14 - 4

737 87 5
                                        

——————————

Jihan menunggu jemputannya agak jauh dari sekolah. Dia sedang di minimarket sekarang. Dia membeli makanan untuk camilannya nanti malam.

tit!

Klakson mobil itu membuat Jihan sedikit kaget.

" Aigo Unjeonsa-nim! Jihan kaget. "

Supirnya hanya terkekeh.

"Ayo Jihan, pulang sekarang."

" Nee Unjeonsa-nim. " Jihan langsung membuka pintu mobilnya dan masuk.

( supir )

***

" Unjeonsa-nim! Ibu ada di rumah? " Jihan membuat supirnya menoleh.

"Kalau tadi Ibu katanya mau pergi ke sekolahnya Jenna. Tapi sekarang saya gak tau, mungkin sudah pulang?"

"ouhhh.."

"Emang ada apa Nak Jihan? Tumben nanyain ibu, " Supir itu terlihat penasaran dengan Jihan yang menanyakan ibunya.

"Ngga kok Pak. Cuma ada keperluan." Jihan hanya menjawab sambil tersenyum tipis.

Sesampainya di rumah,Jihan melihat pintu rumahnya terbuka. Yang artinya kedua orang tua bersama dengan adiknya sudah pulang.

"huh..." Jihan menghela napas lemas.

Dia memasuki rumahnya yang luas. Dia menuju dapur untuk makan. Di sana sudah ada kedua orang tuanya dan adiknya.

" Jihan? Sudah pulang." Ayahnya menoleh,lalu melanjutkan makannya.

"Iya yah."

"Eh, Jihan sudah pulang. Sini Saya ambilkan nasi, makan dulu." Bi Sita –pembantu rumahnya.

" Nee imo. Terimakasih." Jihan langsung melangkah menuju tempat nasi dan mengambil nasi beberapa sendok.

Ibunya? Dia sedang menyuapi adiknya –Jeje.

Mereka terlihat tidak peduli terhadap Jihan yang notabennya anak kandungnya sendiri.

"Ayah, Ibu. Sekarang hari ulang tahun Jihan." Jihan mengatakannya dengan kegugupan dalam hatinya.

"Kenapa? Mau minta kado?" Ayahnya terlihat tidak peduli (?).

" Iya yah. Bukan kado kasih sayang kalian kok. Jihan minta Jihan sekolah bareng sama kakak. Please, Jihan minta itu aja. Jihan gapernah minta apa apa sama kalian." Jihan sedikit cepat mengatakan permintaannya karena takut Ayah dan Ibunya tidak setuju.

" Yahh.. Kalo kak Jihan sekolah bareng Kakak nanti Jeje gimana dong?..." Anak itu sedih. Padahal tidak dekat dengan Jihan.

" Aniya. Kakak sebentar sekolahnya. Jeje kan ada Ayah sama Ibu." jawab Jihan sambil tersenyum melihat adiknya.

"Kalo itu mau kamu, terserah aja. Kamu jaga diri baik baik." ujar Ibunya.

"Iya bu. Jihan bisa jaga diri. Gimana Ayah? Bisa kan kabulin permintaan Jihan?" tanya Jihan pada Ayahnya yang sibuk memainkan ponselnya.

"Semester dua aja. Kamu semester dua aja pindahnya, kalo sekarang ribet. Ayah banyak urusan." jawab Ayahnya.

"Iya yah. Makasih."

Jihan pergi ke wastafel untuk mencuci piring miliknya. Padahal ada pembantu. Kenapa?

Oh, dengarlah. Jihan sangat mandiri. Dia tidak ingin menyusahkan Bi Sita.

***

Jihan menuju kamarnya yang ada di lantai dua. Dia akan pergi mandi dan bersih bersih.

Sesudahnya, Jihan pergi belajar untuk persiapan ujian semester. Dia memang anak yang rajin.

Dia teringat kakaknya. Jihan segera membuka ponselnya yang berada di lemari baju nya.

Jihan bukan menyembunyikan ponselnya dari orang rumah, Dia memang tidak minat untuk berlama lama dengan ponsel.

Jihan hanya memakainya ketika butuh sesuatu.

Grup kelas? Ah, Jihan tidak pernah membuka itu. Dia hanya menyimpan kontak Kakaknya, orang tuanya, supirnya, saudara dekatnya, dan pembantu di rumahnya.

Dan mantan teman dekat nya, Yora.

Jihan mengaktifkan ponselnya. Dia menyalakan wifi nya. Jihan membuka aplikasi pesan nya.

Jinaniii uuu
|dear Jihan adiku sayang.
selamat ulang tahun! cie nambah umur
jangan lupa traktirannya ya kalo kakak pulang
kakak kirim sesuatu loh buat kamu.

|dibuka ya paketnya.

|sekarang udah kelas 2 smp ya?
udah besar ya Jihan.

|tetep jadi Jihan yang kakak kenal yaa?
|Kakak mau kamu jangan peduliin omongan ayah sama ibu.
jangan dimasukkin ke hati.

|tetep kuat ya,Jihan!
salam untuk unjeonsa-nim. imo do.

| dahh, kakak ada kelas nih
selamat ulang tahun Jihannn♥️

" ahh, Kakak! makasih.." Jihan terharu membaca pesan dari kakaknya.

Jihan membuka pesan lainnya.

Pesan dari Ben? Mungkin? Profilnya sepertinya foto Ben.

xxxxxx
|Hai! Jihan.
|selamat ulang tahun!
|tetap jadi Jihan yang aku kenal ya!

" Eh? Makasih. haha."

ting!

Satu pesan masuk ke ponsel Jihan.

Yora.

Jihan membuka pesan itu.

|selamat nambah umur, Jihan.
|doa yang terbaik buat kamu.
|makasih udah pernah jadi sahabat aku.

Jihan membaca pesan itu. Entah kenapa dia ingin rasanya mendapat pesan dari teman masa kecil nya.

Dia muak ketika melihat kata sahabat di pesan Yora.

Ah, Jihan tidak kuat berlama lama membaca pesan pesan itu. Jihan tertidur dengan ponsel yang masih ada di tangannya.

this story is soooooo weird :(

☄️☄️☄️☄️

👇🏼👇🏼👇🏼👇🏼 Votement juseyoooo💙

WE | Park Jihoon TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang