Janji Rafa

189 60 114
                                    

"Jangan terlalu bodoh dengan kata janji. Itu hanya kalimat penenang yang berujung semu."
-Kevandra Christian Ronald-

Hari ini tepat tanggal lima bulan Oktober

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini tepat tanggal lima bulan Oktober. Hari ulang tahun Natha. Namun gadis itu tak merasa bahwa hari ini adalah hari spesialnya. Ia merindukan Maria dan Satya.

Andai mereka masih hidup.

Andai hari ini ia bisa menghabiskan waktu bersama kedua orang tuanya.

Andai Natha bisa mendengar ucapan selamat ulang tahun dari Maria dan Satya.

Andai Natha bisa merasakan kembali dekapan hangat dari mereka.

Andai dan hanya menjadi sebuah angan yang berujung semu.

Malam tadi. Tepat jam dua belas malam. Mira, Jeki, dan Kevan. Ketiganya kompak memberikan kejutan tepat pada pergantian hari. Setidaknya, Natha sedikit bersyukur dan merasa bahagia karena masih ada keluarganya. Tapi bolehkah Natha egois? Ia ingin ada Maria dan Satya sekarang.

Lagi. Gadis itu menghela nafas pelan menatap bingkai foto yang berada di genggamannya. Foto itu ketika dirinya berumur sepuluh tahun. Satu tahun sebelum kematian Maria dan Satya.

Tampak dari foto itu terlihat keluarga yang bahagia. Senyuman yang merekah di bibir ketiganya. Kecupan yang berada di kedua sisi pipi Natha. Ah, Natha merindukan ciuman itu.

Natha berdiri dari duduknya. Ia ingin ke suatu tempat. Kamar orang tuanya. Sudah lama Natha tidak mengecek kamar itu. Dirinya sangat rindu dengan aroma lavender. Aroma yang sangat disukai oleh Maria.

Sekarang ia sedang berdiri di depan pintu berwarna oranye. Warna kesukaan Satya. Seketika ia tersenyum tipis ketika mengingat pertentangan antara kedua orang tuanya yang memperebutkan warna kamarnya. Dan berakhirlah hanya pintu yang bercat warna kesukaan Satya.

Natha segera memasukkan kunci pintu kamarnya. Saat pintu terbuka aroma lavender langsung masuk ke dalam penciumannya. Sejenak ia menarik nafas panjang dan melangkah ke dalam kamar. Tak ingin ada yang melihat dirinya di sini, Natha menutup pintu itu dan tak lupa menguncinya.

Gadis itu mengedarkan pandangannya ke segala sudut kamar. Semua dipenuhi oleh bingkai foto.

Foto pertama. Maria yang sedang tersenyum dengan keadaan perut yang membesar. Itu tepat ketika mengandung dirinya.

Foto kedua. Maria yang tengah menggendong seorang bayi mungil.

Foto ketiga. Satya yang memeluk Maria dari belakang.

Dan seterusnya. Natha tidak kuat untuk melihat semua bingkai foto. Bukannya melepas rindu, justru rindu itu semakin bertambah.

Kakinya melangkah mendekati sudut sebelah kanan. Di depannya ada lemari berwarna putih. Lemari itu sudah lama, tapi tetap saja masih bagus dan terawat. Jangan lupakan bi Darti yang selalu membersihkan ruangan ini.

Riddles Of Boy [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang