[S2]Harry Potter and The Chamber of Secret (With Reader )

2.2 Weasley

Rumah keluarga Weasley sangat... Waww!!

Pertama kali kami mendarat kami langsung disambut dengan auman harimau betina. Well, itu adalah ceramah kemarahan nyonya Weasley. Melihat tinggi badan dan wajahnya yang bulat membuatku heran bagaimana wanita yang terlihat ramah ini sangat galak. Yahh, hanya pada anak-anak nya saja sih. Karena kami (aku dan Harry) di sambut dengan baik dan dijamu dengan banyak sosis dan telur. Dan yang paling penting, semua ini gratis.

The Burrow sangat berhawa pedesaan. Memang sangat sederhana dan agak sempit, tapi banyak hal-hal berbau sihir disini. Seperti tempat cuci yang bisa mencuci piring sendiri. Aku ingin hal seperti itu dirumah!! Setidaknya aku tak perlu mencuci sendiri.

Tadi juga kami bertemu dengan Ginny Weasley, anak paling bungsu dari keluarga Weasley. Well, dia sangat ngefans pada Harry, tidak heran sih. Harry memang sangat keren. Tapi Ginny langsung lari saat dia melihat kami. Apakah gara-gara aku? Wajahku menakutkan mungkin?

"Ahh badanku sakit sekali. Aku anak tidur dan-"

"Tidak bisa. Kalian harus mengusir jembalang yang sudah memenuhi kebun!" Teriak Nyonya Weasley dengan suara nyaringnya. Astaga aku terkejut.

"Bisa aku ikut!" Harry menyeletuk. Apa dia tak lelah duduk di mobil semalaman? Aku sih ogah. Mending rebahan. Jadi aku hanya duduk, diam dan makan dengan tenang tanpa suara. Mungkin kehadiranku kurang berkesan, tadi saja jika si kembar tidak memperkenalkan aku kepada nyonya Weasley, mungkin aku dianggap barang bawaan Harry.

Kulihat mereka berempat menuju ladang dan aku masih duduk dengan nyaman di kursi makan. Sosis ku belum habis.

"Nak, [Name] ! Apa kau ingin tidur? Badanmu pasti terasa lelah setelah berkendara melewati hampir setengah negara." Suara Nyonya Weasley mengalun lembut. Astaga, wanita ini bisa punya sisi malaikat. Dan pastinya juga sisi malaikat pencabut nyawa waktu memarahi anaknya. Heheh

Aku mengangguk mengiyakan. Dan dituntun menuju kamar Ginny. Membuatku bertemu si kecil pemalu itu lagi. Dia sebenarnya ramah dan menyenangkan hanya saja dia terlalu ngefans dengan Harry. Dia menceritakan hal-hal tentang Harry yang begitu hebat dan heroik, terlihat begitu menyukai Harry. Waw, kupikir Harry kecilku akan mempunyai banyak penggemar wanita mulai sekarang. Aku harus memberinya tips-tips untuk memilih pendamping hidup yang baik kapan-kapan. Ya, harus!

Setelah percakapan panjang aku mulai rebahan di kasur Ginny. Well, memang tak sebesar dan senyaman di rumah tapi ini hangat seperti rumah yang sebenarnya, membuatku segera terlelap ke alam mimpi.

"Hai!"

"Ada apa Gin?"

"Aku tak memanggilmu ?!"

Mataku segera terbuka lebar. Lalu menatap Ginny yang sedang mengintip di pintu yang terbuka sedikit. Ngapain dia ?

"Lupakan," lalu aku kembali tidur dengan nyaman.

***

Udara agak dingin ketika jam tanganku menunjukan angka 7. Kalian tau, bahwa di rumah ini tidak ada jam diding yg normal seperti di dunia muggle. Aku sempat bingung melihat sebuah jam dinding dengan jarum jam yang berputar menunjukan tulisan-tulisan seperti "waktu memberi makan ayam" "waktu minum teh" dan "kau terlambat" ntahlah.

Jam tiga sore aku baru bangun dan segera disambut dengan hangat oleh Tuan Weasley. Sebenarnya aku agak malu. Aku bahkan tidur seharian. Sungguh tamu yang sopan. Tapi mau bagaimana lagi, aku benar-benar kelelahan karena pesta perpisahan kemarin. Ditambah kejadian mobil terbang dan menculik Harry. Astaga, aku tak menyangka hal-hal random seperti ini akan terjadi di hidupku.

Disini, kami (aku, Harry dan keluarga Weasley) menunggu makan malam. Sebenarnya aku sudah mencoba untuk membantu memasak atau yahh seperti itulah. Tapi mungkin aku tak cocok dengan dapur rumah ini. Semua penuh dengan sihir yang menakjubkan. Jadi aku hanya bisa berwah-wah ria sambil bertepuk tangan melihat kehebatan nyonya Weasley saat menjadi chef malam ini.