buat reuni sama orang kayak lo," balas Jenna.

"Oh ayo lah. Lo masih sakit hati sama omongan gue dulu?"

Jenna menepis tangan Jaemin yang menahannya.

"Ngapain gue sakit hati sama orang kayak lo. Capek-capekin diri aja."

"Kalau gitu buktiin. Sini duduk lagi. Masih banyak yang mau gue obrolin sama lo."

Jenna mendengus. Ia akhirnya memutuskan untuk duduk kembali.

"Gimana kabar lo?"

"Buta mata lo? Gak liat gue baik-baik aja?"

Jaemin meringis. Entah mengapa Jenna terlihat lebih galak daripada dulu. Tapi tetap saja di mata Jaemin, Jenna itu menggemaskan.

"Jangan galak-galak dong. Santai aja santai. Tarik napas, hembuskan. Gak usah tegang Je."

"Gak jelas lo."

Jenna mengambil handphonenya dan mengetik sesuatu disana. Ia mencoba menghiraukan keberadaan Jaemin. Namun sepertinya laki-laki itu tidak menyerah untuk menarik perhatiannya.

"Je, perut lo yang gembul itu kemana? Kok bisa ilang sih?"

Jenna berusaha diam mengacuhkan Jaemin.

"Pipi lo juga kok gak tembem lagi?"

Jaemin mencubit pipi Jenna membuat gadis itu memekik kesakitan. Lantas Jenna langsung menampar telapak tangan Jaemin.

"Aww sakit Je," ringis Jaemin.

"Bodo amat!"

Jenna mengambil tas laptopnya. Ia beranjak membuat Jaemin ikut beranjak dan melangkah menyusul Jenna.

"Je, lo mau kemana?" tanya Jaemin.

"Pulang."

"Ayo gue anter."

"Gak perlu. Gue udah pesen ojek."

"Je bentar deh."

Jaemin menahan tangan Jenna.

"Apa lagi sih?"

Tiba-tiba Jaemin tersenyum manis membuat jantung Jenna berdetak dua kali lebih kencang.

"Lo kurusan. Berarti lo udah siap kan jadi pacar gue?"

"Hah?"

Jaemin maju selangkah membuat Jenna mundur dua langkah. Melihat Jenna yang terus mundur, Jaemin berdecak. Ia menahan Jenna dan maju beberapa langkah agar lebih dekat dengan gadis itu. Setelah dekat, Jaemin menatap intens ke arah Jenna.

"Gue tau lo ingat sama ucapan gue waktu itu. Jadi, lo udah siap kan jadi pacar gue?"

Double JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang