07. Bayangan

34 7 2
                                    

Naufan PoV

Kini Aku dan Pandu berada di lapangan indoor duduk berdua di pinggir lapangan seraya menatap para gadis yang sibuk memainkan bola basket. Aku melihat Pandu yang tengah menatap Ara.

"Lo suka banget sama dia?" Tanyaku

"Ngga"

"Kendaliin ekspresi lo. Berhenti natap dia kayak gitu"

Aku melihat Ara yang terkena pantulan bola basket karna dirinya sendiri sontak pandu berdiri dan melihat ke arah Ara.

"Kenapa lo?"

"Gue rasa, gue harus latihan lagi"

Padahal aku tau jika itu karna Ara.

•••

Pandu PoV

Aku menghampiri Ara yang sedari tadi gagal memasukkan bola basket itu.

"Gabakalan bisa masuk kalau gitu"

"Pandu?"

Aku mengambil alih bola basket itu dari Ara.

"Jangan pake tangan lo. Pake pergelangan tangan lo"

Namun, teman perempuannya yang memujiku sedangkan Ara sedikit mundur ke belakang. Aku segera melemparkan bola basket yang di bawa temannya ke arah ara.

"Coba"

Ara sedikit maju dan mencoba nya, benar saja, ia berhasil memasukkan bola itu. Dia tersenyum senang, aku tersenyum kecil lalu segera menyembunyikannya. Ara berbalik menatapku.

•••

Naufan PoV

Setelah Pandu meninggalkanku, aku memilih berbaring di podium itu seraya memainkan bola tenis ku. Aku merasa seseorang tengah menatapku. Aku menoleh ke kiri dan benar saja, ia adalah orang yang selalu di cari oleh Aisyah. Ia mendekat ke arahku dan--

Brakk

Ia menampik bola basket yang hampir saja mengenaiku.

"Lo hampir aja kena"

"Gue gapercaya ini"

"Dimana?"

"Hah?"

"Cincin pemberian Aisyah"

"Ngapain lo nanyain itu?"

"Gue butuh itu"

Aku tersenyum simpul.

"Udah gue buang"

Tanpa sepatah kata ia berbalik hendak meninggalkanku.

"Lo siapa?" Tanyaku. Ia berhenti dan berbalik menatapku dengan segera aku menghampirinya.

"Lo siapa? Kenapa lo selalu muncul?"

"Irham"

"Hah?"

"Nama gue Irham"

Ia lalu meninggalkan ku. Aku segera mengejarnya. Namun aku kehilangan jejaknya.

•••

Aisyah PoV

Aku berada di kelas seraya menjatuhkan kepalaku di meja. Aku menatap foto polaroid itu di tanganku.

"Irham" gumamku

Aku lalu menatapnya yang duduk di bangku nya seraya menulis sesuatu. Tiba-tiba ia menatapku, sontak aku menegapkan badanku dan menatapnya.

[9] Tentang Wanita dan Rasa Yang Disembunyikan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang