-°•ASTEROID:DB VI•°-

5.3K 346 37
                                    

H A P P Y R E A D I N G
.
.
.

Aster menatap ponsel nya dengan jengah dan menghembuskan nafas lelah nya, Bumi yang menyadari tingkah aneh dari sahabat nya pun memutus kan untuk bertanya.

"Kenapa?" Tanya Bumi yang di balas tatapan datar dari sang empu nya, Tanpa basa basi Aster langsung menyodorkan ponsel mahal nya ke arah Bumi. Pemuda itu pun menerima nya dengan baik dan memandangi layar yang terpampang beberapa slide chat sahabat nya.

"Mau ke rumah sakit?" Tanya Bumi sembari mengembalikan ponsel itu ke arah sang empu nya.

Aster menerima nya dengan baik dan mengangguk tanda iya.

"Malem" ujar Aster singkat yang di balas anggukan dari Bumi.

"Lo ikut ga, Nus?" Tanya Bumi kepada Uranus yang tengah tertidur telentang di lapangan basket indoor itu.

"Kemana, Nyet?" Tanya Uranus dengan mata yang tertutup karena kelelahan.

"Rumah sakit, jenguk adek nya Aster" jawab Bumi yang di balas anggukan singkat dari Uranus.

"Kapan?"

"Nanti malem, Lo free kan?" Tanya Bumi.

"Gue mah selalu free anjir, ya udah nanti gue ke sana nyusul lo pada" ujar Uranus yang di jawab kekehan singkat oleh Bumi.

"Inget, jangan ngebo Lo" ujar Bumi dan meninggalkan Uranus yang tengah menggerutu tak jelas.

"Nyeh" cibir Uranus dan bangkit dari tidur telentang nya. Menggapai handuk kecil yang terdiam di dekat tas nya, membuka jersey basket yang ia kenakan, mengelap keringat yang sedang asik nya berseluncur di area tubuh nya sedikit demi sedikit.

Setelah sudah merasa lumayan kering,ia pun memasukan asal jersey nya ke dalam tas serta menggapai kaos yang telah di siap kan untuk ganti dan mengenakan nya cepat.

###

Uranus melangkah kan kaki nya di tengah koridor kelas 12 yang sudah tak ada seorang pun disana, benar benar sepi. Ia awal nya hanya berjalan dengan santai tanpa memperdulikan apa pun namun saat di depan laboratorium kimia diri nya merasa tengah di ikuti oleh seseorang.

Ia pun kembalikan badan nya dan tak menemukan seorang pun disana, ia hanya mengangkat bahu nya acuh.

'Mungkin cuman perasaan gue aja' batin Uranus.

Brugh

Tiba tiba ada bunyi benda yang terjatuh dari balik tubuh nya, seketika bulu kuduk Uranus pun meremang.

'Itu apaan anjir' batin Uranus menjerit ketakutan.

"Tolong" tiba tiba ada suara halus yang menyapa indera pendengaran Uranus, seketika kaki pemuda itu pun bergetar dan di gerakan pun rasa nya kaku seperti tengah ada yang menahan nya.

Memejamkan mata merapal kan doa-doa pengusir hantu, menitikan sedikit air mata nya karena ia sangat ketakutan.

"Bersama Perawan Maria, Tak Bernoda, Bunda Allah, bersama malaekat Agung Mikhael, bersama Rasul Petrus dan Paulus dan semua orang kudus, dengan penuh percaya kami berjuang menangkis serangan dan tipu daya setan" Cicit Uranus berdoa dengan mata yang tertutup, nafas nya kian tak beraturan karena panik.

"Tolong saya!!" suara halus itu seketika berubah menjadi suara seorang lelaki yang seakan tengah memaksa Uranus untuk membantu nya.

"Allah bangkit, maka berseraklah musuh-musuh-Nya, orang-orang yang membenci Dia melarikan diri dari hadapan-Nya. Seperti asap hilang tertiup, seperti lilin meleleh di depan api demikianlah orang-orang fasik binasa di hadapan Allah" Lanjut Uranus berdoa yang di ikuti dengan keringat yang sudah mengalir deras di dahi nya.

"TOLONG SAYA!!!" Suara itu kian menggema, Dada Uranus pun naik turun karena takut, otak nya seakan linglung.

"Pandanglah Salib Tuhan, lari dan pergilah gerombolan musuh-musuh" lanjut nya berdoa.

"ARGHHH!!" Suara teriakan berhasil memekakan telinga Uranus, dan saat itu pula kaki Uranus pun bisa di gerakan.

Tanpa pikir panjang ia pun berlari meninggalkan lab berhantu itu dengan badan yang sudah di banjiri keringat lepek nya.

Sekian,

Next or Stop?

ASTEROID : Dangerous BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang