Chapt 38 - Demam

773 82 15
                                    

sejak saat itu jinhe belum ketemu sama yoongi dan mereka udah jarang ngasi kabar—hampir gapernah. kan bikin nethink, bercanda. jinhe mah udah percaya seribu persen sama min yoongi dan begitupula sebaliknya.

hari yang sangat cerah ini, jinhe dan temen seperbegoannya berkumpul di rumah donghan. lebih tepatnya numpang makan. mereka bilang masakan bundanya donghan bikin candu, malahan buma dengan tidak tahu malunya berkata 'tante, ngga mau buka restoran aja?. nanti aku yang jadi penyajinya' . untung bundanya donghan nggak lemparin panci yang ada di depannya. bercanda panci.

di ruang makan mereka berempat ngobrol hal yang ngga penting. tiba-tiba angel nyeletuk.

"gimana ji, bang yoongi udah ada kabar?"

"lah iya anjir, gue sampe lupa kalau lo punya pacar" mulut kurang ajarnya donghan

jinhe cuma gelengin kepalanya. buma yang ada disampingnya spontan ngomong.

"samperin rumahnya aja, gue anterin"

"tumben banget cerdas, kesambet?" donghan lagi

donghan julid bgt ya 

buma ngga perduliin donghan "gimana?"

"lo anggap iya aja si bum biar ngga uring-uringan mulu idupnya" -vernon

"yaudah, habisin dulu makanan lo terus langsung pergi" -buma

skip

jinhe sama buma udah ada diatas motor, tadi pinjem motornya angel sekalian pamit ke nyokap donghan.

"pegangan, gue ngga tanggung jawab kalau ada apa-apa"

"jangan bil-" jinhe hampir kejengkang ke belakang

buma bawa motor udah kayak orang kesetanan, truk di depan aja dia dahuluin. jinhe di belakang mukulin punggung si buma, yang dipukulin cuma ketawa doang. aneh.

"rumahnya dimana?"

jinhe gajawab

"woi budek!"

"lo ngomong sama gue?"

"ha?"

"apasi njir"

"rumahnya sebelah mana?"

"ramah sapa anjir"

"rahma apaansi, gue tanya rumah!"

"gue gatau lo ngomong apaan"

"ngomong apasi lo anjir, ga denger gue"

buma menepi ke pinggir jalan.

"rumahnya dimana?"

"itu perumahan xx"

"nah gitu kek daritadi, gue teriak daritadi lo jawabnya gajelas"

"dih lo juga kaga jelas"

"dahlah males debat gue, ntar gue tanya pas masuk perumahannya"

habis itu buma jalanin motornya lagi. tanpa disadari mereka udah belok ke perumahan menuju rumah yoongi. buma nurunin kecepatan sepeda motornya, biar ngga budek-budekan.

"mana rumahnya?"

"lurus aja nanti cat temboknya warna putih"

"rata-rata catnya putih bego"

"yodah si jalan aja ntar kalau gue bilang berhenti ya berhenti"

"dih udah kek tukang ojek anjing gue" 

"cocok kok bum" dibelakang jinhe senyum jail ngadep spion. biar buma ngeliat betapa bahagianya jinhe.

buma hanya bisa mengumpat dalam hati kalaupun mau mukul jinhe pengennya di kepala biar geger otak sekalian. baiknya buma .

lagi asik-asiknya lewatin rumah satu persatu, jinhe dibelakang nepukin punggung buma.

"berhenti bum, berhenti"

otomatis buma rem mendadak dan helm mereka saling bertemu satu sama lain.

"jinhe bego!"

jinhe cengar-cengir doang.

"salam damai bum"

"kaga ada damai-damai ya anjing. lo daritadi gue liat-liat ngeselin ye"

"ngeselin juga mukanya donghan"

"dah sono lo anjir, gue tau lo begini karena seneng mau ketemu bucinan lo"

"kaga ye"

"iyain aja lah daripada gue stress sendiri. udah ye gue balik"

"ongkos gue mana?" jinhe nyodorin tangannya ke muka buma

buma hembusin napasnya terus dia teriak "tante ini jinhe katanya minta ongkos!"

habis teriak gitu buma melet ke jinhe, ngeledek ceritanya. jinhe udah mau ngegeplak palanya buma buat pembalasan tapi tiba-tiba ada suara dari samping.

"gatau malu banget di depan rumah orang teriak-teriak"

mereka berdua noleh.

"lo ngapain kesini anjing?"

•••
gacukup lanjut part 2 hehehe

MIN YOONGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang