Bab 24: Talak 3

12.4K 535 66
                                    

1 tahun kemudian

🍁🍁🍁

Setiap orang akan mendapatkan karma atas perbuatannya. Aku tidak pernah percaya pada karma sebelum mereka datang padaku. Aku menyesal telah menggambarkan Rihana dengan sangat buruk. Aku menyebutnya masih mencintaiku padahal sebetulnya aku tidak tahu seperti apa perasaannya padaku.

Aku berharap seandainya Rihana bisa mengandung anakku sehingga dia tidak bisa lari dariku, supaya dia bisa kembali padaku. Sayangnya, cerita yang kuharap tidak akan pernah terjadi di kehidupanku. Tidak ada apa pun yang terjadi pada Rihana setelah setahun berpisah dari Rihana.

Mungkin seseorang di luar sana berharap Rihana menjauh dariku kemudian membuktikan dirinya bisa sukses. Tapi, Rihana bukan pecundang. Dia tidak akan lari dari semua masalah ini, dia tetap berada di sini, di bawah langit yang sama denganku, untuk membuka mataku bahwa aku telah melepaskan berlian dalam hidupku. Dialah harta paling berharga yang pernah aku punya.

Mungkin aku salah menilai Rihana. Aku meremehkannya. Kupikir dia akan selalu bergantung padaku. Nyatanya tidak, tuntutannya soal rumah kami dikabulkan pengadilan. Aku dan Desi terpaksa tinggal di sebuah kontrakan murah untuk sementara selagi orang tuaku yang berada mengusahakan sebuah rumah untukku.

Aku merasa terpuruk hidup tanpa Rihana. Aku butuh tempat bersandar, dan Desi mulai bosan dengan keinginanku kembali pada Rihana. Dia mulai menuntut banyak hal, membatasi gerak-gerikku. Aku tetaplah Arkana, tidak mendengarkan siapa pun. Aku kejar Rihana sampai wanita itu menghancurkan perasaanku hari ini.

"Rihana dan Zain berencana menikah, Arkan. Umi berharap kamu bisa mengikhlaskan semua ini."

Aku mematung dengan hati terkoyak. Mereka memang sering bersama. Tapi, aku tidak pernah bayangkan kalau mereka akan bersungguh-sungguh melangsungkan pernikahan. Aku kehabisan kata-kata.

"Apa Umi bisa bujuk Riris kembali padaku? Aku mohon, Umi! Bantu aku bersatu dengannya. Aku tidak bisa hidup tanpa Riris!"

Ah.... Mengapa kamu lakukan ini padaku, Riris? Mengapa kau hancurkan hatiku dengan menikahi kakakku yang sempurna? Mengapa kau dapatkan pria yang lebih baik dariku? Mengapa kau membuktikan semua yang aku ragukan padamu.

Aku masih ingat saat Rihana membuka olshop sebagai kerjaan sampingan selain sekretaris pribadi kakakku. Aku menghina pekerjaannya yang hanya menjual kerudung segi empat itu. Lalu, dalam lima bulan Rihana membuka sebuah butik. Mulutku bungkam. Dia berhasil memulai karir dari bawah. Karirnya meroket naik seiring karirku terus merosot ke bawah.

"Biarkan Riris bahagia, Nak. Ini keputusan Riris dan Zain. Mereka sudah lama ingin menikah. Tapi, demi menghargai perasaanmu Zain menunda semuanya." Aku diam.

"Kamu seharusnya pertahankan apa yang sudah kamu miliki, Nak. Jagalah Desi dan anak kalian. Istri dan anakmu Rayyan membutuhkanmu."

Rayyan lahir lima bulan yang lalu. Seharusnya aku bahagia. Namun, aku terjebak di masa lalu. Aku tidak bisa melupakan cintaku pada Rihana. Sampai dia memutuskan berpisah dengan diriku. Kini aku bisa rasakan kepingan hati Rihana yang sakit karena perbuatanku dulu. Beginilah rasanya melihat orang lain akan dimiliki orang lain? Sakitnya.... Lebih sakit dari tidak makan setahun di dalam penjara.

"Aku belum mencintai Desi, Umi."
Aku berusaha mencintainya. Tapi, aku tidak bisa. Aku masih mengharapkan mantan istriku. Rihana tidak akan melakukan kesalahan yang sama dengan menerima aku kembali. Aku berjanji akan bertobat. Namun, hati yang luka sulit untuk disembuhkan. Aku salah mengekspresikan rasaku pada Rihana.

"Kau bisa mencintainya, Nak. Kamu hanya perlu menjalaninya dulu."

Aku tidak tahu apakah benar bahwa aku bisa mencintai Desi? Aku sama sekali tidak tahu. Aku sudah mencoba. Pada akhirnya aku tidak berhasil. Adanya Rayyan di antara kami tidak membuat kami semakin dekat. Tidak ada yang berubah.

🍁🍁🍁

"Kak Zain," panggilku.

Zain menyahut sehingga aku berujar, "Bisakah Kak Zain berjanji tidak akan menikahi Riris di masa depan?" Mungkin aku egois. Tapi, harus bagaimana lagi aku bertindak? Aku masih mengharapkan mantan istriku kembali padaku.

Zain membeku. Apakah kakakku sudah memiliki rasa terhadap Rihana? Ini tidak boleh terjadi! Tidak seharusnya terjadi!

"Tolong berjanji, Kak!"

Aku sangat berharap Zain mau berjanji untuk menjauhi Rihana.
"Maaf, Arkana. Aku tidak bisa janji. Aku tidak yakin dengan perasaanku. Aku hanya ingin Riris bahagia. Entah kami menikah atau tidak. Kamu harus merelakan apa pun yang terjadi."

🍁🍁🍁

Aku pulang ke rumah. Aku masih cukup waras untuk tidak mengamuk di rumah Rihana. Aku berusaha menekan diriku untuk tidak mudah emosi. Desi sedang mandi waktu aku sampai di rumah. Atas saran Umi, aku mau memulai semuanya dengan Desi. Aku ingin bergabung istriku mandi. Kupikir bila kami terus bermesraan maka cintaku pada Rihana akan hilang. Aku nyaris menggapai pintu kamar mandi waktu kudengar ponsel Desi berdering.

Aku mengangkat ponsel itu. Lalu....

"Kamu di mana Desi? Aku sudah ada di taman. Jangan lupa bawa uangnya ya, Sayangku."

Aku mengecek nama penelepon dan kudapati nama Irwan ada di sana. Apa yang terjadi? Apa selama ini Desi masih berhubungan dengan Irwan? Aku mematikan panggilan telepon Irwan. Kemudian, aku melihat amplop berwarna coklat yang isinya uang satu juta rupiah dalam tas Desi. Aku bekerja keras untuknya. Lalu, dia membiayai seorang pria? Betapa geramnya aku dengan semua ini.

Marah, aku datang ke taman tempat Irwan berada. Aku menghajar pria itu. Irwan tertawa mengejekku. Tawanya sangat puas. "Kamu memang pria bodoh. Kamu pikir Desi perempuan polos, hah? Dia masuk ke dalam kehidupan kamu, sudah aku rencanakan sejak awal. Desi sangat tergila-gila denganku. Dia rela melakukan apa saja demi diriku termasuk pura-pura mencintaimu."

"Dia bahkan harus mengandung anakmu demi menjadi istrimu."

Dia masih tergelak. Perutku terasa melilit. Aku sudah ditipu oleh orang gila harta ini. Aku mengambil ponsel kemudian merekam pembicaraan kami. Aku tidak akan biarkan dia orang ini lolos.

"Apa kau yang berada dibalik akun 'Hati yang kau sakiti' itu? Kau sengaja buat cerita buruk tentang Desi agar aku marah ke Riris? Kau dan Desi kompak merencanakan ini, bukan?" Mataku merah, kurasakan rahangku mengeras. Semua kebohongan ini telah merusak hubungan rumah tanggaku. Bodohnya aku jatuh pada peranhkap orang-orang ini.

"Aku menceritakan Desi sebagaimana adanya. Dia itu memang perempuan murahan." Irwan tertawa lagi. Gelakannya membuat aku muak. "Kamu tidak mau dengarkan aku dan malah marah ke mantan istrimu. Malangnya wanita itu."

"Dasar kau!" Aku pukul pria ini lagi kemudian kembali ke rumah.
Desi sudah memakai baju. Saat melihatku, dia menyambutku dengan senyum hangat. Desi menyentuh pundakku seperti wanita penghibur. Kedoknya sudah terbongkar, aku merasa jijik dengan dia.

"Rayyan adalah anak kamu sama Irwan, 'kan?"

Mata Desi membelalak. Dia menggeleng keras. Dia langsung menangis dan mengatakan Rayyan putra kandungku. Aku tidak bisa percaya padanya setelah ia menghancurkan kehidupan rumah tanggaku dengan Riris.

"Selama ini kamu bohongi aku! Bisa-bisanya kamu melakukan ini, Desi!"

Aku membentaknya. Aku hampir memukulnya juga. Beruntung aku melirik Rayyan. Kalau bukan karena anakku, sudah kusiksa wanita ini. Desi bersikukuh menjelaskan kalau Rayyan bukan anak Irwan. Kasihan Rihana. Aku menghancurkan hatinya demi wanita macam Desi. Selingkuh dengan Desi adalah bagian terburuk dalam hidupku.

"Aku jatuh cinta padamu saat mengandung Rayyan, putra kita
Tapi aku tidak bisa menunggumu terus, Mas. Aku lelah saat kamu terus mengharapkan Riris."

Desi berusaha membuatku bersimpati kepadanya. Aku terlalu marah. Aku tidak bisa memaafkannya. Aku tidak mau mempertimbangkan wanita ini. Aku putuskan untuk cerai darinya.

"Aku akan mengucapkan talak."

"Jangan, Mas."

"Aku ceraikan kau, Desi Wahyuningsih binti Wardani pada hari Jum'at tanggal 11 Desember dengan talak tiga. Kita akan bertemu di pengadilan agama untuk mengurus proses cerai ini." Aku merekam ucapanku supaya lebih jelas. Rihana maafkan aku atas semua perbuatan burukku.

Instagram: Sastrabisu

Hati yang MenduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang