-°•ASTEROID:DB V•°-

5.7K 363 6
                                    


HARGAI SAYA DENGAN CARA MENEKAN TOMBOL VOTE SERTA SPAM KOMEN SEBANYAK MUNGKIN!!!🏁🏁

Dengan memberikan satu VOTE untuk ku tak akan membuat mu rugi.

UFOREUS GANG?!🏁🏁

"SATU DARI KAMI MATI, MAKA KALIAN AKAN IKUT PERGI!!"

"SATU TETES DARAH DARI KAMI MENGALIR, MAKA AKAN KAMI TUMPAHKAN LITERAN TETES DARAH KALIAN!!"

-▪-

happiness is easy t'd' but hard to achieve

"LO?!" Kejut mereka secara bersamaan, sementara yang lain nya hanya terdiam menyaksikan drama yang akan segera dimulai oleh kedua manusia yang berbeda umur itu.

"Oh jadi ternyata Lo ada disini?! Gue dari tadi udah muterin nih rumah sakit sampe pinggang gue udah mau encok, Eh Lo malah enak-enakan makan jajan disini?!" Omel nya yang membuat pemuda yang dimarahi hanya menutup telinga nya yang penging.

"Gue kan lagi jenguk adek dari sahabat gue, Bang" ujar Marshal memberi alasan, Sang Pria tadi pun menatap Adik nya geram dan menghampiri nya sembari menjewer telinga Marshal keras.

"Lo kalo mau pergi itu ijin ya bener! Bukan malah langsung nyelonong aja kaya tetangga yang lagi nyolong jemuran" Omel nya lagi yang membuat Marshal menjadi pusing.

"Bang, Udah ngapa?! Ini telinga gue rasa nya udah mau copot aja, Lagian Lo gak malu, Hah?! Dilihatin banyak orang gini?!" Kesal Marshal yang tangan nya masih berusaha untuk melepaskan jeweran maut dari kakak nya itu.

Sang Pria tadi pun mulai melepaskan jeweran dari telinga Marshal,Perlahan mata nya menerawang ke segala penjuru ruangan. Dan benar saja dirinya kini tengah di tatap oleh Rora dan lain nya dengan tatapan yang sulit di artikan.

Sang Pria tadi pun hanya menunjukan senyuman kuda nya dan membungkukkan badan nya guna sebagai tanda maaf.

"Sebenar nya ada apa ini?" Ujar Tante Chatrine yang memulai pembicaraan, Semua nya pun diam menyimak menanti penjelasan dari Marshal beserta abang nya.

"Em gini tante, Bang Lo aja yang ngomong" ujar Marshal yang dilanjut bisikan kepada sang Kakak serta menyenggol bahu sang Kakak nya guna memerintahkan.

"Lo aja,Gue kan gak kenal sama itu orang" bisik kakak nya menjawab, Marshal pun menggeleng kecil tanda tak mau.

"Lo aja, kan tadi elo yang buat keributan" bisik Marshal yang di balas pelototan maut dari sang Abang, Seketika nyali Marshal pun menciut dan ia pun mulai mengalah.

Sebelum membuka mulut nya memulai menjelaskan, Marshal menarik nafas nya terlebih dahulu dan menghembuskan nya pelan. "Begini tante, sebelum Marshal kesini. Marshal belum sempet pamit ke Abang, Maka nya karena Abang khawatir sama Al 'Jadi Abang mutusin buat nyari Al" penjelasan Marshal yang membuat keryitan di dahi Chatrine.

"Kenapa Kakak kamu bisa tahu kalau kamu sedang berada di sini?" Tanya Tante Chatrine dengan mata yang memicing curiga.

Marshal pun menatap langit-langit ruang rawat Vian sejenak guna memikirkan alasan apa yang pas untuk membuat Tante Chatrine percaya dengan ucapan nya, Namun agak nya otak nya saat ini sedang buntu dan tak bisa di gunakan untuk berfikir.

Marshal pun mengedikan bahu nya tanda tak tahu.

Marshal menyenggol pelan lengan pemuda yang di duga sebagai abang nya, "Bsstt!, Bang noh jawab pertanyaan dari tante Chatrine" bisik nya meminta bantuan.

" Saya melacak lokasi ponsel Al, Tan. Maka nya saya tau dimana keberadaan Al" Jawab nya tanpa keraguan, Tante Chatrine pun memicingkan mata nya ke arah kedua kakak beradik itu.

"Tapi yang tante tau, Bukan nya Al itu anak tunggal ya?" Tanya Tante Chatrine yang membuat ke dua pemuda berbeda umur itu seketika mengangkat salah satu alis nya.

"Eh enggak kok, Tan. Aku itu anak bungsu dari dua bersaudara. Nah ini dia kakak aku, Tan. Iya sih dari dulu Al memang gak pernah ngenalin kakak Al ke kalian semua, Soal nya Al bingung. Mau ngenalin nya gimana? Kan Kak El dari dulu gak tinggal di indonesia. Nah maka dari itu muka dia kan keliatan seperti orang Eropa, Tan" Penjelasan panjang Marshal yang membuat Tante Chatrine menganggukan kepala nya tanda mengerti.

"Nama kamu tadi siapa?" Tanya Tante Chatrine kepada Kakak dari Marshal.

"Nama saya Marchel, Tan" ujar Marchel sembari tersenyum kecil.

Tante Chatrine mulai menerawang penampilan Marchel dari ujung kaki ke ujung kepala dan setelah itu mengangguk tak jelas. Menatap Marchel dengan tatapan khusus sembari berkata, "Oke".

Sesingkat Itu?

"Em, Ayo kak. Sini duduk dulu" ujar Rora mempersilahkan Marchel agar duduk di Sofa yang sudah tersedia disana.

Marchel pun mengangguk dan berjalan canggung, mendudukan pantat nya di Sofa empuk itu dengan mata yang menerawang ke setiap inci ruangan untuk menutupi rasa canggung nya.

"Kakak masih haus atau enggak? Apa perlu Rora beliin minum lagi?" Tanya Rora yang di balas gelengan serta senyum kecil dari Marchel.

"Tidak perlu, Saya sudah tidak haus lagi" jawab Marcel kalem, uh entah dimana hilang nya sifat bar bar Marcel yang tadi.

"Baiklah"

"Oh ya, Tante sampai lupa. Kenapa Marchel bisa kenal dengan kamu, Ra?Apakah kalian sudah saling mengenal sebelum nya?"Tanya Tante Chatrine kepada Rora.

Rora menggeleng kecil, "Tidak, Tante. Tadi sebelum Rora ke kantin, Di pertengahan jalan Rora bertemu dengan Kak Marchel dan meminta bantuan nya untuk mengantarkan Rora ke Kantin." Ujar Rora menjelaskan.

"Jadi intinya ?Kalian baru saja bertemu? dan tak saling mengenal sebelum nya?" Tanya Tante Chatrine.

"Iya, Tan" jawab ke dua nya secara bersamaan.

"Kalo menurut Tante, Kalian sangat cocok untuk jadi sepasang kekasih" ujar tante Chatrine sembari tersenyum menggoda.

Blush

Pipi kedua nya pun memerah, Saling menggulum bibir mereka masing masing menahan senyum dan malu secara bersamaan.

"Tante bisa saja" ujar Marchel sembari menggaruk tenguk nya yang tidak gatal.

"Cie yang malu-malu"

"EKHEM" Dehem keras Benua dan Vian secara bersamaan. Semua nya pun terlonjat karena kaget.

"Kalian kenapa?"Tanya Marshal yang belum bisa mengerti keadaan.

"Gak"jawab mereka secara bersamaan.

Cemburu?

ASTEROID : Dangerous BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang