Bagaimana jadinya jika kamu memiliki teman masa kecil dan terlibat perasaan?
Bahagia? Tentu tidak. Tidak bagi yang tidak terbalas perasaannya.
Bayangkan. Kamu sudah dekat dengannya dari kecil, kemudian kamu bertemu dengan teman baru beberapa tahun k...
" Apaan si?" Jihan melepaskan tangan anak laki laki itu dari tangan kanannya.
" Jahat banget si? huh...." rengek laki laki itu.
Jalanan sudah sepi. Jihan tadi sempat ke ruang kepala sekolah dahulu untuk membawa piagam dari prestasi yang dicapainya.
Piagam apa? Hanya masuk peringkat pertama mendapat piagam? Kalian bertanya itu?
Oh, jangan salah. Sekolah itu sekolah orang orang yang berprestasi. Persaingannya sangat ketat. Jika kalian peringkat terakhir di sana, mungkin kalian bisa menjadi peringkat pertama di sekolah lain.
Sekolah itu tidak tertandingi, bahkan sering masuk berita sekolah terbaik di dunia.
"Jihann ihh :( " anak laki laki itu merengek lagi.
Jihan memberhentikan langkahnya sehingga laki laki yang berada di belakangnya menubruk punggungnya. " Ada apa Kim Junkyu?"
"Ih serem banget mukanya Jihan..." Kim Junkyu bergidig ngeri.
Iya, anak laki laki itu Kim Junkyu. Dia terlihat seperti anak TK yang merengek meminta sesuatu.
" Lagian si gajelas banget pegang pegang Jihan. " Jihan meneruskan langkahnya.
"Pak!" Jihan melambaikan tangannya kepada supirnya yang sedari tadi menunggu di super market.
Sekolah Jihan sejajar dengan supermarket disana. Jadi kalau Jihan sedang ingin di jemput, tinggal tunggu di sana.
"Jihan! Junkyu mau numpang boleh ga? boleh ya. Makasih (◍•ᴗ•◍)" Junkyu tidak menunggu jawaban dari Jihan, Dia langsung masuk begitu saja ke dalam mobil.
" Junkyu ihh!! Siapa yang izinin kamu masuk mobil aku?!"
" Nggak ada."
" Ah! udah ah sebel!"
Jihan memasuki mobilnya. Wajahnya terlihat sangat kesal ketika melihat seorang Kim Junkyu.
Siapa yang tidak kesal dengan anak seperti dia?
"Pak, Jihan mau ke toko buku dulu. Tolong anterin dulu ya pak." Gadis itu meminta supirnya untuk mengantarnya. Tapi, bagaimana dengan anak laki laki yang tidak diundang ini?
"Junkyu gimana dong? :(" anak itu lagi lagi merengek seperti anak kecil.
" Balik aja sana sendiri!" Jihan memalingkan mukanya ke arah lain. Dia terlalu kesal dengan anak laki laki ini.
" Hmm.... Yaudah deh, Junkyu ikut aja ya? hehe."
Kim Junkyu. Tolong. Tolong hentikan ini. Jihan sudah mau meledak mendengar suara anak satu ini.
Diperjalanan, Jihan hanya tiduran di pundak seorang Kim Junkyu. Romantis bukan?
Oh, tentu tidak.
*
"Pak supir! Tau gak? Jihan dapet peringkat pertama di paralel loh! HAHAHA!" anak laki laki itu bercerita sepanjang perjalanan menuju toko buku.
Ucapan Junkyu membuat Jihan terbangun. Jihan menampar mulut Junkyu sedikit keras. Junkyu hanya merengek kesakitan.
" Wah, Jihan selamat ya. Pak supir ikut seneng!" Supir itu tersenyum lebar mendengar kabar baik Jihan.
Jihan sudah sampai di toko buku. Dia turun dari mobilnya diikuti Junkyu.
Toko buku yang sangat penuh kenangan yang ia benci, meskipun kenangan itu terbilang cukup indah.
" Jihan mau masuk kesini?" Tanya Junkyu hati hati.
Jihan menoleh, " A-ah. Iya, Toko buku ini. Kamu kan udah tau sebelum aku pindah sekolah aku mau beli buku di toko ini." jawabnya.
" Heungg.. Yaudah deh, ayo kita masuk!" Junkyu terlihat bersemangat. Keduanya memasuki toko buku itu dengan perasaan masing masing yang berbeda.
Toko buku ini terkenal dikalangan siswa siswi Junior High School Seoul, tempat Jihan bersekolah. Lebih tepatnya, toko buku ini milik sekolah itu.
Jihan sedang mencari buku diary untuk persiapan nanti ketika dia pindah sekolah. Jihan selalu mengganti buku diary nya setiap sudah penuh.
Dia dan Junkyu berpisah, karena lumayan banyak anak anak sekolahnya yang sedang mampir kesini. Entah itu sekedar membaca buku, melihat lihat buku, ataupun membeli buku.
Perpustakaan khusus untuk membaca ada di lantai dua. Lantai satu hanya tempat parkir dan sedikit ruangan untuk menitipkan sesuatu.
Jihan sekarang ada di lantai tiga, tempat buku catatan atau semacamnya dijual.
"ah! chajatta!"
" Jihan? Ngapain disini?" seseorang bertanya sedang apa dirinya disini. Bukankah sudah jelas Jihan sedang mencari sesuatu?
" Lagi cari buku." jawabnya singkat.
" Oh, yaudah gue pergi dulu ya, mau cari Yora." ujarnya.
Jihan hanya mengangguk.
아파도 괜찮아 사랑 하기 때문에~
Ponselnya berdering menampilkan nama 'Koalla'.
Jihan mengangkatnya.
" Apa lagi Junnnnn?"
" Enggak. Hehe. Jihan dimana? dicariin kok gaada? Ayo pulang, amma aku ada di rumah kamu."
" Iya, bentar bentar mau bayar dulu. Jihan ada di lantai tiga deket kasir. Sini samp- "
"Oke."
Telepon dimatikan sepihak oleh 'Koalla'.
" Nyebelin banget si?" Jihan mulai kesal lagi pada anak itu.
Jihan sedang mengantri. Dia melihat Yora bersamanya di antrian sebelah. Oh, ayolah. Jihan sakit melihatnya.
Kim Junkyu sudah terlihat di eskalator.
" Jihannnnn! Dicariin ih! Lama banget!"
" Namanya juga perempuan ih Junkyu mah!" Jihan mencubit tangan Junkyu. Yang dicubitnya? Hanya meringis.
Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang melihat kedekatan mereka berdua. Sakit. Itu yang dirasakan Dia.
" Makasih mba!" Junkyu sangat semangat ketika akan pulang. Sedangkan Jihan masih melihatnya kesal.
Mereka berdua keluar dari toko buku itu.
" Pak supir! Ayo pulang!"
" Siapp Junnn!!"
" Pak supir sama Junkyu kayaknya cocok nih. hih.." Jihan bergidik ngeri.
🍚
kuykuykuykuy~~🚂🚂
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.