part delapan

33 4 1
                                    


Hari kelima di Bandung, Jenna mulai merasa lelah. Padahal harusnya ia sudah pulang dari dua hari yang lalu. Tapi sepertinya itu hanya rencana saja karena masalah yang ada disini cukup serius. Dan sepertinya Jenna tidak bisa menghadiri acara perusahaan rekannya besok.

"Capek Dek?" tanya Jacob.

Saat ini mereka sedang makan siang di restoran rooftop. Jacob tau adiknya itu butuh sesuatu untuk menyegarkan pikirannya. Makanya ia ajak Jenna kesini.

"Lumayan. Meriang nih gue," keluh Jenna. Jacob tertawa.

"Merindukan kasih sayang maksud lo?" goda Jacob. Jenna mendengus.

"Serius gue. Kepala gue sakit nih," ucap Jenna. Jacob menyentuh kening Jenna yang memang agak panas itu.

"Abis ini lo balik aja deh ke hotel. Biar perusahaan gue yang urus," ucap Jacob.

"Beneran gapapa?" tanya Jenna tak enak.

"Santai. Lagian lo udah kecapekan banget kayaknya. Nanti sisanya gue yang urus," ucap Jacob.

"Aaa makasih. Emang deh ya lo tuh Abang gue yang paling baik," ucap Jenna seraya memeluk Jacob membuat Jacob tertawa. Ia mengacak rambut adiknya gemas.

"Ada maunya aja peluk gue lo."

Jenna melepaskan pelukannya. Ia kembali menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

Selesai makan, Jacob mengantar Jenna kembali ke hotel. Sebelum pergi Jacob menyempatkan diri untuk membuat makanan agar nanti adiknya itu tidak kelaparan. Baru setelah itu Jacob pamit pergi bekerja.

"Jangan lupa minum obat. Badan lo anget," ucap Jacob.

"Hmm. Pulang bawa makanan ya," ucap Jenna.

"Iya. Lo gak usah kemana-mana selagi gue kerja. Nanti kalau lo pingsan di jalan gue juga yang repot."

"Iya bawel. Sana kerja."

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Sepeninggal Jacob, Jenna langsung merebahkan dirinya di kasur. Tadinya Jenna berniat untuk membalas komentar-komentar netizen di akun youtube miliknya. Tapi karena kepalanya semakin terasa sakit, Jenna menyudahi kegiatannya dan pergi tidur.

***

Tidur Jenna terganggu saat mendengar suara dering handphonenya. Jenna meraba nakas untuk mengambil handphonenya. Setelah itu ia langsung mengangkatnya tanpa melihat siapa yang menelponnya.

"Halo?"

"Lo udah minum obat belom?"

Jenna meringis saat mendengar suara Jacob.

"Udah," bohong Jenna.

"Beneran?"

"Iya."

"Bagus deh. Oh iya tadi ada yang nelpon Abang. Katanya dia wa kamu dari tadi malem, tapi kamunya gak bales-bales."

"Siapa?"

"Cek aja sendiri. Udah ya Abang sibuk. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Tut

Seperti yang Jacob katakan, Jenna langsung membuka aplikasi wa miliknya. Ia mengerutkan keningnya melihat tiga chat yang Jaemin kirim padanya. Dengan menahan senyum, Jenna membalas pesan Jaemin.

 Dengan menahan senyum, Jenna membalas pesan Jaemin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jenna terkekeh. Meski begitu, ia tetap mengirimkan lokasinya pada Jaemin. Lalu tak lama Jaemin menelponnya membuat Jenna langsung mengangkatnya.

"Ya?"

"Turun. Gue udah di bawah nih."

"Males."

"Ya udah gue yang ke atas."

"Emang lo tau gue nempatin kamar yang mana?"

"Tau."

"Kamar gue beda loh."

"Iya tau. Ini kan hotel keluarga lo."

"Lo tuh--"

Jenna kehabisan kata-kata. Akhirnya ia menyerah dan menuruti keinginan Jaemin.

Setelah mengambil jaket, Jenna langsung keluar kamar dan turun ke lobi. Disana ada Jaemin yang duduk di kursi tunggu. Melihat kedatangan Jenna, Jaemin langsung tersenyum.

 Melihat kedatangan Jenna, Jaemin langsung tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hai Je!"

"Kita mau kemana?" tanya Jenna.

"Gue laper. Lo belum makan kan?"

"Belom."

Jaemin berdiri. Ia menggenggam tangan Jenna dan berjalan keluar dari hotel. Mereka berjalan-jalan di sekitar hotel sembari melihat tempat makan yang menarik perhatian mereka.

"Jaem mau seblak," ucap Jenna sambil menunjuk ke arah tukang seblak.

"Gak mau makan nasi aja?" tanya Jaemin.

"Mau seblak!!"

"Ya udah iya makan seblak. Sana duduk Ndut. Biar gue yang pesen."

Jaemin memesan dua seblak dengan level kepedasan maksimal. Setelah memesan, Jaemin duduk di depan Jenna yang sedang membaca menu.

"Lo ngapain ke Bandung?" tanya Jenna.

"Kondangan temen kuliah. Gak enak kalau gak dateng," jawab Jaemin.

"Ooh."

Tak lama pesanan mereka datang. Jenna langsung memakan makanannya dengan semangat. Namun baru satu sendok kuah yang masuk ke mulutnya, Jenna langsung tersedak membuat Jaemin menyodorkan segelas es teh.

"Lo mau bunuh gue?!" omel Jenna. Dengan rakus, Jenna menghabisi air putihnya.

"Lah lo gak suka pedes Ndut?" tanya Jaemin polos.

Jenna tidak menjawab karena ia sibuk meredakan hawa panas di mulutnya.

"Nih gue ada permen."

Jaemin menyodorkan permen yupi pada Jenna yang langsung gadis itu terima.

"Bentar gue pesenin yang baru."

"Terus ini gimana? Sayang tau makanannya."

Jaemin terdiam sebentar.

"Bungkus aja. Nanti buat gue makan di hotel."

Lalu setelahnya Jaemin bangkit untuk memesankan Jenna seblak yang baru.

Double JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang