——————————
Jihan pov.
Jihan.
Kubaca nametag ku yang menempel disaku bajuku.
Aku akan berangkat ke sekolah hari ini. Aku sedang berulang tahun. Kuharap, tidak ada kejadian tidak mengenakkan hari ini.
Aku menulis sesuatu di buku diary ku sebelum berangkat.
hari ulang tahunku,
2 Desember 2014.Hari ini hari ulang tahunku.
Aku sudah tau Ibu dan Ayah tidak akan peduli.
Tapi,Aku berpikir. Jika aku menulis ini dan kalian membacanya,apakah kalian akan berubah?Ayah, Ibu. Ini aku, Jihan.
Jihan hanya ingin ulang tahun kali ini kalian merayakannya bersama Jihan. Tapi Jihan tahu itu mustahil.Jihan berharap untuk ulang tahun yang ke 13 ini Jihan meminta untuk menjadi lebih baik. Jadi anak yang baik dan anak yang berbakti kepada orang tua.
Jihan selalu bersyukur Jihan ada diantara kalian. Jihan senang ada diantara kalian. Tapi tidak lagi semenjak Jenna ada.
Jihan cemburu. Jihan cemburu kalian lebih memerhatikan Jenna. Semenjak Kakak sekolah di luar negeri,Jihan merasa dianggap semakin tidak ada oleh kalian.
Dan,harapan Jihan untuk Kakak. semoga Kakak selalu di samping Jihan ya. Jihan sangat bersyukur punya kakak yang baik. Sangat sangat baik.
Jihan selalu berdoa yang terbaik untuk kalian semua. Terimakasih.
***
Author pov.
Jihan menutup diary nya. Dia terkejut ketika melihat jam sudah hampir jam 7.
Ibunya sudah memanggilnya dari bawah.
Jihan turun ke bawah. Dia melihat keluarga nya sudah selesai sarapan.
"Jihan,berangkatnya sama supir ya. Ayah mau antar Jeje ke sekolah. Hari ini Jeje ada acara." ucapan Ayahnya membuat Jihan menoleh.
" Iya Ayah." jawab gadis itu.
Jihan hanya pasrah. Dia sudah biasa seperti itu. Selalu saja Jeje yang dipedulikan. Tuhan tidak adil bukan?
Jihan tidak sarapan di rumahnya. Dia terbiasa membawa bekal ke sekolah untuk dimakan pada waktu istirahat.
" Pak,ayo berangkat." ucap Jihan pada supir itu.
****
ohiya, lebih enak sedikit2 atau agak panjang nih cerita per chapt nya? hwhwhw aku nanya ama siapa ಠ‿ಠ

KAMU SEDANG MEMBACA
WE | Park Jihoon Treasure
FanfictionBagaimana jadinya jika kamu memiliki teman masa kecil dan terlibat perasaan? Bahagia? Tentu tidak. Tidak bagi yang tidak terbalas perasaannya. Bayangkan. Kamu sudah dekat dengannya dari kecil, kemudian kamu bertemu dengan teman baru beberapa tahun k...