-°•ASTEROID:DB IX•°-

3.4K 195 3
                                    

H A P P Y R E A D I N G
.
.
.

"Dia Aster, Kakak nya Vian. Sepupu Lo" ujar Benua membuka keheningan, Rora pun mengangguk samar dan bergumam kecil.

"Dia ganteng kan?" Tanya Benua yang membuat Rora dengan cepat menoleh ke arah sang empu nya serta menggulum bibir, Diam.

"Tapi lebih gantengan gue, Haha" Ujar Benua dan menertawai kekonyolan nya sendiri, Rora tersenyum melihat nya. Perlahan pandangan mereka bertemu, Tatapan Benua masih sama dengan tatapan-tatapan yang sebelum nya. Memandang Rora dengan tatapan yang sulit diartikan, Entah apa maksud dari tatapan itu.

"Lo cantik kalo senyum" Ujar Benua secara gamblang berhasil membuat kedua pipi chubby Rora kian memerah karena malu sekaligus salah tingkah.

"Bercanda, Baperan Lo! Baru gitu doang udah blushing" lanjut nya yang membuat Rora seketika terdiam dengan bibir yang mengerucut kecil.

Sudah di terbangkan ke langit, lalu di hempaskan begitu saja ke kerak bumi. Parah sih, sakit banget pasti!

#PoorAurora

Rora menatap lurus ke depan dengan bibir atas dan bibir bawah yang saling menggulum, Diam.
Sama hal nya dengan Benua, namun saat ini diri nya tengah merasakan ada nya sesuatu di dalam diri nya, seperti ada yang mengganjal. Melirik Rora yang tengah terduduk di sebelah nya dengan ekor mata elang nya, ia merasa tak enak hati akibat ucapan nya tadi, awal nya hanya untuk candaan saja. Ia kira Rora tak mempermasalahkan itu, namun dugaan yang ia fikir seperti nya salah. Apakah Rora marah kepada nya?

"Padahal kan cuman bercanda, kok dia baperan sih " batin nya bingung.

Kedua nya terdiam sampai suara Bibi pun berhasil membuka keheningan di ruangan ini, " Ini Den, Non. Silahkan di minum atuh teh nya" ujar nya mempersilahkan dengan tangan yang tengah sibuk memindahkan gelas berisikan teh di atas nampan ke meja.

"Iya,Bi. Terima kasih" ujar Rora tulus yang di ikuti senyuman pemikat nya.

"Kalo Bibi lihat-lihat dari tadi, Den Ben dan Non Rora teh diem dieman? Kenapa atuh? " Tanya Bibi yang berhasil membuat kedua nya terdiam bingung.

"Em gak papa kok,Bi. Kita cuman merasa canggung aja karena baru ketemu tadi siang" ujar Benua memberi alasan, Rora mengangguk setuju.

" Ya sudah kalau begitu, Bibi ke dapur dulu atuh nya" pamit Bibi dan meninggalkan ke dua nya yang masih di selimuti kecanggungan.

Senyap

Itu lah kata yang pantas untuk menggambarkan suasana saat ini , Baik Rora maupun Benua lebih memilih untuk kembali merapat kan bibir mereka masing masing.

Canggung

Itu lah yang di rasakan oleh kedua nya saat ini, seperti ini lah jika ke dua orang yang baru saja bertemu lalu di persatukan dengan paksa oleh ejaan perintah.

Benua yang agak nya tak menyukai suasana hening ini pun akhir nya membuka mulut, berbicara.

"Lo tau dimana letak kamar Lo? " Tanya Benua yang di balas gelengan lemah dari Rora.

"Lo kenapa? Capek?" Tanya nya lagi dengan memandang Rora khawatir.

"R-rora gak papa" Ujar Rora dengan suara lemah berupa cicitan.

"Gue gak yakin kalo lo gak kenapa-napa" ujar Benua yang masih memandang intens wajah pucat gadis itu.

"Aku beneran gapapa" ujar Rora berusaha meyakinkan Benua.

"Mending lo langsung istirahat aja deh, gue khawatir sama keadaan lo, bentar! Lo tunggu di sini dulu. Gue mau mintain kunci kamar buat lo ke Bibi" ujar Benua yang di balas anggukan lemah dari Rora.

Next or Stop?



Segini dulu, Apakah ada yang mau ditanyakan? Jika ada, tanyakan saja ya..!!

Sudah menekan tombol vote di part ini? Jika belum, ayo tekan. Hanya menekan tombol vote untuk ku tak akan membuat mu rugi.

Terima kasih.

ASTEROID : Dangerous BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang