18

6.4K 471 24
                                    

Selamat membaca 😘














Hari-hari berikutnya dirumah besar Kim kembali sepih. Ayah bunda Taehyung memilih balik ke kampung, Jimin sesekali berkunjung untuk memastikan mereka sudah makan.

Jungkook maupun Taehyung tidak banyak bicara, keduanya sama-sama diam, masih menyalahkan diri masing-masing.

Mereka keluar kamar saat Jimin datang, hingga satu bulan berakhir.

Taehyung tidak peduli dengan kantor begitupun Jungkook yang tidak peduli dengan sekolah.

"Yuhu paket" teriak Jimin memasuki rumah besar yang gelapnya minta ampun. Baru semalam dia dari sini rasanya sudah sangat lama.

Piring bekas makan menumpuk di meja makan, kotak pizza berserakan di sofa ruang tamu, untuk tidak ada semut yang mendekat. Tenang Jimin sudah memblokir semua jalur semut yang berusaha masuk ke rumah ini. Karena dia tau akan berakhir seperti ini.

Jimin menarik nafas lama, mengetuk pintu mereka masing-masing, keduanya langsung nongol, pasti kelaparan. Jimin sengaja datang telat, berharap keduanya cari cara bagaimana bertahan hidup dalam rumah ini, entah makan sendal kek, makan bantal kek atau apapun itu. Yang penting gak selalu reporin dia gitu.

Jimin sama sekali tidak merasa repot sih, hanya saja dia mau keduanya tinggalkan kesedihan mereka, walau Jimin tau itu tidaklah mudah.

Tapi apa mereka akan begini terus kedepannya? Sekolah dan kantor mereka berantakan, tidak Jimin tidak mau.

"Mulai besok, saya tidak mau nganterin makanan, kalau mau kenyang ayo berpikir sendiri. Saya punya kesibukan begitupun kalian. Kamu Tae mau sampai kapan tidak ngantor? Dan kamu mau sampai kapan bolos sekolah? Oh satu lagi, kita harusnya mulai pemotretan Minggu ini, tapi tidak apa saya kasih waktu, ingat kita masih terikat kontrak, itu paling penting"



Beberapa bulan kemudian

Jungkook mengetuk kamar ayahnya. Sepertinya mereka harus bicara. Cukup beberapa bulan terakhir mereka tidak saling tegur sapa.

"Masuk"

"Daddy sibuk?" Taehyung menggeleng. Dia melebarkan kedua tangannya, meminta anaknya mendekat.

Sudah lama dia tidak memeluknya, sudah lama dia tidak menyapa anaknya.

Keduanya berpelukan cukup lama, menutup mata masing-masing menikmatinya.

"Maafin daddy ya baby" ujar Taehyung sedih, sebagai ayah, harusnya dia tegar biar Jungkook menirunya. Tapi karena saking stress ditinggal istri Taehyung sampai melupakan bahwa masih ada Jungkook sebagai tanggung jawabnya.

Jungkook mengangguk, dia mencium bibir Taehyung, tujuan dia kesini bukan untuk bersedih "Dad, ayo bersihin rumah, mommy akan sangat marah kalau lihat rumahnya begini" Taehyung menagguk.

Benar kata anaknya, Irene pasti akan mengomel jika melihat rumahnya sesuram ini.

Keduanya bekerja sama, dari dapur, ruang tamu, kamar dan teras rumah. Keduanya bahkan menyiram bunga yang Irene tinggalkan untuk mereka.

Jimin yang baru masuk agak kaget lihat perubahan rumah ini. "Nah ini baru rumah" pujinya. Dia tersenyum bangga, syukurlah mereka mau berubah.

"Paket" teriaknya lagi.

Jimin kembali dikagetkan dengan dua orang yang sibuk masak didapur, sedikit kecewa karena makanannya nanti pasti tidak dimakan.

"Ngapain kesini?" Tanya Jungkook dan Taehyung terseyum mendengarnya.

P O L O S (?) 'KookV'    •END•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang