Bab 2: Permintaan

17.3K 341 0
                                    

Bab 2: Permintaan

Pekerjaan itu butuh loyalitas. Ketika kita mendapatkannya kita mesti berjuang mempertahankan posisi kita tersebut.

Aku bekerja salah satu perusahaan retail sebagai manajer.

Aku mendapatkan pekerjaan itu susah payah, melewati suka maupun duka.

Aku berhasil menduduki posisi itu berkat sikap loyal-ku pada perusahaan.

Ayahku yang selalu kupanggil sebagai Abi, punya usaha ternak sapi.

Kini usaha itu berubah jadi pabrik pengolahan susu sapi.

Saudara angkatku, Zain menjadi pemimpin di perusahaan buatan ayahku itu.

Aku diajak bergabung di sana. Namun aku menolak. Aku mau mendapatkan uang hasil usahaku sendiri.

Meskipun gajiku tak sebanyak penghasilan Zain.

Aku tetap bahagia sebab bagiku bukan uang yang aku butuhkan melainkan cinta.

Bersama Rihana sudah membuat hidupku berwarna.

Abi kecewa dengan keputusanku namun aku berusaha meyakinkan beliau kalau aku menolak pekerjaan dari ayahku karena aku merasa aku perlu mandiri.

Abi belum bisa menerima itu.

Tetapi sebagai anak, aku tak pernah lupa bersilaturahmi ke rumah orang tuaku.

Zain mengembangkan perusahaan Abi hingga keuntungannya berkali-kali lipat.

Zain terlalu sibuk bekerja sampai lupa kalau dia seharusnya menikah.

Aku selalu bujuk kakakku menikah namun dia bilang belum siap. Dia tidak pernah siap akan sesuatu.

Aku sudah berumur 26 tahun dan sudah punya anak. Aku nikah muda saking cintanya sama Rihana. Aku tidak mau kehilangan dia.

Rihana adalah gadis yang sangat cantik. Dia punya pipi yang bagus, dan bibirnya memikatku.

Aku menikahi Rihana tepat saat dia lulus SMA, persis seperti kisah Umi dan Abi.

Bedanya, mereka dijodohkan. Kalau aku dan Rihana menikah berdasarkan cinta.

Aku baru pulang dari kantor. Aku bawakan pesanan Rihana buat makan malamnya. Ada martabak kesukaan dia.

"Ini makanan kesukaan kamu, Dek. Makan yang banyak ya biar sehat," kataku.

Rihana begitu riang. Dia melompat seperti anak kecil. Aku suka saat dia melakukan hal itu.

Dia sangat imut seperti aktris Korea Selatan.

"Makasih ya, Mas. Kamu baik sama aku. Sayang istri, sayang anak juga."

Aku mendapat hadiah kecupan di pipi. Uqassya, putra kami baru berumur setahun.

Aku sudah bilang ke Rihana agar dia sewa ART. Aku tidak mau Rihana bekerja keras membereskan rumah sekaligus merawat bayi.

Dia istriku bukan pembantuku.

"Sama-sama, Dek. Jangan bosan tinggal sama Mas ya."

Aku tergila-gila pada Rihana. Dia satu-satunya perempuan yang membuat aku jatuh cinta berkali-kali lipat setiap hari.

"Enggak akan. Riris janji bakalan temani Mas Arkan sampai akhir. Sampai nenek-nenek."

Dia antusias. "Mas Arkan 'kan cakep." Aku senang saat dia memuja diriku.

"Mas mau sholat dulu ya. Kamu makan martabaknya sepuasnya. Kalau mau tambah nanti Mas beli lagi." Rihana mengangguk.

Aku masuk ke dalam kamar, mengecup pipi Uqassya sebelum akhirnya masuk kamar mandi.

Hati yang MenduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang