Selesai makan, Jaemin mengajak Jenna berjalan-jalan di sekitar hotel. Kebetulan di hotel terdapat taman yang cukup indah. Mereka berdua duduk di bangku taman sembari menikmati sekotak es krim dan beberapa cemilan yang Jaemin beli di minimarket."Besok lo ada acara gak?" tanya Jaemin.
"Harusnya sih enggak. Kenapa emangnya?" jawab Jenna.
"Temenin gue kondangan yuk."
"Dih ogah banget," tolak Jenna langsung. Jaemin mengerucutkan bibirnya.
"Kok gak mau sih?" protes Jaemin.
"Ya gak mau. Lo ajak aja orang lain. Lagian biasanya juga lo sama Jeno."
"Jeno sama pacarnya."
"Terus kenapa lo gak sama pacar lo aja?"
"Gue jomblo Ndut."
"Ohh."
"Oh doang?"
"Emang lo maunya gue reaksi kayak gimana?"
"Seneng gitu?"
"Jangan ngarep!"
Jaemin mendengus. Ia mengambil alih es krim coklat dan menjauhkannya dari jangkauan Jenna. Melihat itu, Jenna hanya bisa menggelengkan kepalanya.
Ketika Jenna ingin mengambil chiki, Jaemin langsung menjauhkannya. Hal itu berlaku pada semua makanan yang ingin Jenna ambil.
"Jaem jangan kayak anak kecil," kesal Jenna. Ia menarik wafer dari genggaman Jaemin dan membukanya.
"Ayolah Ndut temenin gue. Lagian nanti disana kan lo bisa makan gratis," bujuk Jaemin.
"Gak mempan bujukannya."
"Ndut~"
"Berisik. Nih makan."
Jenna menyumpal mulut Jaemin dengan roti membuat pipi laki-laki itu menggembung.
"Eh iya lo udah vote gue kan?" tanya Jaemin semangat. Jenna mengangkat satu alisnya.
"Gue? Vote lo? Cih ngapain," jawab Jenna kejam.
"Dih kok gitu sih lu?"
"Ya mau lo kalah atau menang juga gak ada urusan sama gue."
"Ada Ndut."
"Apaan?"
"Kalau gue menang, gue jadi pacar lo."
Sontak saja Jenna tersedak oleh wafer yang gadis itu makan. Jaemin menyodorkan sebotol air putih yang langsung Jenna tenggak.
"Sekarang hobi lo keselek terus ya Ndut," ejek Jaemin.
"Gara-gara lo!"
Jaemin membersihkan sudut bibir Jenna yang terdapat remahan wafer disana. Ia tersenyum kecil melihat Jenna yang terdiam dengan pipi memerah.
"Ndut," panggil Jaemin lembut.
"Ap--apa?" sahut Jenna gugup.
"Kalau gue menang, lo mau kan jadi pacar gue?" tanya Jaemin sungguh-sungguh.
"Gu--gue harus ke atas. Bang Jacob manggil."
Jenna bangkit dari duduknya. Ia berjalan dengan terburu-buru membuat tawa Jaemin pecah.
"JEE JANGAN LUPA YA BESOK. GUE JEMPUT LO JAM SATU!!" teriak Jaemin.
Jenna tidak menjawab. Ia sibuk meredakan jantungnya yang menggila.
***
Sinar matahari yang masuk ke kamarnya membuat Jenna menyerngit. Gadis itu mengerang dan membuka matanya.
"Udah bangun Ndut?!"
Jenna refleks duduk saat mendengar suara yang sangat tidak asing di telinganya. Ia menatap horor ke arah Jaemin yang sedang menyibak gorden kamar hotelnya sehingga sinar matahari bisa masuk.
"LO KOK BISA DISINI?!" teriak Jenna. Jaemin tertawa.
"Bisa lah. Hebat kan gue?"
Jaemin menatap wajah Jenna sebelum pandangannya turun ke bawah. Jenna mengikuti arah pandang Jaemin. Seketika gadis itu buru-buru nenutupi tubuhnya dengan selimut.
"JAEMIN KELUAR!!!" teriak Jenna murka. Ia melempar bantal ke arah Jaemin lalu menenggelamkan tubuhnya di dalam selimut.
Tanpa merasa bersalah, Jaemin mendekat ke arah kasur. Ia menepuk-nepuk kepala Jenna yang tertutup selimut.
"Seksi juga ya lo kalau bangun tidur. Mana gak pake beha lagi," goda Jaemin.
"JAEMIN!!!"
Jaemin tertawa. Ia buru-buru keluar saat melihat tangan Jenna yang menjangkau jam nakas.
Setelah mendengar pintu tertutup, Jenna langsung membuka selimutnya. Ia berlari menuju kamar mandi untuk mandi dan berganti pakaian.
***
Jacob menatap aneh ke arah Jaemin yang sedari tadi tak berhenti tersenyum. Matanya beralih menatap pintu kamar Jenna yang masih tertutup rapat.
"Lo kenapa sih? Obat lo abis?" tanya Jacob.
"Gue abis liat pemandangan indah," jawab Jaemin.
"Hah?"
Jaemin tersenyum manis ke arah Jacob. Ia tidak menjelaskan maksud dari ucapannya. Laki-laki itu dengan santainya berjalan ke arah dapur dan mengambil cangkir sebelum akhirnya ia isi dengan kopi instan.
"Jaem, maksud lo apa tadi?" tanya Jacob penasaran.
"Bukan apa-apa Bang," jawab Jaemin. Jacob memicing, tidak percaya dengan omongan Jaemin.
Lalu tiba-tiba terdengar suara pintu yang dibuka dan ditutup dengan keras. Jenna berjalan ke arah Jacob sambil memandang marah abangnya.
"ABANG KENAPA IZININ DIA MASUK KE KAMAR?!" teriak Jenna langsung.
"Loh emangnya kenapa?"
Jenna mengepalkan tangannya. Ia menatap Jaemin yang sedang tersenyum menggoda ke arahnya.
"GAK TAU AH!!"
Jenna kembali masuk ke kamar dan membanting pintu kamar. Jacob mengerjap kaget.
Ia salah apa coba?
KAMU SEDANG MEMBACA
Double J
Fanfiction"Ndut." "Ndut." "Ndut." Jenna menggeram marah mendengar panggilan itu. Ia menatap garang ke arah suaminya yang sedang tersenyum manis padanya. "Sekali lagi lo panggil gue kayak gitu, tidur di luar!" "Ndutt~"