Jangan lupa untuk selalu tersenyum Shena😊*
*
*Happy Reading Guys 😊
* * *
"Saya ambil yang ini aja mbak," ucap seorang cowok menunjuk sebuket bunga lily putih.
"Bisa buat note kan mbak?" tanya cowok itu.
Shena mengangguk, lalu mengambil sebuah kertas dan pulpen."Mbaknya aja yang tulis ya, tulisan saya nggak bagus soalnya." Ucap cowok itu lagi.
Shena kembali mengangguk.
"Boleh,"
Shena langsung mengambil kertas dan pulpen itu lebih dekat dengannya. Shena menatap cowok itu, menunggu kalimat yang akan ia tulis di kertas itu.
"Happy Anniversary." Ucap cowok itu menjeda. Sepertinya dia masih memikirkan kalimat selanjutnya yang akan Shena tulis.
"Layaknya lily yang putih dan suci. Seperti itulah cintaku padamu. I Love you."
Shena menuliskan kalimat itu dengan hati-hati. Tulisan tangan Shena memang cukup bagus. Wajar jika pembeli selalu meminta Shena untuk menuliskan kalimat pada bunga mereka.
"Ini mas, sudah." Shena langsung memberikan bunga tadi kepada cowok itu, setelah meletakkan kertas note yang sudah Shena tulis tadi ke dalamnya.
"Oh iya, makasih mbak."
"Iya mas, semoga pacarnya suka." Ungkap Shena tulus.
Cowok itu tersenyum lalu mengeluarkan uang untuk membayar bunga pilihannya tadi. Setelah selesai membayar, cowok itu langsung pamit pergi.
"Terima kasih mas, jangan lupa datang kembali." Pesan Shena dengan ramah.
Cowok itu pun keluar dari toko Shena dengan senyuman yang mengembang di wajahnya. Mungkin karena dia akan merayakan hari spesial dirinya dan pasangannya.
"Ekhemm mbak saya pilih yang ini deh," sebuah suara membuat fokus Shena langsung berpindah.
Shena menatap sang pemilik suara. Yang tidak lain adalah Evan. Cowok itu masih di sini sejak tadi. Membuat banyak kekacauan. Dari menghancurkan rangkaian bunga Shena, mengganggu Shena ketika merangkai hingga memetik kelopak bunga mawar sampai botak. Dan sekarang, cowok ini tengah berdiri di hadapan Shena seperti seorang pelanggan. Evan memegang sebuket bunga mawar putih dengan pita merah mengelilinginya. Entah apa lagi yang akan cowok ini lakukan.
"Lo ngapain?" tanya Shena sengit.
"Santai dong buk, gue pelanggan loh. Gue mau beli bunga ini," jelas Evan, sepertinya kali ini Evan serius. Karena terlihat cowok itu tengah mengeluarkan uangnya dari dalam dompetnya.
Shena menghela napas cukup dalam. Seharusnya Shena tidak perlu emosi seperti ini.
"Lo beneran mau beli bunga itu?" tanya Shena mencoba memastikan lagi.
Evan tersenyum cukup lebar.
"Iyalah, ya kali becanda." Evan meletakkan beberapa lembar uang seratus ribu di atas meja. Mendorongnya mendekat ke tangan Shena.
Shena yang melihat itu langsung mengambilnya, lalu menghitungnya.
"Ini kebanyakan, harga bunga gue nggak semahal itu." Ujar Shena setelah menghitung uang yang Evan berikan. Jumlahnya hampir tujuh ratus ribu. Sedangkan harga bunga Shena hanyalah seratus lima puluh ribu. Dan sisa uang Evan tentu cukup banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simbiosis Mutualisme (Esok ada atau tidak)
Romans"Tapi gue cintanya sama Lo, Van." Ucap Shena dengan berani. Cowok yang ada di hadapan Shena itu hanya tersenyum menanggapi pengakuan Shena barusan. Sampai akhirnya dia menjawab setelah beberapa saat. "Gue tahu She, Tapi gue nggak punya hati untuk gu...