3.2 Diagon Alley dan Hogwarts Express

1.1K 238 25
                                    

Aku menatap Harry dan si Draco Malfoy yang kini berhadap-hadapan seperti ingin membasmi satu sama lain. Mereka jadi tontonan di toko ini, bahkan ketampanan paripurna Gilderoy Lockhart terkalahkan dengan sensasi permusuhan dari rival itu.

Tak begitu memahami aku segera menuju kasir bersama Percy yang membantu membawa buku-buku. Membayar, membungkus buku, dan ikut melihat tontonan gratis ini. Kok gada Popcorn!

"Jangan ganggu dia, dia tak menginginkan semua itu!" Ginny membela Harry yang diejek Malfoy karena dituduh cari sensasi. Iri bilang bos!

"Waw, kau punya pacar sekarang?!" Suara si setan itu jadi semakin menyebalkan sekarang. Muka Ginny semakin memerah marah hampir menyamai rambutnya.

Ron dan Hermione mendekat, terhuyung-huyung sambil memegang buku bertumpuk di pelukanya. Kini Ron ikut membela adiknya dengan ikut adu mulut hingga Malfoy bilang, "Aku takut orang tuamu akan kelaparan sebulan demi membelikamu buku-buku disini,"

Mendengar ejekan Malfoy tentang Tuan dan Nyonya Weasley membuat kesabaranmu lenyap. Aku sangat tak suka jika sudah menyenggol topik tentang orang tua. Jadi aku melangkah dan menampar kepala pirang itu dengan buku yang tebalnya tak seberapa itu. Satu kali, sebenarnya pengen ku pukul sampai dia balik pendek. Hump!

"Lidahmu kurang beradab, tuan Malfoy," ucapku sambil menatapnya lurus. Well, si cebol ini tingginya jadi sama persis denganku. Ini menyebalkan.

Agaknya mungkin sedikit terkejut, mata abu-abu nya sedikit melebar tapi segera kembali seperti semula ketika mendengar Tuan Weasley yang datang dan menyuruh kami keluar dari toko ini.

"Wah, wah, Arthur Weasley!" Astaga ada bapaknya Malfoy! Aku bakal dituntut nggak ya?! Gawat!

"Lucius Malfoy," Tuan Weasley mengangguk dingin. Aku melirik Ron yang masih di tahan oleh Hermione dan Harry. Sementara masih berdiri berhadapan dengan si setan yang tak lagi manis ini. Hilang sudah setan manis ku! Jadi setan Dajjal.

"Mantelmu jelek!" Bisik dari depan. Alisku mengerut menatap ke depan. Apa ?! Kurang ajar banget ni manusia. Ini bagus tau, apalagi gratis!

Dan ketika sadar terdengar suara gedebukan dari arah belakang si Malfoy. Tuan Weasley sedang berkelahi dengan Malfoy Senior!! Mataku berkedip cepat melihat buku-buku mantra jatuh mengenai dua orang pria beristri itu.

Suasana jadi ricuh, pegawai toko meminta untuk berhenti berkelahi. Dan si kembar Weasley sedang menyoraki Dad mereka agar menang dari pertarungan. Aku suka gaya kalian.

"Hajar dia Dad! Hajar!"

Hingga suara bass yang besar terdengar menggelegar meneriakkan,
" Berhenti, hei, berhenti.."

Terlihat Hargid masuk lalu dengan cepat memisahkan hingga terlihat jelas penampilan keduanya yang berantakan, bibir Tuan Weasley yang robek dan mata Malfoy senior yang gosong karena tertimpa buku ensiklopedi jamur payung, di tanganya masih memegang buku transfigurasi kumal milik Ginny.

"Mantelmu jelek sekali!" Kepalaku beralih lagi ke manusia Malfoy junior. Dia ini sakau sama mantel apa gimana?!

"Cerewet!!!"

Dan itu kata terahkir karena setelahnya Draco diseret oleh ayahnya yang misuh-misuh secara bangsawan kepada keluarga Weasley.

Dan kami juga keluar toko disertai dengan kekhawatiran nyonya Weasley akan pendapat Gilderoy Lockhart tentang keluarganya. Astaga, bisa-bisanya dia masih memikirkan itu!

Kami kemudian berpisah dengan keluarga Hermione karena mereka akan lewat jalur jalan muggle dari Leaky Couldorn. Well, apakah aku belum menyebutkan bahwa Hermione berbelanja bersama kedua orang tua muggle nya. Mereka sangat ketakutan dan gemetar ketika menyaksikan hal tadi.

[S2]Harry Potter and The Chamber of Secret (With Reader )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang