sembilan; his clothes

278 70 3
                                    

latihan lagi. mereka akan pergi latihan tapi untuk kali ini aku tidak bisa ikut mereka latihan aku harus pulang ke rumah untuk menyelesaikan tugas yang sangat menumpuk ini.

sudah seminggu dari kejadian kami menghabiskan weekend bersama dan setelah itu kami kembali normal. untuk hanamaki maupun iwaizumi, mereka juga normal-normal saja dengan pasangannya.

tapi tidak untuk oikawa, dua hari yang lalu dia memberitahuku bahwa foto yang sempat ia ambil minggu kemarin ia kirimkan ke matsukawa tanpa persetujuanku.

tidak hadir ke latihan biasa mereka mungkin salah satu tindakan malas bertemu oikawa agar dia sadar sebenarnya dia salah. tapi aku juga bukan orang yang sepenting itu untuk harus hadir di sana. lagipula, hak milik foto itu adalah milik oikawa karena ia yang memotret dengan menggunakan handphone nya sendiri.

tapi aku tetap kesal.

hari ini lumayan sejuk, tadi pagi saja hujan sudah turun. dan itu membuat jalanan sekolah menjadi lebih becek.

dengan alasan itu, aku berjalan pelan-pelan agar menghindari becek agar tidak kotor tentunya. tapi siswi sialan yang barusan lewat itu berlari dan menyenggolku.

tidak hanya mengenai pakaian ku tapi seluruh badanku. jika siswa lain yang ada di dekatku hanya terkena air kotor itu di seragam mereka. kalau aku di seluruh tubuh.

sialan. aku terjatuh di salah satu kubangan besar yang berusaha aku hindari itu.

kenapa hari ini aku sial sekali, sih.

aku menggapai tangan seseorang yang terulur dari atas ku. aku berdiri kemudian melihatnya yang tidak lain dan tidak bukan adalah matsukawa. lihat, aku tambah malu jika seperti ini.

"[name]?" wajahnya terlihat seperti menahan tawa dan aku hanya cengengesan.

"aku ceroboh sekali, ya. terima kasih sudah membantuku, issei-kun."

dia menggeleng, "iwaizumi dan oikawa sudah menyeret wanita itu kembali agar meminta maaf kepada mu, tuh."

aku kaget. segera ku tolehkan wajahku dan melihat iwaizumi dengan tampang tegasnya berjalan di belakang gadis yang sedang menunduk itu.

"minta maaf."

"kelakuanmu tidak seperti manusia. sudah kelas akhir tapi seperti kanak-kanak. cepat minta maaf."

"a-anu, hajime-kun."

"tidak hanya untukmu, [name]. semua siswa disini dirugikan dengan sikapnya tadi."

gadis itu masih menunduk, memegangi belakang kepalanya kemudian dia membungkukkan badannya sembilan puluh derajat.

"semuanya, aku minta maaf."

dan sekerumpulan siswa disana bubar meninggalkan gadis itu. gadis itu meminta maaf kepada iwaizumi dan dia pergi dari sana.

"kau seperti ketua osis, hajime-kun."

"diam dan ganti pakaianmu."

"kurasa tidak perlu, ini hanya kotor. aku harus cepat-cepat pulang."

"jaga matamu ya, sialan." iwaizumi tidak memedulikan perkataan ku. dan malah memarahi salah satu siswa yang sedang menatapku.

"[name], ganti."

aku merubah pandanganku ke arah seragam yang saat ini kotor. benar, seragam ini menjadi tembus pandang ketika basah. aku buru-buru menutupi bagian depanku menggunakan kedua tangan kecilku.

"aku tidak membawa baju ganti, jadi sepertinya lebih baik aku pulang saja sambil berlari." ucapku yang hendak mengambil ancang-ancang untuk berlari.

namun tangan matsukawa berhasil menghentikanku. "aku ada satu baju di loker, ku rasa itu cukup untuk membawamu pulang dengan selamat."

aku menatapnya tidak percaya, kemudian aku menatap iwaizumi yang mengangguk dan tatapannya menyarankan aku untuk ikut matsukawa. tentunya oikawa masih ku abaikan di sini.

"pakai jaket ini. cuacanya agak dingin." dan lagi matsukawa memberikan jaket club bola volinya itu kepadaku. aku hanya diam dan menurut.





"terima kasih, aku akan pulang."

aku berada di pintu gym tempat dimana mereka sedang melaksanakan latihan. disana ada hanamaki, iwaizumi, matsukawa, dan juga oikawa yang mengantarku pergi.

keadaanku lebih baik ketimbang tadi, walau sepatu, rok, dan tasku masih kotor. tapi bajuku sudah terupgrade lebih baik.

kaos club bola voli milik matsukawa dan juga jaketnya. semuanya membuatku seperti orang-orangan sawah yang siap mengusir burung apapun agar tidak memakan padiku.

"seperti boneka ya?"

"tidak, dia seperti bayi."

"maksudmu bayi raksasa?"

"tidak, dia terlihat seperti annabelle."

aku mendengus. mereka itu daritadi seperti ini ketika melihatku keluar dengan baju dan jaket yang matsukawa pinjamkan.

"kalau saja aku dalam kondisi yang baik-baik saja ku jamin aku akan merusak masa depan kalian dan kalian tidak memiliki masa depan."

mereka diam. itu bagus.

"baiklah, terima kasih, issei-kun. besok aku akan kembalikan. aku pulang dulu."

mereka mengangguk dan juga kembali masuk ke dalam gym. sedangkan matsukawa tetap disana.

"ada apa, issei-kun? tidak masuk?"

"menunggumu sampai keluar dengan benar."

aku menghela, "iya iya aku jamin ketika aku memakai ini, ini tidak akan kotor seperti tadi."

"aku hanya ingin menatapmu. itu saja."

langsung wajahku yang pucat ini berubah menjadi merah padam. "a-apa maksudmu?"

"kau terlihat imut dengan baju dan jaketku."

aku hanya berusaha menyembunyikan rona merah ini walaupun kami terjebak keheningan yang luar biasa.

"mattsun, cepat kembali!" dan oikawa menyeret matsukawa kembali ke gym.

tapi oikawa masih di depanku. "aku tidak akan minta maaf."

"aku juga." ucapku sambil menjulurkan lidah dan berlari dari sana.

"[name]-chan, awas ya kau!"

different, mattsunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang