Akhir?

222 43 17
                                    

"Ini adalah akhir dalam kisah kita. Perlu diingat, aku tidak menyesal bertemu denganmu. Bahkan, aku merasa bahagia disaat kita punya perasaan yang sama. Meski akhirnya tidak bisa bersama, tapi aku akan bawa cinta ini menuju keabadian."
-Alexandra Nathania Emery-

" -Alexandra Nathania Emery-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terkadang, semesta itu lucu. Mempertemukan dua insan yang awalnya tidak saling mengenal lalu mendekati keduanya. Hingga berujung perpisahan tanpa sempat untuk bersama.

Apakah senja lebih dikenang dari pada fajar? Jika, iya, artinya, perpisahan lebih berarti dari sekedar pertemuan, right?

Kisah Natha dan Rafa sangatlah rumit.

Keduanya dipertemukan karena permasalahan di masa lalu. Awalnya, Natha sangat penasaran dengan murid baru bernama Rafael Hadrian Adhitama, pemilik mata berwarna hitam dengan tatapan tajam. Teka-teki dalam diri Rafa yang membuat dirinya semakin gencar untuk mendekati laki-laki itu. Ternyata, ini semua sudah jalan takdir. Ia justru mendapat sebuah petunjuk tentang kematian kedua orang tuanya. Semuanya sudah diatur.

Natha tidak sama sekali menyesal pernah bertemu Rafa. Ia juga tidak menyesal mempunyai perasaan lebih pada laki-laki itu. Meskipun ayah Rafa yang sudah menyebabkan dirinya kehilangan Maria dan Satya, tapi Natha tetaplah mencintai Rafa.

Sekarang Natha sudah merasa lega. Dirinya sudah menepatkan janjinya pada Maria dan Satya. Ya, meskipun dirinya sempat kecewa karena Rafa yang tidak jujur kalau ayahnya lah pelaku yang sebenarnya. Tapi memaafkan adalah jalan terbaik. Dirinya sadar, ingin balas dendam atau menyimpan rasa kesal itu tidak ada gunanya sama sekali.

Dan, sepertinya takdir kembali menguji Natha. Ia dipertemukan dengan cinta yang tidak se-iman. Natha tidak menyesal sama sekali, dari sini ia belajar. Level tertinggi dalam mencintai adalah melepaskan. Walaupun dirinya dan Rafa saling mencintai, tapi mereka tidak ingin egois hanya karena cinta. Keduanya sepakat untuk tetap pada hubungan awal, hanya teman. Teman rasa lebih.

Jika ditanya apa itu menyakitkan? Jawabannya, tentu iya. Mencintai namun tidak memiliki. Semua itu wajar dalam hubungan percintaan. Tidak selamanya berakhir happy ending, kan?

Natha menatap langit yang sekarang sudah mulai menggelap. Rooftop. Sekarang Natha sedang berada di rooftop rumah sakit. Sejenak ia memejamkan matanya menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya.

Apakah ini akhir dalam kisah dirinya dan Rafa?

Jika iya, bisakah dirinya meminta untuk kisah ini tidak berakhir menyedihkan?

Nyatanya, Natha bukan Tuhan yang bisa menentukan jalan hidup seseorang. Ia hanyalah manusia biasa yang harus menerima segalanya.

"Nat, kamu kenapa manggil aku ke sini?" tanya seorang gadis yang menatap dirinya dengan raut wajah bingung.

Natha tersenyum lalu memeluk gadis itu dengan erat. "Lo adalah sahabat terbaik yang gue punya, Sya."

Nesya terhenyak dalam tempatnya. Tanpa berpikir ia segera membalas pelukan Natha. "Kamu juga sahabat terbaik aku, Nat."

Riddles Of Boy [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang