2

9.6K 604 4
                                    

Selamat membaca 😘















Irene memanggil tukang urut andalannya. Dia bisa saja ke salon untuk merilekskan tubuhnya, tapi dia lebih memilih yang praktis. Kebetulan dia juga lagi malas keluar rumah.

"Bu, maaf ya aku panggilnya mendadak. Habis capek banget seharian ngurus dapur berantakan gara-gara suami"

Bu Tutik yang sudah setahun lebih dipercaya Irene untuk mengurut hanya tersenyum mendengar kalimat panjang penuh keluhan itu, kalimat yang selalu Irene keluhkan tidak pernah jauh dari kata suami.

"Ndak apa-apa, hari ini ibu kebetulan lagi ndak sibuk. Biasalah suami memang begitu, sukannya berantakin. Nona Irene belum tau aja kalau suami sudah berantakin lemari. Pusing ibu tuh setiap hari mengomel"

Menaruh minyak urut ditelapak tangannya yang dirasa Irene kasar namun hasil urutannya begitu memuaskan. Memijat pelan punggung Irene dengan telaten, memastikan tidak ada yang salah dari hasil urutnya nanti, karena pertama dipanggil Irene wanita cantik itu mengeluh badannya tambah sakit setelah diurut. Namun dia bersyukur Irene yang sedang berbaring telungkup itu tidak mengeluhkan hal yang seperti itu selama dia bekerja.

"Kata siapa Bu. Taehyung pun sama, makanya sebelum dia berantakin lemari, aku duluan yang siapin pakaian kantornya"

Jawab Irene sambil menutup matanya, menikmati setiap sentuhan Bu Tutik yang telaten. Sesekali dia menahan nafas saat tangan tua itu menekan cukup keras di bagian tertentu. Apalagi di betis, astaga itu sakit sekali, namun mengingat hasil yang akan diterimanya nanti maka Irene hanya menahan sedikit sakit dan melampiaskannya dengan menggigit bantal.

Malam hari badannya sangat segar dan semangat apalagi setelah keramas, ah kepalanya sangat ringan. Dia dan suami baru saja selesai mandi, walau mandinya sangat lama karena ulah suami mengurus satu dan lain hal saat dikamar mandi tadi. Irene sudah terbiasa dengan itu.

"Sini yang, rambutnya dikeringin" mengambil handuk kecil ditangan suami dan mulai mengeringkan rambutnya. Taehyung duduk dilantai menikmati servis sang istri yang begitu memuaskannya.

Dia menghadap sang istri yang duduk dipinggir kasur. Membenamkan kepalanya di paha mulus nan lembut istri cantiknya.

"Yang..." Irene memanggil suaminya yang bersiap melakukan sesuatu yang dia rasa sudah mereka lakukan tadi saat mandi. Oh tidak lagi, dia capek.

Taehyung terseyum kikuk. Istrinya ternyata sadar apa rencana otak kecilnya.

"Tadi Bu Tutik cerita soal anaknya, katanya anak bungsunya semakin hari semakin nakal. Seandainya saja aku bisa punya an__"

Taehyung berdiri duduk disamping istrinya, menggenggam tangan mungilnya. Kemudia mengecup keningnya cukup lama.

"Kita kesana besok ok"

Irene kaget

Dia masih diam mencoba mencerna kalau saja dia salah dengar. Karena selama dua tahun menikah akhirnya sang suami menurut kemauannya untuk adopsi anak.

Alasan Taehyung selama ini menunda melakukannya karena tidak ingin cinta sang istri terbagi untuk anak mereka kelak. Bukan tidak mau tapi belum siap.

Terhitung dua tahun sudah mereka menikah, namun masih belum memiliki momongan. Selama ini mereka terus berusaha hingga akhirnya mereka mulai menyerah saat satu tahun lalu dokter mengatakan Irene tidak bisa punya anak.

Usia mereka masih terbilang sangat mudah. Mereka memutuskan menikah diusia keduanya menginjak angka 22 tahun. Usia yang terbilang sangat mudah untuk menikah. Namun keduanya sanggup melewati setiap masalah rumah tangga dengan pertengkaran kecil di setiap harinya.

Irene berkerja di salon, hadiah pernikahan dari suaminya. Sementara Taehyung yang sejak SMA sudah dikenalkan orang tua dengan dunia perkantoran kini sudah terbiasa melakukannya hingga sekarang dia menjadi pewaris sah dan menjadi CEO di 'Kim's Corp' yang kini dibawah kuasanya saat orang tuanya memutuskan untuk istirahat dan menikmati waktu berdua di kampung halaman di Daegu.

"Ka-kamu serius yang?" Tanya Irene sekali lagi dengan mata yang kini mulai basah. Taehyung terseyum melihat reaksi istrinya. Dengan begitu lembut dia menghapus jejak air mata istrinya. Kemudian mengangguk.

Irene memeluk suaminya begitu erat. Akhirnya sebentar lagi rumah ini tidak lagi kesepian. Sebentar lagi rumah ini tidak hanya terdengar suara debat mereka berdua. Sebentar lagi rumah ini akan mendengar kalimat seorang yang memanggil keduanya dengan sebutan papa, mama, bapak ibu, papi mami, ayah bunda, mommy daddy, terserah anaknya nanti.

Irene tidak sabar untuk hari esok. Dia tidak sabar melihat anaknya datang, tidak sabar setiap pagi dia bangun bukan hanya sibuk untuk suaminya tapi akan sibuk mengurus anaknya.

Astaga membayangkan saja sudah buat dia senang. Malam ini akan menjadi malam dengan seribu mimpi indah untuknya.

















Bersambung.....

P O L O S (?) 'KookV'    •END•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang