🔞WARN DISTURBING CONTENT: ADEGAN INTIM DAN KEKERASAN🌚
Hyunsuk meringis, pergelangan tangannya mulai perih. Ia juga merasakan sengatan-sengatan kecil itu.
Tato mereka bergesekan.
Hyunsuk mendesah pelan. Jadi ini adalah akhirnya ya?
Well, shit.
Hyunsuk terlalu larut dengan pikirannya. Jika Jihoon tau kebenaran ini, berarti Jihoon akan menolaknya. Mendapat penolakan dari soulmate mu itu menyakitkan.
Pikiran negatif mulai menyeruak masuk ke dalam otak Hyunsuk.
Ia berfikir untuk mengakhiri hidupnya sesaat mendapatkan penolakan dari Jihoon.
Hm, aku mati dengan apa ya? bisiknya pelan.
Tanpa sadar Hyunsuk terkekeh pada dirinya. Menertawai hidup indahnya yang sebentar lagi berakhir.
Hyunsuk mulai tak tahan dengan sengatan itu yang terasa memuakkan.
"Berhenti, Park Jihoon!" Hyunsuk menahan dirinya. Namun sosok di depannya tak beralih menatapnya.
Mereka berhenti sesaat. Tangan Jihoon kembali menarik paksa Hyunsuk. Kini dua kali lebih menyakitkan dari sebelumnya.
Sengatan itu semakin bertambah sakit seiring dengan bertambah cepatnya langkah Jihoon menyeret tubuhnya yang terus menolak.
🔞WARN🔞
"Aw, akh!" Jihoon mendorong tubuh Hyunsuk masuk ke dalam ruang kelas yang kosong. Hyunsuk mengusap pelan pergelangan tangannya yang mulai membiru.
Matanya beralih ke sekitar. Ruang kelas ini terlihat tak pernah dipakai. Debu berada di mana-mana.
Hyunsuk langsung merasakan sesak. Dia alergi debu.
"Jihoon, aku—"
"Diam, Choi Hyunsuk." Jihoon meraih pinggang ramping Hyunsuk. Meremas pinggang itu dengan seduktif.
"Park Jihoon! Aku—"
"DIAM KUBILANG!" Jihoon merasakan amarahnya meluap. Entahlah, sesuatu seperti mengambil alih tubuh Jihoon.
Jihoon mendorong tubuh Hyunsuk ke ke bawah. Memaksa pria itu berbaring di lantai.
Hyunsuk meringis pelan, mulai merasakan debu-debu di sampingnya masuk ke rongga dadanya.
Nafasnya berat.
"Kau cantik." Jihoon tersenyum sinis melihat Hyunsuk yang tak berdaya. Ia tahu, Hyunsuk menginginkam sentuhannya.
Namun sebenarnya, tidak. Tidak juga.
Jihoon menubrukkan bibirnya ke atas bibir pria mungil itu.
Hyunsuk melenguh pelan. Bukan, bukan karena rasa nikmat nan laknat itu.
Namun karena akses satu-satunya untuk bernafas kini terhalang. Jihoon seakan meraup semua oksigen yang Hyunsuk miliki.
"Ji-jihoon, na- nanti dulu-" Hyunsuk mulai terbata. Jihoon menulikan kupingnya.
"Choi Hyunsuk, aku sudah tak peduli jika kau adalah soulmateku atau bukan. Aku membencimu, sangat," aku membencimu karena kau membuatku gila akan rasa ini, lanjut Jihoon dalam batin.
Namun yang Hyunsuk dengar hanya sebatas, Aku membencimu.
Dada Hyunsuk kembali terasa di remas. Dadanya naik-turun, sesak.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗨𝗻𝘄𝗮𝗻𝘁𝗲𝗱 𝗠𝗮𝘁𝗲 |hoonsuk| ✔
Fiksi PenggemarBagaimana kalau jodoh atau soulmate mu adalah musuh mu sendiri? Kacau. Takut. Juga Cemas. Itu yang selalu berada di bayang-bayang Choi Hyunsuk. Menjadi Mate dari Park Jihoon bukanlah perkara yang mudah, apalagi mengingat mereka berdua memiliki masal...