05. Nyasar?

41 8 2
                                    

Ayo vote dan komen sebanyak-banyaknya ya! Biar aku semangat buat next nya :)


•••

Naufan PoV

Kini aku berada di mobil bersama Papa yang akan mengantarku ke sekolah untuk berangkat camping. Namun kali ini aku duduk di samping supir dan membiarkan Papa duduk sendiri di belakang.

"Pak Randi tiba-tiba menunda investasi lagi"

Aku mendengar helaan nafas darinya, tak lama ia memukul berkas-berkas itu.

"Arghhh,, sial! Bukannya Papa udah bilang berkali-kali buat urus Aisyah?"

"Naufan udah lakuin itu"

"Kalau iya, kenapa kamu ngga jenguk dia di rumah sakit? Dia pasti kasih tau Ayahnya betapa kecewanya dia. Kamu gatau betapa dia menyayangi Aisyah? Tidak berlebihan jika mengatakan itu, nasib bisnis Papa ada di tangannya. Berapa kali harus Papa bilang hah?" Sentaknya

"Maaf"

"Papa muak sama permintaan maaf mu!"

Setelah turun dari mobil, aku berdecak kesal seraya menatap mobil itu pergi.

•••

Aisyah PoV

Kini kita tengah berkumpul untuk berangkat camping.

"AISYAHHH"

Aku menatap Yori yang membawa 2 koper dan 2 paper bag lagi.

"Syahh, gaun gue yang warna merah ketinggalan di rumah. Gimana?" rengeknya

"Andai aja kita ngga saling kenal" gumamku menatap Yori yang sangat ribet.

"Lo mau pindah? Banyak bener bawaan lo" saut Adit.

"Lo ngga lagi live hari ini? Lo harusnya posting video gue. Gue nyiapin nih makanan buat kelas kita. Tunggu, kenapa lo bawa kamera polaroid?"

"Gue bertanggung jawab sebagai fotografer"

"Gitu ya? Lupain dulu soal itu. Nih bawain barang gue. Ini lebih mahal daripada kamera lo. Jadi bawa baik-baik ya. Aisyah, yok"

Yori menarikku dan meninggalkan Adit dengan barang milik yori.

"Yakkkk, Yorr, ini mah gue jadi babu lo" teriak Adit

"Gue kayak lagi mimpi bisa jalan-jalan gini sama lo" ucap Yori

"Sama, gue juga. Gue seneng banget hari ini. Gue gapernah diizinin buat ikut karna kondisi jantung gue. Tapi pokoknya kali ini gue seneng bangett"

"Gue juga aaa"

Aku memeluk Yori lalu kembali berjalan diikuti Adit di belakang kita. Di bus, cukup ramai banyak yang bernyanyi di belakang sana. Aku duduk bertiga bersama Yori dan Adit seraya memakan roti lapis yang dibawa Yori.

"Gimana? Enak?"

"Hm, enak" balasku

Sesampainya di Bogor, semua murid sangat antusias. Kali ini kita tidak mendirikan tenda melainkan menginap di salah satu hotel yang juga milik dari Pandu. Sebelum ke hotel, kita makan siang terlebih dahulu di resto di dekat hotel. Adit sibuk memotret makanan yang sudah dihidangkan. Aku menjauh dari mereka dan kini berdiri di balik pohon. Aku melihat paper bag kecil yang berisi hadiah untuk Naufan. Tak lama Naufan berjalan bersama Bagas. Aku meraih tangannya. Ia menepis tanganku.

"Apa-apaan lo?"

Aku menyerahkan paper bag tadi.

"Hadiah buat lo"

[9] Tentang Wanita dan Rasa Yang Disembunyikan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang