17. Hilangnya sebuah kenangan

27 5 3
                                    

Kini aku berada di taman sendiri. Aku membuka cermin kecil yang kubawa dan melihat wajahku yang pucat.

 Aku membuka cermin kecil yang kubawa dan melihat wajahku yang pucat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa bibir gue pucet? Uhukk--uhukk"

"Lo gapapa?" aku mendongak dan menemukan Naufan yang tiba-tiba datang

"Gapapa kok"

Tiba-tiba ia membuka jas sekolah nya dan menyelampirkan jas nya di pundakku.

Tiba-tiba ia membuka jas sekolah nya dan menyelampirkan jas nya di pundakku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayo pulang"

"Gamau"

"Kalau lo mau lakuin semua yang lo mau, apa itu bisa bantu lo sembuh dari penyakit lo?"

"Hm, cukup buat gue. Lo bilang lo suka sama gue"

"Gue ngga benci sama lo. Gue benci lo sakit. Gue ngga benci sama lo, gue benci bokap gue perlakuin seperti uang dan gue benci karna dia bokap gue. Gue denger dari Bagas kalau operasi lo sebentar lagi"

 Gue denger dari Bagas kalau operasi lo sebentar lagi"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue gatau. Gue benci karna gatau sampai kapan gue di rumah sakit begitu operasi dan harus nunggu lo jenguk gue"

"Gue selalu di samping lo sepanjang waktu"

"Gue pergi dulu"

Aku meninggalkannya, tadi aku sempat memberikannya kembali jas nya. Namun saat aku berjalan, tiba-tiba seseorang menyampirkan jas nya lagi dan ternyata itu adalah Naufan yang berjalan di sampingku.

[9] Tentang Wanita dan Rasa Yang Disembunyikan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang