Hadiah

7.1K 176 5
                                    

Hoaammm.

Aku bangun dari tidurku. Semenjak hari itu. Aku jadi sering berhubungan dengan kak Ara.

Kami saling bercerita melalui video call terkadang kak Ara juga menyuguhi ku beberapa tingkah lakunya yang membuatku selalu terangsang.

Saat ulang tahunku kemaren aku mendapatkan sebuah kado darinya. Dan hari ini aku harus memakainya.

Ya...

Kita emang nanti ketemu sih di theater. Waktu battle night.

Tapi.

Apasih emangnya hadiahnya?

Karena aku sama sekali tak boleh membukanya.

Sampai akhirnya hari ini kak Ara menyuruhku memakainya.

Aku sedikit merasa aneh memakainya. Kakiku melangkah dengan sedikit tak enak menuju FB dimana Kak Ara mengajakku untuk bertemu dulu.

Saat sudah sampai disana kak Ara sudah berdiri dengan minuman yang ia minum.

"Kak."

Kak Ara menoleh dan tersenyum mengajakku untuk ikut dengannya.

Aku berjalan mengikuti kak Ara yang malah bermain ponsel.

"Kenapa ng- mphhh.", aku merasakan sesuatu bergetar di celanaku. Kakiku seketika mengapit berusaha menahan rasa geli yang muncul disana.

"K-kak Arahh"

Kak Ara berbalik kemudian menunduk dan meraih daguku.

"Kenapa?"

"Ada yang geter ahhh."

"Hihihi. Itu hadiah yang aku kasih.", kak Ara kemudian memperlihatkan ponselnya. Layar yang menampilkan sebuah bola serta garis yang mengikut di belakangnya.

Kak Ara menggerakkannya naik turun membuat getaran getaran makin terjadi di celanaku. Tanganku berpegangan pada tangan Kak Ara.

Kak Ara kembali tertawa kecil. Kemudian ia menarikku membawaku yang mulai berkeringat ini menuju ke lantai atas dengan langkah yang susah karena getara yang masih saja terjadi di bawah sana.

Kak Ara dengan santainya berjalan di sampingku yang berusaha berpegang erat pada tangannya dan bibir yang kugigit agar tak mengeluarkan desahan.

"Kakk udahhhh."

"Hm? Kenapa harus udahan?"

"Nanti mphhh aku orgasmehhh."

"Bagus dong."

Aku menggeleng meminta ampun padanya. Kak Ara hanya mencium pipiku sambil tetap berjalan dan memainkan ponselnya.

Saat sampai di lift yang kosong itu. Aku tak tahan lagi. Aku mencengkram erat tangan Kak Ara. Tubuhku bergetar, mulutku terbuka mengeluarkan desahan yang cukup panjang.

"Engg... ahhhh Kakkkkkk."

Kakiku sedikit bergetar. Aku mengalamu orgasme di dalam lift itu. Aku menggenggam tangan kak Ara berusaha agar tak terjatuh.

"Gimana enak gak?"

Aku mengangguk mengiyakan. Kak Ara kemudian mencium bibirku. Kami slaing bertukar saliva di dalam lift itu sebelum akhirnya lift itu terbuka dan kak Ara menarikku untuk segera masuk ke dalam backstage.

Disana sudah ada Azizi dan Olla yang datang dan juga kakak kakak yang lainnya.

Aku berjalan pelan menuju Olla dan duduk di sampingnya. Sementara ku lihat kak Ara pergi ke arah lain.

"Kenapa lu Chris, keringetan? AC fx masih idup kali."

Aku hanya tersenyum sambil berusaha mengatur napasku yang masih terengah.

"Kamu, kamu abis lari lari Chris?"

Aku menggeleng.

"Engga kok. Apasih, gerah doang dikit."

"Eh mau bikin tiktok gak?", ajak Kak Ara yang tiba tiba kembali datang.

"Yuk yuk yuk.", jawab Azizi yang langsung menarikku dan Olla untuk menuju ke tempat dimana kita melakukan hi-touch.

Aku, Olla, Azizi dan Kak Ara berasik asik disana. Kita tertawa bersama. Sangat asik membuat tiktok.

Drrttt...

Getaran itu muncul lagi. Aku yang tadinya sedang duduk di lantai jadi lebih mudah mengapit pahaku.

Gerakanku yang tiba tiba itu membuat Olla melihat ke arahku.

"Kenapa Chris?"

"Engghhh enggaa. Engga papa kok"

Aku melirik ke arah Kak Ara yang sedang memainkan ponselnya sambil mengobrol bersama Azizi.

Aku menggigit bibirku berusaha menahan desahan yang ingin keluar terus menerus.

"Aku hhh ke- kamar mandi dulu."

Aku langsung bangkit dan berjalan cepat menuju kamar mandi. Sesampainya disana aku langsung menuruknan celanaku kemudian mengambil barang yang diberi ka Ara itu.

Barang itu masih sedikit bergetar sampai akhirnya berhenti. Pintu kamar mandiku itu terbuka dan masuklah ka Ara ke dalamnya.

"Kenapa?"

"Aku gak tahan lagi kak."

Kak Ara tersenyum. Ia meraih daguku kemudian mencium bibirku lembut, "Engghh Kakkkk."

"Kakkkkhhhh."

Aku merasakan jari jemari kak Ara mulai membelai vaginaku dan satu jarinya mulai menyelip membelah vaginaku.

"Mpphhhh... MPPHHHHH!!!!"

Tubuhku sedikit mengejang dan segera terjatuh ke dudukan closet. Tangan kak Ara yang basah itu diperlihatkan padaku. Tampak cairan kental melumuri kedua jarinya.

"Emut.", pintanya padaku.

Aku membuka mulutku dan mulai mengemut jarinya. Mata kak Ara tampak menunjukkan rasa puasnya padaku.

Ia tersenyum kemudian mengecup keningku dan membiarkan ku sendirian di dalam kamar mandi.

Tbc

Another SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang