Kini aku berada di taman sendiri. Aku membuka cermin kecil yang kubawa dan melihat wajahku yang pucat.
"Kenapa bibir gue pucet? Uhukk--uhukk"
"Lo gapapa?" aku mendongak dan menemukan Naufan yang tiba-tiba datang
"Gapapa kok"
Tiba-tiba ia membuka jas sekolah nya dan menyelampirkan jas nya di pundakku.
"Ayo pulang"
"Gamau"
"Kalau lo mau lakuin semua yang lo mau, apa itu bisa bantu lo sembuh dari penyakit lo?"
"Hm, cukup buat gue. Lo bilang lo suka sama gue"
"Gue ngga benci sama lo. Gue benci lo sakit. Gue ngga benci sama lo, gue benci bokap gue perlakuin seperti uang dan gue benci karna dia bokap gue. Gue denger dari Bagas kalau operasi lo sebentar lagi"
"Gue gatau. Gue benci karna gatau sampai kapan gue di rumah sakit begitu operasi dan harus nunggu lo jenguk gue"
"Gue selalu di samping lo sepanjang waktu"
"Gue pergi dulu"
Aku meninggalkannya, tadi aku sempat memberikannya kembali jas nya. Namun saat aku berjalan, tiba-tiba seseorang menyampirkan jas nya lagi dan ternyata itu adalah Naufan yang berjalan di sampingku.
KAMU SEDANG MEMBACA
[9] Tentang Wanita dan Rasa Yang Disembunyikan [END]
Teen FictionGimana sih rasanya jadi seorang wanita yang harus menyembunyikan berbagai rasa yang ia miliki? Cast : ArSyah🐣