Bab 3 | Konsultasi

2 1 0
                                    

Siapkan keripik untuk cemilan membaca. Happy Reading Guys 😊

*
*
*

"Gue sadar yang namanya cinta terkadang harus mengikhlaskan. Dan gue percaya kalau jodoh pasti akan dipersatukan....."

* * *

“Lo sendiri kenapa putus?” tanya Evan yang tengah menatap Nando.

Adam dan David ikut menatap Nando. Setelah tadi David bercerita tentang hubungannya, kini giliran Nando. Terlihat wajah Nando berubah tidak semangat.

“Kalian serius nanya masalah ini ke gue?” tanya Nando hati-hati.

Adam dan David mengangguk.

“Yakin?”

Adam dan David mengangguk lagi. Membuat Evan menatap ketiga temannya ini bingung.

“Serius ini?”

“Ngangguk lagi?” pekik Evan langsung. Dan benar saja Adam dan David mengangguk lagi.

“Lo pada kesini kan emang mau konsultasi sama gue ngapa Lo nanya lagi, gue mau denger apa kaga!!” ucap Evan pada Nando.

“Yaelah Van, gue kan Cuma memastikan aja. Lo pada bakal mau nggak dengerin keluhan gue.”

“Halah sok iya Lo, palingan alasan putus Lo karena kebucinan Lo itu. Teleponan tiap jam, nanya kabar setiap detik. Atau bahkan makan bareng tiap waktu makan.” Celetuk Adam.

“Atau karena Lo ngintipin tetangga dia mandi?” tanya Evan tidak ada hubungannya sama sekali.
Dan hal itu sukses membuat bungkusan roti yang ada di tangan  David melayang ke arah Evan.

“Apa hubungannya bego,”

“Ya hubung-hubungi aja dulu manatau kalau cocok kita nikah,” jawab Evan makin ngawur.

“Sinting!!!”

Sebenernya niat mereka untuk konsultasi dengan Evan adalah sebuah kesalahan besar. Karena Evan tidak akan pernah serius dalam menyikapi ini. Meskipun Evan lebih tua beberapa hari dari mereka semua. Namun tetap saja, otaknya di bawah standar. Nando hanya diam, dia memilih memainkan ponselnya saja. Niat untuk bercerita sudah hilang karena tingkah Evan barusan.

“Bener Do, Lo ngintipin tetangga pacar Lo?” tanya David dengan polosnya.

Nando langsung mengangkat kepalanya, menatap David tidak percaya.

“Dih ya kagalah, kurang kerjaan banget gue sampe begitu. Nih si Evan suka ngasal kalau ngomong.”

“Terua kenapa Lo putus?” tanya Evan, David dan Adam bersamaan.

“Dih kompak bener,” sindir Nando.

“Nggak cerita juga, gue karungin Lo sumpah!!” ucap Evan kesal.

“Yaelah gitu aja emosi. Oke gue cerita, jadi gini.”

“Tunggu-tunggu,” tiba-tiba suara Evan menginstruksikan Nando untuk menahan ceritanya.

“Kenape lagi?” tanya Nando.

“Lo mau cerita Lo putus tadi malam, kan. Emang Lo putus sama siapa?”

Ketika orang yang ada di hadapan Evan saling menatap satu sama lain.

“Emang menurut Lo sama siapa!! Pacar gue kan Cuma satu si Atika, Lo kira gue Adam.”

“Bener juga sih, yang playboy kan Adam bukan Lo,” ujar Evan menyadari sebuah fakta.  “Yaudah deh lanjut,” instruksi Evan lagi.

Nando mengangguk mengiyakan. Sedangkan ketiga sahabatnya mulai fokus pada dirinya.

Simbiosis Mutualisme (Esok ada atau tidak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang