delapan; sleep

284 66 2
                                        

iwaizumi sudah kembali ke atas dengan wajahnya bersemu merah. ya walaupun aku ini sahabatnya dari kecil, aku tetap seorang wanita yang sudah cukup dewasa.

setelahnya hanamaki yang turun, dia juga meminta maaf dan aku memarahinya karena hari ini aku sudah mendapat banyak kata maaf. aku tak seharusnya mendapatkan banyak permintaan maaf untuk masalah tadi

ya walaupun seperti itu, aku dan hanamaki tetap saling memaafkan, tentunya.

aku baru saja keluar dari kamar mandi milik oikawa, segera mengganti bajuku dengan baju yang oikawa pinjamkan. aku yang lalai ini tidak membawa baju yang seharusnya aku bawa, dan hanya membawa beberapa hotpants dan pakaian dalam saja.

aku yang memakai bajunya itu membuat badanku terlihat seperti tidak memakai celana.

rambutku ku biarkan tergerai basah sehabis ku keramasi dan segera keluar dari sana, turut bergabung serta membantu mereka menyiapkan acara malam ini.

malam tiba dan kami sedang berkumpul sambil menikmati barbeque, kami kembali normal. walaupun mungkin diantara mereka masih memikirkan kejadian di pantai siang tadi. tapi setidaknya situasinya sudah mulai membaik. kami kembali bercanda lagi, kami bermain dan makan bersama lagi.

"ne ne, [name]-chan, apa aku boleh memelukmu?" tanya oikawa

aku menoleh kaget dengan barbeque yang masih berusaha ku gigit, bahkan hanamaki, iwaizumi, dan matsukawa juga menatapku. tanpa jawaban dariku, oikawa mendekat hendak memelukku.

"tidak." tangan matsukawa menahan oikawa agar tepat di tempatnya.

"mattsun, minggir."

"dia sedang makan, oikawa."

aku hanya menyengir, segera menuntaskan makanku dan menghampirinya. "sini sini peluk pada ibu."

mereka memelukku, oikawa, hanamaki, iwaizumi dan terakhir matsukawa. kami berpelukan bak teletubbies, pelukan persahabatan.

dikala pelukan persahabatan itu, matsukawa yang memang paling tinggi diantara kami semua, entah sadar atau tidak sadar, sengaja atau tidak sengaja, yang pasti aku merasakan bibirnya menyentuh keningku. dan tentunya aku menahan rona merah ini sembari tertawa.

"ha'i ha'i, mari habiskan, barbeque ini!"




berakhir di kamar oikawa sambil bermain ps dan menonton film menggunakan handphone, malam ini kami habiskan di sini, sebelum keesokan paginya kami pulang ke rumah masing-masing.

iwaizumi dan oikawa sedang bermain ps, kalau hanamaki dia ada di balkon sedang berbucin ria via telepon dengan kekasihnya, dan matsukawa yang mengajakku menonton film bersama menggunakan handphonenya.

"film apa ini? sepertinya aku sudah pernah melihatnya." tanyaku.

baiklah, posisi ini cukup merepotkan bagiku. kami berdua berada di atas kasur sambil menyenderkan punggung dan kepala kami di kepala kasur, dan tentunya sangat dekat karena kami hanya menonton lewat handphone. bergeser sedikit saja aku sudah bisa bersandar di bahu matsukawa. ah memalukan.

"ini school 2017, kau tau?"

"aah! aku tahu itu! tapi aku sudah pernah menontonnya."

"mau diganti?"

"ku rasa lebih baik iya. kalau menonton film yang sudah aku tahu, aku tidak akan fokus dan malah fokus padamu, issei-kun." ucapku menggoda. ketika aku selalu menggombali matsukawa, wajahku ku usahakan untuk tidak serius. repot kalau dia tau aku suka padanya.

"itu lebih bagus." ucapnya kemudian mengganti dengan drama korea lainnya.

"school 2015 saja ya?" aku mengangguk patuh, kemudian bergeser sedikit karena layarnya cukup kecil untuk ku lihat dalam jarak segini.

ku rasa untuk pengangguran
seperti kami di tengah malam begini tidak mungkin menyelesaikan semua episode drama yang ada. kantukku benar-benar mulai menampakan aksinya, mataku berusaha menahan agar tidak tertutup.

tapi nihil, untuk gadis seumurku mungkin susah untuk terus menbuka mata sampai esok pagi. tidak tahu untuk oikawa iwaizumi dan hanamaki ataupun matsukawa. tapi kali ini maaf, aku akan tertidur karena mengantuk sekali.

dan kurasa aku tertidur diatas bahu matsukawa yang kujadikan sebagai bantal. maaf matsukawa, bukan modus, tapi aku sudah benar-benar mengantuk dan tak tahan lagi. tapi kalau tidur di bahumu, ku rasa itu kebetulan dan ketidaksengajaan yang berharga bagiku.

dan sebelum kesadaranku menghilang sepenuhnya dan terbang ke alam mimpi. lagi-lagi aku merasakan kali ini matsukawa mencium puncak kepalaku. atau memang aku sudah berada di alam mimpi.

dan paginya setelah kami sarapan, oikawa menunjukan sebuah foto kepadaku hanya padaku, ku rasa.

dan foto itu adalah foto aku yang tidur sembari memeluk matsukawa.

"[name]-chan, akan aku kirim foto ini padamu." ucapnya secara bisik-bisik.

wajahku berubah menjadi merah padam. bingung mau menjawab apa, habisnya foto itu memalukan dan juga mengagetkan. aku tidak mengira akan seperti itu tidurku semalam.

different, mattsunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang