aku sudah bersiap. berdandan dan juga berpakaian seelok mungkin. demi menghadiri acara besar ini. acara pernikahan yang sangat megah yang mampu membuatku menganga.
aku berdecak kagum melihat betapa kesan mewah pernikahan ini tersampaikan padaku. kami yang notabenenya adalah sahabatnya sejak sma pun tertulis sebagai tamu khusus di acara penting ini.
kami duduk melingkar di satu meja vip sembari menyaksikannya tengah membaca janji suci dengan sangat serius. aku benar-benar sudah lupa wajah serius itu.
aku hampir menitikan air mata, susah menjelaskan keadaan hatiku yang melihatnya mengucap janji suci. seperti tidak rela tapi aku turut bahagia jika dia bahagia.
"tooru, ambilkan aku tissue."
"kau masih cemburu, sayang?"
"tidak, hanya terharu."
itu sudah tiga tahun yang lalu, bukan. tidak seharusnya aku cemburu untuknya, tidak pula di depan calon suamiku.
oikawa menggenggam tanganku, menguatkan ku. sangat tidak sopan kalau aku cemburu terhadap mantan pacarku kan.
"aku tidak cemburu, tooru. aku hanya mencintaimu." ucapku sambil menyembunyikan rona merah ini.
"ha'i ha'i." ucapnya sembari mengecup pipiku sekilas.
"oikawa, berhenti bermesraan sebentar." peringat iwaizumi di depan kami. dia duduk disebelah istirnya yang tengah mengandung anak pertama mereka.
sedangkan hanamaki ada di sebelah kanan kami, mereka sudah menikah, tapi mereka belum berencana memiliki anak. padahal aku kira hanamaki akan jadi orang pertama diantara kami berlima yang menikah duluan dan memiliki dua anak saat aku akan menikah nanti.
hanamaki menikah tepat setelah iwaizumi menikah. dan ku dengar mereka belum berencana memiliki anak pertama. mungkin saat anak pertama iwaizumi lahir.
aku hanya terkekeh. kemudian mengelus tangan besar oikawa. walaupun sedikit kasar aku menyukai tangan ini.
"kau mau anak berapa nanti?"
"eh?"
"berapa?"
"bisa berhenti berbicara seperti itu, oikawa?"
dan oikawa terdiam. kami cukup terkekeh karena oikawa masih takut dengan ketegasan iwaizumi.
"ne tooru-kun, aku mau satu tim bola voli, boleh?"
oikawa mengangguk antusias, "boleh! sangat boleh!"
"[name]." aku terkesiap dan ikut diam sembari menunduk.
"kalau calon suamimu sedikit miring setidaknya kau lima derajat lebih lurus darinya, jangan ikut-ikutan miring."
dan mereka tertawa menertawai kami.
kami menghampiri sepasang pengantin baru itu. berfoto dan berbincang bersama. aku dan para wanita yang lain berkenalan dan juga berbincang banyak dengan istri matsukawa itu.
"[name]-san kan mantannya matsukawa-san."
"oh iya?"
"tidak perlu canggung, itu sudah lama sekali, kau tau."
"benar, sebentar lagi mungkin [name]-san akan mengundang kita ke pernikahannya."
"do'akan saja ya."
terasa sangat cepat sekali kami berbincang, namun hari sudah semakin larut, dan kami harus pergi. kami berpamitan kepada teman sma kami itu dan istrinya tentunya.
dan sampai ketika aku harus berhadapan langsung dengan matsukawa.
"sudah merelakan ku, kan [name]?"
aku memukul lengannya pelan, "tentu saja!"
dia memelukku bak seorang sahabat lama yang sudah tidak pernah berjumpa bertahun-tahun lamanya. "terima kasih, [name]. aku tidak menyesal pernah menjadi kekasihmu."
"hentikan ini, issei-san!"
"istriku tau, kau sahabatku dan mantan kekasihku."
"eeh benarkah?"
istrinya mengangguk, dan menghampiriku. "aku hanya pura-pura terkejut tadi, [name]-san. untuk membuat seseorang puas."
aku tersenyum, memeluk istri matsukawa dengan erat. "kau bisa memanggilku jika butuh bantuan. tapi yang tidak berkaitan dengannya ya!" aku menunjuk matsukawa. dia hanya terkekeh dan mengangguk.
"awas kau menyakitinya!" ucapku kepada matsukawa.
"jangan lupa undang aku ya, [name]-san."
"tentu." aku mengangguk sembari tersenyum menanggapi.
"sayang, ayo pulang." ucap oikawa yang tiba-tiba muncul dan merangkul pinggangku.
"dia istriku, mattsun!"
matsukawa hanya tertawa dan mengangguk, dia juga merangkul istrinya dan mengecup pelipis gadisnya. "dia juga istriku, oikawa."
"kau harus datang di pernikahan kami, agar kau bisa melihat aku menciumnya nanti."
"tooru!"
"biar, balas dendam."
"kami pulang dulu, ya."
"mattsun, selamat menikmati."
"kata-katamu, tooru!"
FINALE
"bisa jadi orang yang akan menjadi pendamping mu di masa depan adalah orang terdekat di hidupmu"
December, 21th 2020
3.10 pm©littlebuxx

KAMU SEDANG MEMBACA
different, mattsun
Fanfictionthis is a short story about falling in love with mattsun for a while. she said "aku suka orang yang gak disukain siapapun." ©haikyuu! belongs to haruichi furudate !story idea belongs to me