🏹Ch Twenty 3️⃣ : 𝐌𝐨𝐫𝐧𝐢𝐧𝐠 𝐱𝐱𝐱🏹

9.9K 943 183
                                    

⚠️🔞🔞🔞⚠️
Diingatkan sekali lagi, kalo yang gasuka bisa skip bagian 🔞 nya oke?


Jihoon melenguh pelan, ia menggeliat dalam tidurnya. Perlahan matanya terbuka karena sinar matahari yang mulai masuk ke dalam sela-sela jendela kamar.

Tangannya meraba ke sisi kosong di sampingnya.

"Engh, Sukkie?" Panggilnya pelan. Tak ada yang merespon.

Jihoon terpaksa menduduki tubuhnya di kasur dan melirik ke sekitar.

Ia menyampirkan selimut yang menutupi bagian tubuhnya yang polos.

Ah, semalam memang mereka melakukan percobaan membuat anak. Tapi sepertinya tidak akan jadi karena Hyunsuk memaksa untuk mengeluarkan di luar.

Besok Jihoon akan coba lagi.

Mwehehehheheeh

"Sukkie?" Jihoon memakai boksernya yang terjatuh di lantai lalu keluar dari dalam kamar.

Ia celingak-celinguk mencari keberadaan Hyunsuk. Saat mencium bau masakan, ia melangkahkan kakinya ke dapur.

"Hum, dipercepat jadi minggu ini? Ugh, tapi aku belum siap Noona..."

Jihoon menghentikan langkahnya saat mendengar suara Hyunsuk.

"Noona tau sendiri kan aku bagaimana? Baiklah, minggu ini kan? Aku pasti ke bandara tepat waktu, Noona."

Hati Jihoon rasanya seperti diremas. Jihoon sedih, Jihoon marah, Jihoon kesal.

Jadi Hyunsuk benar-benar akan meninggalkannya? Dan dia pergi minggu besok?

Jihoon tidak terima.

"Iya Noona di sana harus— eh, Hoon?" Hyunsuk berbalik cepat merasakan sebuah tangan di pinggangnga. Ia melihat Jihoon berdiri di belakangnya tanpa sehelai atasan, membuat pipinya memerah.

"Hyunsukie?"

Suara di ponsel Hyunsuk terdengar membuat Hyunsuk tersadar dan mengalihkan panggilannya.

"I-iya Noona, aku di sini." Hyunsuk berbalik, kembali fokus dengan adonan pancake yang sedang di masak dan juga telepon dari Jennie. Ia membiarkan Jihoon memeluknya dari belakang.

"Hng," Hyunsuk terkesih merasakan tangan Jihoon mulai masuk ke dalam bajunya.

"Hoon!" Hyunsuk berbalik, menatap Jihoon dengan kesal dan mendorong pelan dada bidang Jihoon yang terbuka.

Jihoon menahan tangan Hyunsuk di dadanya. Ia menarik pinggang Hyunsuk mendekat.

"Sukkie, kau masih di sana?" Hyunsuk dengan sigap mematikan telfon dan mendorong tubuh Jihoon yang semakin menempel.

"Jihoon!" Badan Jihoon tak mau bergerak. Tangan Jihoon terulur menuju kompor di belakang Hyunsuk dan mematikannya, lalu ia mendorong tubuh Hyunsuk ke kulkas yang berada di dekat sana.

Brukk

Hyunsuk mengeluh pelan saat punggungnya sedikit terbentur kulkas, saat ingin marah, ia merasakan bibirnya terbungkam.

"Hngghh, hoon!" Jihoon menciumnya, melumat bibirnya dengan tergesa-gesa. Tangan Jihoon juga berhasil masuk ke dalam sweatshirt putih Hyunsuk.

Sembari melumat bibir Hyunsuk, tangan Jihoon beralih mengusap punggung terbuka hyunsuk dan tangan kirinya menyubit puting Hyunsuk yang sudah tegang.

"Eunggh, jihhh—" Hyunsuk mendesah merasakan putingnya dicubit.

Bibir Jihoon kini beralih turun ke leher Hyunsuk, menghisap kuat kulit putih Hyunsuk dan berharap meninggalkan tanda di sana.

𝗨𝗻𝘄𝗮𝗻𝘁𝗲𝗱 𝗠𝗮𝘁𝗲 |hoonsuk| ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang