-°•ASTEROID:DB VIII•°-

4.9K 336 47
                                    

H A P P Y  R E A D I N G
.
.
.

Rora mengikuti langkah besar Benua dari balik punggung sang empu nya, Melangkah kecil karena antara dirinya takut dan gelisah dengan suasana baru ini. Terlalu sibuk memikirkan suasana hati nya sampai sampai diri nya pun tak sadar jika sekarang ini ia dan Benua telah sampai tepat di depan pintu rumah megah.

Jemari Benua bergerak untuk menggapai tombol bel yang terletak di sebelah kanan pintu serta menekan nya pelan. Tak lama setelah nya pintu mewah itu pun terbuka dan terpampanglah seorang wanita paruhbaya dengan pakaian beralakan maid.

Wanita itu langsung membungkuk serta menunduk hormat ke arah kedua nya dengan tersenyum hangat ke arah Rora yang di balas dengan seulas senyum dari sang empu nya.

"Selamat sore, Bi" sapaan hangat yang keluar dari bibir Benua yang mengundang senyuman dari sang wanita paruhbaya di hadapan nya.

"Selama sore, Den Benua dan Non Cantik" jawab nya dengan ramah.

Rora yang di panggil cantik itu pun seketika pipi nya memerah, blushing.

Benua agak nya menyadari apa yang sedang terjadi dengan gadis yang berada di di sebelahnya saat ini. Melirik Rora dengan sudut mata tajam nya, Dan setelah nya ia pun terkekeh geli akibat tingkah Rora yang menurut nya sangat menggemaskan.

"Lucu banget nih anak" batin nya gemas.

"Oh ya, Bi. Tante Chatrine pernah bilang sesuatu gak ke bibi tentang cewe ini?" Tanya Benua dengan melirik Rora sekilas sebagai kode menunjukkan.

"Non Cantik ini teh yang nama nya Non Aurora bukan atuh, Den?" Tanya Sang Bibi kepada Benua. Sang empu nya pun menjentikan kedua jari nya dan tersenyum lebar.

"Seratus buat Bibi" ujar nya.

"Ya sudah, Mari masuk atuh Non, Den. Kenapa dari tadi malah berdiri terus disini?" Ujar bibi seraya mempersilahkan kedua nya untuk memasuki rumah mewah itu.

"Kan dari tadi Bibi gak nawarin kita buat masuk, Kalo kita masuk dan asal nyelonong aja kan itu nama nya gak sopan, Bi" Ujar Benua sembari tertawa garing dan di ikuti dengan kekehan kecil yang tercipta dari bibir manis Rora.

"Oh iya Bibi teh lupa atuh den tadi. Maap nyak maklum atuh Bibi teh udah tua jadi banyak pikiran dan gampang lupa " ujar nya tak enak hati.

"Gak papa kok, Bi" Ujar Benua serta Rora secara bersamaan dan sepersekian detik kedua nya pun saling melempar pandangan dengan Benua yang menatap Rora dengan tatapan yang bermaksud lain.

"Cie jawab nya bareng, Awas lho nanti jodoh" ejek sang Bibi yang membuat kedua nya salah tingkah.

"Bibi bisa aja" ujar Benua dengan tangan yang menggaruk belakang tenguk nya canggung. Benua memandang Rora dengan pandangan tak enak hati serta tersenyum kikuk, Rora pun menanggapinya dengan senyum maklum.

Baik Benua dan Rora, kedua nya dengan sopan mengikuti langkah sang Bibi dari belakang untuk memasuki bangunan mewah tersebut. Bola mata Rora sedari tadi tak bisa diam di tempat nya, menerawang kesana kemari mengabsen benda di setiap sudut demi sudut ruangan, berdecak kagum dalam hati.

"Apakah ini rumah? Oh ini sangat mewah " batin nya bergejolak memuji keindahan serta kemewahan bangunan itu.

"Heh!" Sarkas halus dari Benua yang menyapa indra pendengaran nya, Rora terkejut di tempat. Menatap Benua dengan tatapan polos yang di balas senyuman simpul dari sang empu nya.

"Em kenapa?" Cicit nya bertanya dengan nada canggung.

"Duduk! Lo mau berdiri terus di situ? Emang nya lo ga capek?" Ujar Benua yang di akhiri dengan kekehan kecil.

"Em iya, Ini aku juga mau duduk kok" ujar Rora dengan suara kecil yang hampir menyerupai cicitan namun Benua masih mampu untuk mendengar nya.

Mata Rora kembali menerawang ke setiap inci dataran dinding dan netra nya terhenti di sebuah bingkai besar yang menampilkan wajah rupawan seorang pemuda dengan jersey basket berwarna putih bernomor punggung 25 yang melekat di tubuh atletis nya.

Benua pun menyadari jika sedari tadi Rora tengah menatap lamat foto keren dari sahabat nya.

"Dia Aster.....

Next or Stop?

Segini dulu, Apakah ada yang mau ditanyakan? Jika ada, tanyakan saja ya..!!

Sudah menekan tombol vote di part ini? Jika belum, ayo tekan. Hanya menekan tombol vote untuk ku tak akan membuat mu rugi.

Terima kasih.

ASTEROID : Dangerous BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang