Noda di Dalam Kamar

5.3K 571 35
                                    

"Kamu kok kayak naksir sama istri Fabian?" tanya Alisa menatap dengan cemburu.

"Ck, kamu ini. Aku cuma kagum saja sama wanita itu. Mandiri sekali, suaminya entah ke mana, hamil dan bawa anak, periksa sendirian. Tapi masih senyum seceria itu sama orang. Lihat deh," papar Dimas sedikit menyindir istrinya yang manja.

"Ya, wajar lah. Aku juga kalau kamu terbang mana bisa manja-manja," katanya dengan masuk ke dalam mobil.

Dimas berusaha sabar dengan rasa sakit hati di dadanya. Bukan apa, dia hanya belajar dari Naila yang begitu tegar, bertahan dengan lelaki yang telah menduakannya.

Mungkin alasan anak menjadi masuk akla, tapi tetap saja itu sangat mengerikan.

Tiba di rumah, Alisa masih tetap manja. Bayangan Dimas justru jauh ke kejadian perselingkuhan. Mungkin, istrinya juga semanja ini dengan Fabian.

Mungkin, Alisa juga digendong dengan manja dan mengecup pipi serta leher Fabian.

Jijik, itu yang dirasakannya. Perempuan yang membagi tubuh lebih menjijikan dalam benar setiap orang, padahal lelaki pun seharusnya sama saja.

"Beib," panggil Alisa mengharap.

"Aku lelah," jawab Dimas menolak dan langsung merebahkan diri serta menutup mata.

Tangan lentik itu menyentuh piyama, mulai menggoda dan bermain-main di kulit Dimas. Namun, lelaki itu bergeming, hanya mengatur napasnya.

"Gak usah jaim, deh," goda Alisa sambil terus menggoda dan menyentuh jauh ke sana.

"Hentikan!" teriak Dimas membuat Alisa tersentak.

Wajahnya pias karena terkejut, menatap suaminya yang mengatur napas.

"Sorry, aku ngantuk banget," ujar Dimas tak dapat menyembunyikan keengganan untuk menyentuh istrinya lagi.

Dia sigap mengambilkan makan, minum, dan juga mengantar ke kamar mandi, tapi dia enggan menyentuh dan mencumbu Alisas seperti dulu.

"Kamu kenapa, sih? Kayak gak napsu sama aku?"

"Aku lelah lho terus-terusan gendong kamu, siapin makan dan dimun kamu, antar ke kamar mandi. Lagian kamu juga masih sakit, gak enak akunya. Posisinya serba salah," ujar Dimas sambil membuang napas kasar.

"Ya udah, besok kamu terbang aja sana, biarkan aku sendiri," katanya dengan cemberut dan menutup wajah dengan selimut.

Kamu sedang tertawa kan? Bukan menangis. Aku tahu, kamu memang pengen aku pergi supaya si Fabian datang ke sini dan memuaskan kamu!

Dimas tak peduli, dia memilih mencoba menenangkan hatinya yang sudah tak tahan ingin memergoki istrinya dengan lelaki itu.

Saat Alisa tertidur, dia memasang CCTV di balik vas bunga yang mengarah ke ranjang. Pun ruang tamu dan kamar mandi. Tempat-tempat yang mungki dijadikan untuk berbuat asusila.

Apalagi, Alisa sudah bisa berjalan esoknya. Hanya pincang, dan enggan ditemani Rena--adik Dimas. Padahal dia akan terbang selama tiga hari lamanya.

Dimas pun pasrah, jika kemudian CCTV itu menangkap gambar-gambar yang menyakitkan. Atau mungkin gambar Alisa bisa berjalan dan pergi keluar rumah dengan Fabian.

***

Tidak sabar, itulah perasaan lelaki yang berprofesi sebagai pilot tersebut. Dia baru saja mendaratkan pesawat dengan aman dan sekarang bersama para kru menuju tempat istirahat.

Dia berpamitan pada teman-temannya, menuju toilet dengan gemetar dan gugup. Membuka ponsel dan menyalakannya. Membuka CCTV aktifitas Alisa di dalam rumah.

SEMUA SALAH CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang