Semenjak itu hubungan Jenna dan Jaemin jadi lebih baik. Jenna memang masih suka mengomel jika Jaemin menjahilinya. Tapi gadis itu tidak segalak saat awal-awal bertemu Jamein.Hari ini adalah acara award yang Jaemin tunggu-tunggu. Ia tidak sabar untuk mendengar siapa pemenangnya. Karena jika ia menang, maka Jenna akan menjadi pacarnya.
Di rumah, Jenna sudah duduk rapih di depan televisi bersama keluarganya. Ia penasaran apakah Jaemin akan menang atau tidak.
Lalu ketika disebutkan pemenangnya, sontak Jenna bersorak membuat keluarganya menatap aneh ke arah Jenna.
"Kok lo seneng sih suami lo kalah?" tanya Jaehyun.
"Suami apanya anjir. Gue aja pacaran juga enggak," protes Jenna.
"Kok kamu seneng Dek?" tanya Kai. Jenna tak menjawab. Ia sibuk membalas chat dari Jaemin.
Tanpa sadar Jenna tertawa membuat keluarganya menatap aneh Jenna.
"Kenapa sih dia? Sakit?" tanya Jacob. Jaehyun menyentil kening Jenna membuat gadis itu kembali ke realita.
"Sakit Bang!"
"Makanya jangan gila. Masih muda juga," ucap Jaehyun.
"Udah ah Jenna ngantuk. Mau bobo dulu."
Jenna beranjak menuju kamarnya. Ia membaringkan tubuhnya di kasur. Senyumnya terus mengembang saat melihat wa nya kini ramai karena Jaemin terus mengirim chat.
Jenna menaruh handphonenya di nakas. Gadis itu menarik selimut dan memejamkan matanya, mengabaikan Jaemin yang terus-menerus menerornya.
***
Keesokan harinya Jaemin membuat kantor Jenna heboh karena kedatangan dirinya. Sebenarnya ini bukan pertama kalinya Jaemin datang ke kantor. Saat Jenna masih mengurus kantor cabang, Jaemin pernah beberapa kali datang kesini untuk menemui Jaehyun.
Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Jaemin langsung naik lift menuju lantai atas. Ia langsung melangkah menuju ruangan Jenna dan masuk ke dalam.
"Hai Ndut. Ketemu lagi kita," sapa Jaemin. Jenna yang sedang menikmati cemilannya tersedak melihat kedatangan Jaemin.
"KOK LO BISA DISINI SIH?!" tanya Jenna shock.
"Ya bisa lah. Mata-mata gue banyak Je," jawab Jaemin. Ia duduk di sofa dan langsung menselonjorkan kakinya.
"Ngapain lo kesini?" tanya Jenna.
"Ngajak lo kencan."
"Gue sibuk. Tuh liat masih banyak berkas yang harus gue periksa," tolak Jenna.
"Ya elah bentaran doang Ndut. Gue lagi bete nih," bujuk Jaemin.
"Bete kenapa?"
"Kalah award kemaren."
Jenna tertawa membuat Jaemin memicingkan matanya.
"Lo beneran gak vote gue ya?" tanya Jaemin.
"Di Bandung tuh gue sibuk Jaem. Mana sempet vote lo," jawab Jenna bohong.
"TUH KAN. GARA-GARA LO NIH GUE KALAH. POKOKNYA LO HARUS TANGGUNG JAWAB NDUT!" teriak Jaemin tak terima.
"Tanggungjawab apa sih?" tanya Jenna.
"Lo harus jadi pacar gue!"
"Lah kan lo kalah."
"Tapi gue kalah gara-gara lo, Ndut."
"Tapi perjanjiannya kan kalau lo menang Jaemin."
Jaemin menatap sebal ke arah Jenna yang memandangnya dengan senyuman manis. Laki-laki itu memejamkan matanya.
"Heh lo tidur?" tanya Jenna.
Jaemin tidak menjawab.
"Bentar lagi makan siang. Kalau mau tidur nanti gue tinggal ya."
"Gak peduli," jawab Jaemin merajuk. Jenna mendengus geli melihat tingkah Jaemin.
"Ya udah gue tinggal. Bye Jaem."
Jenna beranjak seraya mengambil tasnya. Dengan senyuman jahilnya, Jenna membuka pintu dan menutupnya. Lalu tawanya meledak saat melihat Jaemin yang mengintip.
"Ah Nduttt," rajuk Jaemin. Jenna menghampiri Jaemin dan menarik tangannya.
"Ayo makan. Gue laper," ajak Jenna.
"Males. Makan aja sana sendiri," balas Jaemin acuh.
"Bener ya?"
"Sana."
Jenna melepas tangan Jaemin. Ia berlalu keluar dari ruangannya. Tapi Jenna sengaja menunggu di depan meja sekertarisnya. Ia yakin Jaemin pasti akan menyusulnya.
Benar saja tak lama pintu ruangannya terbuka dan Jaemin keluar dengan wajah kusutnya.
"Kok keluar?"
Jaemin tersentak mendengar suara Jenna yang ada di belakangnya. Laki-laki itu menoleh.
"IHH LO NGERJAIN GUE?!"
Jenna tersenyum geli. Ia menggandeng tangan Jaemin dan mengajaknya masuk ke lift.
"Gak usah ngambek. Mungkin belom waktunya lo menang. Usaha lagi ya Jaem," ucap Jenna sambil mengelus kepala Jaemin.
Sontak saja apa yang Jenna lakukan membuat kekesalan Jaemin luntur. Laki-laki itu langsung tersenyum dan merangkul Jenna.
"Emang ya Ndut. Lo tuh mood boster gue," ucap Jaemin.
"Lo mood breaker gue," balas Jenna. Jaemin tertawa. Mereka berjalan menuju parkiran.
"Mau makan dimana?" tanya Jaemin begitu mereka sudah naik ke mobil.
"Gue mau makan udon," jawab Jenna.
"Oke. Kebetulan gue tau restoran udon yang enak."
Jaemin menjalankan mobilnya menuju mall yang terdapat restoran udon. Memang sedikit lebih jauh tapi itu terbayar karena ada Jenna di sampingnya.
Sesampainya disana mereka langsung pergi ke restoran. Mereka duduk di kursi pojok untuk menghindari orang-orang.
"Eh Ndut bentar lagi Mami gue ulang tahun. Nanti temenin gue keliling mall ya buat beliin Mami hadiah," ucap Jaemin.
"Iya," balas Jenna.
"Rencananya kita mau adain pesta gitu. Lo dateng ya?"
"Gak mau ah."
"Lo mah apa-apa gak mau. Udah pokoknya lo harus dateng!"
"Kapan?"
"Minggu depan. Hari Sabtu gue jemput jam lima sore oke?"
"Terserah lo."
Jaemin tersenyum senang. Pokoknya dia harus bisa mendekatkan Jenna pada keluarganya.
Dan nanti Jaemin akan meminta bantuan pada maminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Double J
Fanfiction"Ndut." "Ndut." "Ndut." Jenna menggeram marah mendengar panggilan itu. Ia menatap garang ke arah suaminya yang sedang tersenyum manis padanya. "Sekali lagi lo panggil gue kayak gitu, tidur di luar!" "Ndutt~"