00. Prologue

1.2K 38 3
                                    

Lonceng angin yang tertiup angin sepoi-sepoi berbunyi murdu, menemani siang hari yang damai di ruang tengah kantor Yorozuya. Gintoki membaca di balik meja kerjanya, Kagura tiduran di sofa sambil mengemil asinan rumput laut kesukaannya, sementara Shinpachi sibuk menyapu ruangan yang di penuhi bulu putih Sadaharu, nama anjing raksasa peliharaan mereka.

Dalam seketika kedamaian tersebut runtuh, diikuti derap kaki pasukan berseragam hitam memenuhi ruangan tersebut. Ketiga penghuni rumah menatap datar kedatangan tamu mereka. Yorozuya sudah sering mendapati tamu-tamu aneh, ini bukanlah pertama kalinya bagi mereka.

Seorang pemuda bersurai coklat pasir menampakan dirinya dari balik tiga pasukan yang berbaris. Tanpa mengatakan apapun, dengan lambaian tangannya, ia memberikan perintah pada bawahannya. "HAH!?" Tak lama kemudian, Gintoki memekik protes. Lelaki bersurai perak itu memelototi remaja di hadapannya.

"Maaf Danna. Kali ini kami harus membawamu," ujar Sougo. Tatapan datar remaja itu terlihat lebih kosong daripada biasanya. Sougo hanya berdiri di tempatnya, memperhatikan kedua bawahannya yang menuruti perintahnya untuk memborgol pria yang di sebut-sebut sebagai Shiroyasha.

Dalam keadaan kedua tangannya yang sedang di borgol, Gintoki langsung saja melunjak. "Memangnya apa yang sudah kulakukan?" tanya menuntut jawaban lebih.

Siapa sih yang tidak marah kalau di tangkap tanpa alasan yang jelas oleh polisi? Bersamaan ketiga anggota Shinsengumi memandang kapten mereka dengan tatapan takut dan cemas. Tuntutan Gintoki memang wajar di situasi seperti ini, tapi ini pangeran dari planet sadis yang sedang mereka hadapi.

Sougo menggosok dagunya. Dari wajahnya terlihat jelas kemalasannya untuk menjelaskan situasi aneh ini. Reaksi tersebut membawa kemarahan pada trio Yorozuya yang masih menuntut hak mereka.

"Apa yang kau lakukan pada Gin-chan!?" Kagura berlari menghampiri Sougo dan berteriak dengan segenap tenaganya. Gadis berpakaian cina itu melancarkan tendangan meloncat yang dengan mudahnya di hindari oleh Sougo. Kagura yang tidak mengenai sasarannya menabrak dinding malang yang seketika itu juga lubang akibat tendangan maut gadis ber-ras Yato itu.

"O-okita-san!" Shinpachi memberanikan diri untuk bersuara. Seisi ruangan mengabaikan omelan Kagura di pojok ruangan dan kini semua perhatian tertuju pada pemuda berkaca mata tersebut. "Apa ini ada hubungannya dengan kasus tempo hari?" tanyanya dengan tempo lambat lantaran grogi.

Sougo tersenyum masam. "Kurang lebih," jawabnya singkat lalu mulai berjalan menuju pintu keluar. Pada saat yang sama Gintoki di seret untuk mengikutinya di belakang.

Tak rela hanya Gintoki yang di salahkan Shinpachi berteriak "Tunggu!" cegahnya pada pasukan berseragam hitam yang kini kembali menoleh ke arahnya.

"Bagaimana dengan ku atau Kagura-chan?" Pertanyaan itu langsung di dukung oleh Kagura. "Benar kalian tidak bisa hanya menyalahkan Gin-chan!" seru gadis itu dengan kepala berasap.

Sebaliknya Gintoki pucat pasi mendengarnya. "Oi kalian jangan ikut campur!" cegahnya berusaha menghentikan ocehan kedua anak remaja tersebut.

"Tapi Gin-san!" "Tapi Gin-chan!" Shinpachi dan Kagura masih bersi keras untuk ikut campur. Kalau begini terus, lama kelamaan Sougo bisa berubah pikiran dan ikut menangkap kedua remaja tak bersalah itu.

Gintoki semakin mencemaskan reaksi Sougo. Lelaki itu menoleh ke remaja yang tengah bersedekap dada tersebut, sinar matanya memohon. Sang kapten dari devisi-1 itu berjalan meninggalkan ruangan. ".....Sayangnya, kali ini aku hanya butuh Danna. Meski terdengar kasar, tapi aku sedang tidak membutuhkan kalian," ujarnya sebelum menuruni tangga, untuk kali itu saja mengabulkan permohonan Gintoki.

Shinpachi dan Kagura masih mengikuti rombongan di depan mereka. Meski tak rela, tak ada lagi yang bisa mereka berdua lakukan untuk menyelamatkan Gintoki.

Love or HateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang