empat; holiday!

295 69 5
                                    

yey! weekend!

walaupun sudah kelas akhir weekend tetap harus dinikmati. kalau belajar persiapan ke universitas itu secukupnya saja. kan ada pepatah yang mengatakan kalau sesuatu yang berlebihan itu tidak baik.

dan tentunya kami berlima sudah ada rencana menghabiskan weekend bersama. bagiku walaupun berlima atau bertiga sekalipun tanpa matsukawa akan aku terima ajakan itu. tapi sepertinya lebih baik dengan adanya matsukawa.

rencana kami cukup sederhana kali ini, kami akan jalan-jalan ke pantai di pagi hari lalu pulang di siang hari dan kami akan bakar-bakaran di rumah oikawa.

oikawa bilang rumahnya kosong untuk weekend kali ini, mungkin kami berlima akan menginap di sana.

"tooru, aku perempuan sendiri apa tak apa?"

oikawa hanya mengangguk, "kau sudah berteman denganku dari kecil [name]-chan, mama pasti mengijinkanmu."

"tapi kau, hajime, makki, dan issei tuh sudah besar."

"apa kau khawatir? kami tidak sebrengsek itu, [name]-chan! kalau pun ada satu atau dua yang berniat menjahatimu ku yakin sisanya akan membabak belurinya."

"pastikan kau salah satu yang membabak belurinya ya!"

"iya iya. kau itu wanita berharga bagi kami berempat tau. tidak mungkin kami melakukan hal yang aneh."

aku kala itu hanya tersenyum kemudian memeluk oikawa sebentar. dia memang teman yang pengertian. percakapan itu terjadi tadi malam saat aku berkunjung ke rumah oikawa.

mama menyuruhku untuk memberikan kue yang dia buat ke oikawa karena mama tau orang tua oikawa tidak di rumah. mama juga menyuruhku untuk mengantar ke tempat iwaizumi.

aku mengantarnya lebih dulu ke iwaizumi dan berakhir di oikawa karena pertanyaan tadi itu menggangguku sekali. malam itu, aku tak hanya menanyakan tentang kekhawatiran ku tentang perempuan sendiri, aku menanyakannya juga tentang pacarnya dan juga gebetanku.

akhirnya malam itu dia cukup banyak cerita. dia bercerita antusias sekali.

"ne, bagaimana pandanganmu tentang issei-kun?"

"dia pria yang baik. walau tingkahku begini, ku rasa dia masih menghormatiku sebagai kaptennya."

"kalau aku jadian dengan issei-kun, bagaimana?"

"hee? kau bermimpi?"

malam yang mengesalkan memang, tapi itu cukup untuk menuntaskan rasa rindu curhat dengan sahabat.

dan pagi ini, aku sudah membawa tas yang berisi baju gantiku untuk ke pantai juga menginap, walaupun rumah kami dekat tapi jaraknya lumayan jauh, sekitar lima rumah. iya bagiku itu jauh.

menghabiskan weekend bersama itu tidak enak kalau ada yang pulang dulu, jadinya aku mengemas cukup baju untuk itu. ku rasa iwaizumi melakukan hal yang sama.

janjiannya bertemu di rumah oikawa, karena kami akan menggunakan mobilnya. dan saat sampai di rumah oikawa, hanya aku yang baru di sana. ku lihat oikawa sedang memasukkan barang-barang ke dalam bagasi mobil, dia juga memasukkan beberapa bekal.

"tooru, perlu bantuan?"

dia mengangguk, "perlu, rumahku kotor kalau kau mau tau."

"itu kewajibanmu, bodoh."

aku menghampirinya, "baru aku yang datang? huh, sangat tidak on time."

oikawa hanya mengangguk karena ia fokus menata barang, dan aku menyerahkan tasku kepadanya untuk disusun juga.

"ne tooru-kun."

"hm?"

"kenapa kalian tidak membawa pacar kalian masing-masing? ku rasa dua atau tiga perempuan lagi masih cukup."

"maksudmu, pacar iwa-chan dan makki?"

"kalau kau punya juga tidak masalah."

"kau mengejekku, [name]-chan!"

"tidak. tidak. ini sungguhan. rasanya tidak adil kalau hanya issei-kun yang membawa pacarnya."

"kau ini! mengesalkan sekali nada bicaramu."

aku hanya terkekeh. kemudian oikawa bangkit dari menata barang itu, tas ku juga sudah rapih di sana.

"mereka akan bertemu di pantai nanti. karena jarak rumah mereka terlalu jauh, ku rasa itu pilihan mereka untuk bertemu di pantai."

"aah indahnya. tapi lebih indah kisah ku karena dari awal sampai akhir akan bersama pacarku."

oikawa hanya menggeleng sembari pergi masuk kerumahnya, mungkin dia akan mengambil beberapa barangnya yang masih di dalam, "cepat perbaiki halumu itu, [name]-chan."

aku mengikutinya sampai ia tiba di dapur, "kau sudah sarapan? mau ku buatkan makanan untuk sarapan mu?"

"eeh, peka sekali. buatkan aku apa saja. aku malas sekali sampai tadi malam hanya memakan kue buatan mama."

"oke, nasi goreng saja ya?"

oikawa mengangguk, dan dia duduk di meja makan sambil memainkan ponsel pintarnya.

tak lama ketika aku berkutik dengan penggorengan matsukawa masuk dengan santainya, seolah tau kalau kami ada di dalam.

"[name], barangmu sudah?"

"ah issei-kun, sudah! tadi tooru yang menatanya."

"iyalah, kalau bukan aku siapa lagi." ucapnya tanpa mengalihkan pandangannya.

matsukawa mengangguk paham, berjalan mendekat dan mengambil tempat duduk di samping oikawa.

"apa sudah datang semua?"

"sudah, aku dan hanamaki sampai berbarengan. dan ku rasa iwaizumi sudah ada di sana menata barang-barang itu secara ulang."

"eeh?"

"kau menatanya menghabiskan tempat, kusokawa."

oikawa hanya terkekeh merasa tidak bersalah tangannya pun masih berselancar di media sosial.

setelah selesai, aku menaruh sepiring nasi goreng ke hadapan oikawa sambil berkecak pinggang, "tidak ada protes. makan saja sampai habis. lalu cuci piringnya."

"aku membuat nasi goreng agak banyak kalau kau mau, issei-kun."

"iya, nanti akan aku ambil sendiri."

"kau mau kemana, [name]-chan?"

"aku akan membantu hajime di depan."

dan setelah lama kami bersiap, akhirnya kami pergi ke tempat tujuan. hebat sekali ku kira sudah jam sembilan ketika kami berangkat, ternyata masih jam tujuh kurang.

aku duduk di depan menghindari diapit dua raksasa. aku memilih menemani hajime yang menyetir saat ini. awalnya aku di suruh di belakang bersama dengan oikawa dan matsukawa. tapi ku rasa itu tidak baik untuk jantung, jadi aku memilih untuk di depan.

"padahal mobil oikawa, tapi yang menyetir iwaizumi." celoteh hanamaki karena kehadiran oikawa di tengah-tengah tempat duduk itu menyempitkan.

"makki, urusai! aku lelah jadi malas untuk menyetir."

"kau menyetir saat pulang nanti, kusokawa."

"eee tidak mau. biar mattsun saja nanti yang menyetir saat pulang."

eh? aku tak salah dengar? dengan begitu aku akan duduk berdampingan dengan matsukawa saat pulang nanti. yang benar saja aku ingin pulang sekarang juga.

yah walaupun kalau aku tidak duduk di depan menemani iwaizumi aku akan duduk di sebelah matsukawa. karena ku rasa, hajime butuh teman mengobrol yang tidak memancing emosi tentunya.

different, mattsunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang