Halo halo!!! Aing kembali. Intinya Makasih yg masih setia nunggu. Dan langsung saja kalean baca yak :)
Hogwarts masih sama seperti yang kuingat. Megah, tua dan berhantu. Ketika sampai kami segera menuju asrama masing-masing untuk menaruh koper dan berkemas. Kemudian segera turun untuk jamuan makan malam. Well, makanan Hogwarts memang yang terbaik setelah masakan Ibu dan Nyonya Weasley.
Sayang sekali Harry dan Ron masih belum terlihat bahkan setelah anak-anak baru tahun pertama muncul untuk melakukan seleksi.
"[Name] apa kau belum melihat mereka?!" Hermione berjingkat dari duduknya sambil menoleh kesana-kemari dengan topi kerucut yang menutupi kepala berambut singanya.
"Apa aku terlihat sudah melihat mereka?" Tanyaku balik. Dia sudah menanyakan setidaknya 5 kali dalam waktu setengah jam setelah duduk di aula.
"Huplepuff!!" Suara topi seleksi dan murid-murid yang bersorak memenuhi aula.
"Bagaimana bisa manusia-manusia bodoh itu, melakukan hal ini!" Dia mulai mengoceh lagi. Apa tak cukup berteriak-teriak di kamar asrama tadi?! Parvati sampai ikut mengomeli Hermione karena terganggu dengan ocehannya. Dan aku juga yang harus melerai mereka.
Mataku juga melirik mencari-cari dua anak curut itu. Kemana sih sebenarnya mereka?
Kulihat topi seleksi sudah hampir menyelesaikan setengah kumpulan anak kelas satu. Geser sedikit aku melihat prof. Dumbledore yang duduk di kursi kebesarannya. Lalu ada prof. MCGonagall, ada Hagrig yang sibuk dengan pialanya, dan Si Lockhart.
Aku tadi sedikit kaget melihat gigi berkilaunya yang terlihat dari radius 1 km. Sungguh kilaunya tak tertahankan. Mengingat daftar semua buku yang kami beli kemarin membuatku tak jadi heran kenapa semua memiliki pengarang yg sama. Ternyata dia yang jadi pengajar baru untuk posisi pembimbing Pertahanan Ilmu Hitam. Sungguh akan jadi semakin menyebalkan di kelas Pertahanan Ilmu Hitam. Terkadang aku berfikir, kenapa bukan prof. Snape yang mengisi posisi itu? Kelihatanya dia cukup cocok, iya kan?
Ngomongin Professor berambut keren itu, aku baru sadar dia tak ada di aula ini. Kemana ya?
"[Name]! " Lenganku di senggol Hermione. Aku menoleh dengan alis terangkat. Apa?
"Makan," Begitu kata keramat itu terucap. Mataku baru sadar kalau meja sudah dipenuhi dengan berbagai hidangan makanan. Proses seleksi sudah selesai dan kulihat Ginny masuk ke asrama Grifindor seperti biasanya. Well, para Weasley memang penghuni Grifindor sejati, akan sedikit aneh jika Ginny masuk asrama lain.
Dengan cepat aku mengambil makanan yang bisa ku raih.
"Lihat si Snape baru muncul," bisik-bisik seseorang melewati telingaku. Dan kulihat, ternyata benar dia muncul dan pergi lagi bersama prof. MCGonagall dan disusul prof. Dumbledore. Ada apa ini ?!
***
Sekarang aku sedang diomeli oleh Hermione sambil berlari-lari menuju asrama. Well, dia marah karena aku tak bilang bahwa sempat melihat Ron dan Harry yang naik mobil terbang. Selama diperjalanan juga terdengar banyak desas-desus aneh mengenai Harry dan Ron.
Ketika kami sampai di pintu masuk asrama. Tepat di depan lukisan Nyonya Gemuk nampak dua anak yang penuh goresan berdiri menatap lukisan.
"Harry! Ron! Dari mana saja kalian? Ada desas-desus tak masuk akal bahwa kalian akan dikeluarkan-"
"Mereka tak akan dikeluarkan, Mione!" Ucapku gregetan. Dia ini paranoid sekali.
"Yah, [Name] benar. Kami tidak dikeluarkan," ucap Harry.
"Jadi benar kalau kalian naik mobil terbang kesini?!!" Muka Hermione seperti akan meledak.
"Sudahlah Mione. " Sela ku mencoba membujuknya.
"Ya jangan ceramah. Dan apa kata sandinya?" Dan Ron sama sekali tak membantu.
"Gelambir Kalkun," ucapku cepat. Dan lukisan segera terbuka, entah kenapa terdengar banyak tepuk tangan. Dan tangan terjulur keluar untuk menarik Harry dan Ron.
"Hebat!! Datang ke Hogwarts naik mobil terbang dan merusak pohon Dedalu Perkasa?! Benar-benar excellent,"
"Keren!"
Anak-anak kelas lima terlihat sangat kagum pada Harry dan Ron yang berdiri di tengah-tengah kerumunan.
"Kalian! Kenapa tak memanggil kami kembali?!" Entah Fred atau George yang berkata, tapi mereka benar-benar agshdjdkfll. Melihat luka-luka itu apakah mereka tak merasa takut?!
Lukisan dibelakang terbuka lagi membuat udara dingin mengalir. Aku dan Hermione yang masih berdiri di depan pintu bergidik menengok kebelakang.
Kulihat kepala Percy di atas para rombongan anak-anak tahun pertama. Matanya terlihat lelah dan dia lunglai.
"Cepat naik. Tidur,"
Dan kerumunan semakin menggila ketika ingin mencegah Harry dan Ron yang akan naik menuju kamar mereka. Awal tahun pelajaran yang cukup menyenangkan bukan?
***
Esok harinya seperti yang sudah-sudah. Aku bangun lebih pagi karena tak mau mengantri mandi dan segera turun ke aula bersama Hermione. Dan seperti biasanya juga, tangan kecil Hermione terlihat sangat kuat menggendong buku-buku setebal beton kesayangannya. Hei, kami bahkan belum mendapat jadwal pelajaran! Bagaimana bisa dia sudah tau semua materi yang akan diajarkan?!
"[Name]! Cepatlah!" Suaranya masih agak galak. Well, dia belum sepenuhnya pulih dari rasa marah terhadap Ron dan Harry tentang kasus kemarin.
Kudengar ada beberapa muggle yang melihat mobil itu terbang di atas kantor pos. Ini cukup berbahaya dan syukur-syukur dua manusia itu tak benar-benar dikeluarkan.
Ketika sedang makan, Harry dan Ron tiba dengan wajah biasa dan di sambut dengan ceria oleh para anak laki-laki. Dan lirikan singkat dari Hermione. Dan dibalas muka agak sedih dari Harry. Sedangkan Ron? Dia sudah membenamkan kepala merahnya untuk makan bertumpuk paha ayam.
"Sudah tiba.. nenekku pasti akan mengirimkan barang-barang yang tertinggal di rumah," ucap Neville sambil tersenyum menatap pintu aula yang terbuka.
"Ha? Apanya?" Aku heran.
Beberapa detik kemudian pertanyaanku terjawab. Beratus burung hantu masuk dan memberikan surat ataupun barang kepada para murid. Hingga datanglah sesuatu berbulu abu-abu meluncur dengan pas masuk ke teko susu Hermione.
"Errol!" Ron menjerit kecil. Mengangkat burung tua itu dengan hati-hati.
"Burung ini membawa surat," Ucapku sambil melahap roti bakar ku yang ke dua. Setelah ini aku akan makan waffle madu dan pisang. Hmm kelihatannya enak.
"Sial!" Umpat Ron membuat Hermione melotot.
"Ini howler!" Pekik Neville kasihan.
"Cepat buka! Terahkir kali aku mencoba tak membuka howler dari nenekku, itu..." Jeda "berahkir mengerikan," bisiknya diakhir.
Se mengerikan apa isi kertas berwarna merah itu? Palingan masih mengerikan teriakan Nyonya Weasley. Aku terkekeh mengingat suara nyaring dari ibu si kembar Weasley itu.
Dan segera meringis ketika telingaku hampir jebol mendengar teriakan Nyonya Weasley yang bahkan lebih cetar membahana berasal dari kertas merah bernama Howler itu. Aku menarik kata-kata ku. Teriakan Nyonya Weasley yang berasal dari Howler lebih mengerikan.
***
Tbc
9-4-21
KAMU SEDANG MEMBACA
[S2]Harry Potter and The Chamber of Secret (With Reader )
FantasíaSeason 2 Inilah [Name] dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Petualangan dan rahasia akan mulai terungkap dari sekarang. " Its begin~" "Yeah~" Catatan dari Chy : Baca season 1 dulu yak! Yang Harry Potter and the Soccer' s Stone (with Reader).