16. Tumbuh Rasa

27 5 3
                                    

Irham PoV

Tanpa ku sangka, di pameran video kali ini, Naufan akan melamar Aisyah. Bahkan kini aku berada di ruangan rias di auditorium bersama Naufan. Aku menyodorkan kotak cincin kepadanya yang tadi sempat ia titipkan.

"Nih"

"Makasih"

"Hm"

"Lo bilang kalau di posisi Aisyah, lo bakal selalu mau sama gue"

"Aisyah sayang banget sama lo"

Entah kenapa aku bisa mengucapkan kalimat bodoh itu, padahal sangat menyakitkan bagiku.

•••

Aisyah PoV

Aku berada di auditorium. Di sampingku kini ada Yori dan Adit yang sama-sama tertidur padahal acara belum mulai.

"Selamat datang di Festival Video ke-32 SMA Nusa Bangsa. Ini adalah segmen dalam segmen. Nyatakanlah--

"Cintamu!" teriak seisi auditorium

"Ini adalah puncak Pameran Video yang selalu melahirkan pasangan resmi baru di sekolah. Sebanrnya, kebanyakan pasangan yang cocok lewat Pameran Video akhirnya menikah"

Prok

Prok

Prok

"Kami menerima surat. Mari kita lihat videonya"

Sebuah video berhasil diputar dan betapa terkejutnya aku ketika video itu adalah kenangan masa kecilku dan Naufan.

'Itu siapa?'
'Wajahnya ngga asing'
'Siapa sih?'
'Bukan Pandu?'
'Bukan'

Saat slide foto remaja tayang, seisi auditorium sontak terkejut melihat itu adalah Naufan dan diriku.

'Astaga'
'Serius itu?'
'Ngga mungkin'

"Bukannya itu Aisyah" ucap Adit yang baru saja terbangun bersama Yori dan langsung heboh sendiri.

Aku tersenyum melihat beberapa video itu.

"Wahh,, gue ngga nyangka Naufan bakal buat itu demi lo" ucap Yori

"Keren, Aisyah sama Naufan bakalan merried guyss" saut Adit.

Tak lama Naufan datang ke atas panggung dan mendapat tepuk tangan dari semua murid dan beberapa guru di sini.

"Di sini saya akan mendeklarasikan untuk menghormati kalian semua"

Tiba-tiba lampu menyorot ke arahku dan di depan sana Naufan membuka sekotak cincin. Sedangkan aku menjadi gugup, bukan karna menyukai ini, tapi mengkhawatirkan keberadaan Irham yang nantinya akan menyakiti hatinya.

"Bukannya itu cincin?" tanya Yori

"Cincin ini milik mendiang ibuku. Aisyah, gue mau kasih ini buat lo. Gaada yang minta gue buat lakuin ini, ini dari hati gue. Apa lo mau terima cincin ini?"

'Terima'
'Terima'
'Terima'

Aku melihat sekeliling yang menyoraki ku. Yori mendorongku untuk maju ke depan dan berhadapan dengan Naufan. Aku terdiam menatapnya dan aku melirik ke atas tepatnya bagian ruangan lampu dan alat lainnya terdapat Irham disana dengan wajah terkejutnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[9] Tentang Wanita dan Rasa Yang Disembunyikan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang