Acara untuk turut bersuka cita tentang Howler Ron sudah selesai, meski si penerima Howler masih terlihat nge-fly memikirkan nasibnya.Jadwal sudah dibagikan oleh prof. MCGonagall. Jam pertama adalah Herbologi bersama asrama Slyterin. Kami sudah tiba di rumah kaca no 1 untuk melihat prof. Sprout yang penuh perban di lengannya. Di sampingnya ada si Lockhart. Well, agak tidak ikhlas untuk memanggil si gigi berkilau itu dengan sebutan profesor. Dia(Lockhart) bilang habis membantu prof. Sprout mengobati pohon Dedalu Perkasa. Saat kuintip terlihat dahan pohon menggantung oleh perban layaknya lengan manusia yang patah. Lahh, bisa gitu ?! Alisku mengerut.
"Jelek," Ngomong-ngomong iblis, menolehlah dan kau akan melihat setan berbisik di sebelah kirimu.
"Menjauh lah tuan Malfoy!" Desisku bergeser ke kanan. Membuat pundak ku berdempetan dengan Harry, membuatnya otomatis menengok melihatku.
"Ada apa [Name]?" Tanyanya penasaran sambil mengintip sebelahku.
"Ada setan,"
"Segera ke rumah kaca no 3 anak-anak!"
Jawabanku berbarengan dengan perintah prof. Sprout dan para murid segera berjalan beriringan menuju tempat yang dimaksud.
Ketika sampai di rumah kaca no 3, yang berisi tumbuhan lebih menarik dan berbahaya membuat para murid tahun kedua terkagum-kagum. Sayang, Harry di geret oleh si Lockhart meninggalkanku bersama Ron yang masih ngambang dan Hermione yang begitu khusuk tak bisa diganggu waktu pelajaran.
"..." Dan di hadapanku, tepatnya terpisah oleh meja selebar 1 meter bersisi pot-pot tumbuhan berdaun hijau dengan pangkal keunguan berdiri si Malfoy yang setia menyeringah meremehkan menatapku. Awas aja suka aku! Eh.
"Mandrake atau mandragona adalah tanaman obat yang sangat manjur," jawab Hermione cepat.
"Bisa membatalkan sihir kepada makhluk yang sudah di tranformasi kan atau dikutuk menjadi seperti semula" lanjutnya."Sepuluh poin untuk Grifindor,"
Aku yang sudah pernah mendengar hanya menatap bosan ke arah Harry yang sudah bergabung dan berdiri di sebelah Hermione, tepatnya di samping kiri, Ron yg masih kepikiran Howler terlihat kehilangan jiwanya ada di sebelah kananku.
"Jeritan Mandrake sangat berakibat fatal bagi pendengarnya," ntah apa pertanyaannya tapi prof. Sprout segera mengucapkan tambahan 10 poin untuk Grifindor. Hermione memang bisa diandalkan.
"Kita sekarang memiliki bibit mandrake yang masih muda sekali," prof. Sprout menunjuk meja di depan kami. Ini mandrake ?! Sepertinya biasa saja.
"Hei!" Kepalaku otomatis mendongak mencari si pemanggil. Namun, yang kulihat hanya anak-anak laki-laki yang sedang ricuh berebut penutup telinga yang tidak berwarna pink.
"Hei! Kau mendengarku?"
Siapa sih!!
"Nona [Name] tolong gunakan penutup telinganya!" Pekik prof. Sprout membuatku dengan gugup memakai penutup telinga yang tersisa. Dan memperhatikan apa yang dilakukan oleh pembimbing perempuan itu. Dia mencabut tanaman yang isinya ... Astaga!!! Apa itu?!! Anak bumi ?! Itu mirip bayi berwajah tua dengan warna akar kehijauan.
"Kau mendengarku?"
Sekarang aku benar-benar yakin bahwa aku dihantui! Suara itu terus bergaung di pikiranku itu terdengar seperti "Hei!" "Apa kau bisa dengar?" Dan sejenisnya. Membuatku tak konsen sepanjang kelas herbologi, membuatku tak ikut tertawa ketika melihat Neville yang tiba-tiba pingsan atau saat melihat si Malfoy yang iseng2 memasukan jarinya kemulut Mandrake yang terbuka menjerit. Aku hanya terus mengabaikan suara-suara gaib itu dan mencoba mengerjakan perintah prof. Sprout untuk memindah bibit Mandrake ke pot baru. Ini kacau!
KAMU SEDANG MEMBACA
[S2]Harry Potter and The Chamber of Secret (With Reader )
FantasySeason 2 Inilah [Name] dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Petualangan dan rahasia akan mulai terungkap dari sekarang. " Its begin~" "Yeah~" Catatan dari Chy : Baca season 1 dulu yak! Yang Harry Potter and the Soccer' s Stone (with Reader).