part dua

64 6 0
                                    


Bel istirahat yang berbunyi membuat semua murid langsung berhamburan keluar. Jenna yang sedang tidak membawa bekal mau tak mau beranjak menuju kantin. Ketika ia keluar dari kelas, tampak beberapa anak laki-laki yang sedang duduk-duduk sambil bernyanyi.

"Eh ada Endut. Tumben lo, Dut keluar kelas. Mau kemana sih?"

Jaemin yang ada disana langsung membuka suaranya untuk menggoda Jenna.

"Bukan urusan lo!"

Jaemin terbahak. Ia beranjak dan langsung merangkul Jenna membuat gadis itu menepis tangan Jaemin.

"Minggir. Gue mau ke kantin."

"Ayo semuanya beri jalan. Tuan Putri mau lewat," teriak Jaemin pada teman-temannya.

"Jaemin!"

"Apa Sayang?"

Jenna mengepalkan tangannya. Tanpa kata ia berlalu meninggalkan Jaemin yang terbahak.

Tiba di kantin, Jenna memesan sepiring nasi goreng sosis. Gadis itu langsung duduk dan memakan makanannya. Namun tiba-tiba Jaemin, Jeno, dan Renjun datang. Ketiga laki-laki itu duduk di depan Jenna sambil membawa makanannya masing-masing.

"Ngapain kalian kesini?" tanya Jenna galak.

"Makan. Ini kan kantin," jawab Renjun acuh.

Jaemin mengambil setengah nasi goreng Jenna dan menaruhnya di piringnya.

"Jaemin apa-apaan sih?!" ucap Jenna marah.

"Makan lo kebanyakan. Nanti perut lo makin endut."

"Kenapa emangnya kalau gue gendut? Masalah buat lo?!"

Jaemin menaruh sendoknya di piring. Laki-laki itu menatap Jenna intens.

"Jenna."

"Apa?!"

"Kalau lo kurus, itu tandanya lo siap jadi pacar gue."

"Kalau gitu gue gak bakal pernah kurus karena gue gak sudi punya pacar kayak lo!"

***

Jaehyun dan Kai menatap bingung ke arah Jenna. Sedari tadi, perempuan itu tak berhenti-berhenti memakan makanannya.

"Lo kenapa sih?" tanya Jaehyun.

"Gue mau gendut lagi!" ucap Jenna sungguh-sungguh.

"Heh apa-apaan. Gak boleh!"

Kai langsung menarik kue milik Jenna dan mengamankannya.

"Ini semua gara-gara Baba!"

"Kok Baba?"

"AKU MAU GENDUT POKOKNYA!!!"

Jacob bersedekap. Ia hanya menonton saja ketika adik-adiknya membuat keributan.

"Cerita dong. Kenapa sih?" tanya Jaehyun kepo.

"Gue abis ketemu Jaemin."

"Jaemin si fucek boy itu?" tanya Kai memastikan. Jenna mengangguk.

"Terus kenapa?" tanya Jacob.

"Dia liat gue udah kurus Bang."

"Lah apa masalahnya? Bagus dong kalau lo kurus," ucap Jaehyun bingung.

"Justru itu masalahnya."

"Baba gak ngerti."

"Abang juga."

"Ah gak tau deh. Ngomong sama kalian gak guna. Bikin emosi aja!"

Jenna beranjak ke atas sambil menghentak-hentakkan kakinya. Kai, Jaehyun, dan Jacob saling pandang.

"Adik kamu kenapa lagi sih?" tanya Kai.

"Tau dah. Emang gitu anaknya. Gila," jawab Jaehyun.

Di kamar, Jenna berbaring sambil memainkan handphonenya. Ia harus minta saran dari sepupunya.

Jenna
Kak Ros.
Gimana dah caranya biar bisa gendut?

Kak Rosy
Otaknya ketinggalan dimana Je?

Jenna berdecak saat melihat balasan dari Rosy. Ia menaruh handphonenya di nakas dan beralih menyalakan televisi yang ada di kamarnya. Namun saat melihat wajah Jaemin yang muncul di setiap channel televisi, gadis itu buru-buru mematikannya lagi.

"Sialan. Kenapa wajah dia semua yang nongol," kesal Jenna.

Tring

Bunyi notifikasi membuat Jenna kembali mengambil handphonenya. Ia mengerutkan keningnya saat sebuah nomor tak dikenal mengirim pesan padanya.

0812********
Hai Ndut.
Save ya nomor gue.
Ini Jaemin.

Jenna mengabaikan pesan dari Jaemin. Ia terlalu malas untuk mensave nomor laki-laki itu. Lagi pula, Jenna tidak berniat untuk bertemu lagi dengan Jaemin. Sudah cukup hari ini.

"JEEE ADA TAMUU!!"

Jenna berdecak saat mendengar teriakan nyaring Jaehyun. Gadis itu beranjak setelah mengambil handphonenya. Di tangga, ia berpapasan dengan Jacob.

"Siapa yang dateng?" tanya Jenna. Jacob tersenyum.

"Liat aja sendiri," jawab Jacob. Jenna mendengus.

Tiba di lantai satu, Jenna langsung menghampiri ruang tamu. Seketika matanya melotot saat melihat kedatangan seorang laki-laki yang sangat ingin ia hindari.

"Hai Ndut. Ketemu lagi kita."

"Lo--lo kok bisa tau rumah gue?!" tanya Jenna tak percaya. Jaemin terkekeh kecil.

"Jangan lupa Je. Gue itu temennya Renjun," jawab Jaemin santai. Ia tidak merasa bersalah sama sekali karena sudah mengacau dunia Jenna.

"Pergi lo. Gue gak nerima tamu kayak lo!" usir Jenna.

"Gue bakal pergi. Tapi dengan satu syarat."

Jenna menghela napasnya. Emosinya benar-benar sudah di ubun-ubun saat melihat wajah tampan Jaemin yang tengah tersenyum saat ini.

"Apa?" tanya Jenna.

"Save nomor gue."

Jenna langsung mensave nomor Jaemin. Setelah itu ia menunjukkannya pada laki-laki itu. Melihat nama yang Jenna berikan untuknya, sukses membuat Jaemin tertawa. Ia beranjak lalu mengacak-ngacak rambut Jenna.

"Lucu juga. Kalau gitu, calon imam pergi dulu ya. Bye Ndut."

Jaemin berlalu keluar dari rumah Jenna. Ia menaiki motornya dan langsung menjalankannya keluar dari rumah Jenna. Sepanjang jalan, senyumnya tak pernah luntur.

"Dasar Jenna. Bisa aja bikin gue deg-degan," gumam Jaemin.

Double JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang