Pengakuan Dina

172 38 13
                                    

"Semuanya hanya menjadi andai dan berujung penyesalan. Tidak ada arti untuk menyesali semuanya sekarang."
-Bastian Adhitama-

"Kak, bagaimana keadaan Rafa?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak, bagaimana keadaan Rafa?"

Bastian dan Natha terdiam ketika mendengar suara seorang wanita. Keduanya menoleh ke belakang dan mendapati sosok wanita paruh baya, namun masih terlihat muda.

Bastian terdiam membeku ketika matanya menatap mata cokelat milik Dina, mantan istrinya.

"Mau apa anda ke sini?" tanya Bastian dengan nada dingin.

Dina terdiam untuk beberapa saat dan melirik seorang gadis yang berada di samping Bastian. "Aku yang melahirkan Rafa, aku berhak ada di sini."

Mendengar itu membuat Bastian tertawa garing. "Dengan bermain api di belakang saya, apa kamu pantas untuk disebut seorang ibu?"

Pertanyaan Bastian sangatlah menusuk hati Dina. Ternyata, pria itu masih mengingat kejadian di masa lalu. Dan, sifatnya masih sama. Suka mengungkit kesalahan orang lain.

"Dan kamu, membayar orang lain untuk melayangkan  nyawa manusia, apa itu pantas untuk disebut sebagai kepala keluarga?" balas Dina menatap mantan suaminya dengan tajam.

Terlihat Bastian yang terdiam dengan wajah datar. Dina tahu rencana dirinya?

Merasa suasana menjadi tegang, Natha bingung harus melakukan apa di sini. Ia sudah mirip seperti patung. Hanya berdiri menatap keduanya secara bergantian.

"Aku mau jelasin semuanya, kamu harus siap-siap untuk menyesal." Dina berjalan mendekati Bastian dan menatap mata hitam itu dengan lekat. "Kak Satya gak salah sama sekali, justru dia nolong aku."

Bastian terkekeh sinis lalu memutar bola matanya malas. "Gak usah banyak omong kosong."

Dina menaikkan sebelah alisnya menatap Bastian dengan kesal. "Aku gak akan buang waktu cuma untuk ngomong hal yang gak penting. Seharusnya, kamu sadar, kak. Kamu udah salah paham."

"Terserah kamu mau percaya atau enggak sama pengakuan aku. Yang terpenting, aku udah jelasin semuanya, meskipun udah terlambat, tapi gak ada salahnya untuk kamu mengetahui yang sebenarnya. Biar kamu menyesal dan gak akan ngulang hal yang sama."

Bastian hanya diam membuat Dina menarik nafas panjang dan kembali melirik ke arah Natha. "Kamu anak kak Maria, ya?" tanya Dina menatap wajah Natha dengan lekat. Jiplakan Maria.

Natha tersenyum canggung lalu menganggukkan kepalanya. "Iya, tan."

"Maafin kesalahan tante, ya, semuanya gak akan jadi gini kalo tante gak telat jelasin semuanya." Dina menatap wajah Natha dengan sendu.

"Udah jalan takdir, tan," balas Natha tersenyum tipis. Mau menyesal bagaimana pun, Maria dan Satya tidak akan hidup kembali  'kan, jadi percuma saja untuk memperpanjang masalah. Hanya sia-sia.

Riddles Of Boy [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang