💦Chapter 18

81 11 0
                                    

Jungkook turum dari mobil, tak lama mobil Jenika segera keluar dari lingkungan sekolah Jungkook. Jungkook berjalan santai, meski ada sedikif trauma akan si peneror yang satu sekolah dengannya.

Melewati lorong kelas, seseorang menepuk pundaknya tiba tiba.

"YA! Jimin tidak bisakan kau tidak mengejutkanku?"

Jimin menyengir lucu, dapat Jungkook lihat jika lengan pria didepannya itu sedikit besar sebelah, mungkin pengaruh perban lukanya.

"Kenapa kau disini ? Apa sudah baikan ?"

Jimin mengangkat bahu, "Kau bisa nelihatnya sendiri bukan ?"

"Jim, aku minta maaf !"

"Hey, sudahlah, kejadian itu sudah berlalu ! Lagipula itu bukan salah mu !"

Jungkook tertunduk, melanjutkan langkah mereka menuju kelas. Sesampainya dikelas, sudah setengah kursi terisi penuh, Jimin dan Jungkook segera masuk, duduk di kursi masing masing.

"Jim, Kook ! Kalian tidak lupa kan membawa baju olahraga ?"

Taehyung didepan membalikan badan, menatap Jimin dan Jungkook bergantian.

"Tentu saja ! Tapi sepertinya aku tidak akan ikut olahraga berat ! Lenganku masih terasa sakit !" Ucap Jimin, Taehyung menatap nyeri ke arah lengan Jimin.

"Kau bisa bilang ke guru olahraga nanti, setidaknya kau ikut hadir di lapangan !"

Tak lama Suga memasuki kelas, seperti biasa, tatapan dinginnya, langsung mengambil duduk di kursi depan Taehyung.

"Jungkook!"

Mendengar namanya di panggil, Jungkook menoleh ke arah Suga yang menatapnya dingin.

"Kolong mejamu."

Jungkook menautkan alis, tetapi setelahnya ia langsung mengecek kolong meja, mendapati lagi lagi surat itu.

Kemarin aku gagal, tapi see you jam istirahat.

Meremas surat itu kuat, ancaman apa lagi ini. Jungkook mulai keringat dingin dibuatnya, kali ini apa lagi yang akan dilakukan orang misterius itu.

***

"Ya anak anak sekarang kalian akan berlari estafet, buatlah kelompok, masing masing tiga orang,"

Jimin, Jungkook dan Taehyung saling berpandangan.

"Jim-"

"Tidak apa, aku bisa ikut kok, kan yang bekerja kaki bukan tanganku !"

Jungkook dan Taehyung tersenyum. Setelah giliran kelompok mereka, ketiganya langsung mengambil posisi, Jimin di titik start, Taehyung titik kedua dan Jungkook di titik terakhir sebagai penentuan pemenang.

Priiittt!

Jimin mulai berlari, membawa sebuah stik di tangannya, lawannya dari kelompok lain tak kalah cepat, Jimin terus berusaha berlari.

Tangannya mengoper stik kepada Taehyung, Taehyung mulai berlari, sedikit tertinggal dari dua kelompok karena Jimin yang agak melambat saat sudah dekat dengannya tadi.

"Hwaiting Taehyung ! Jungkook !"

Taehyung berlari semaksimal mungkin  satu lawannya dapat ia susul, namun satu lawan lagi lumayan jauh didepannya.

Hap!

Ia mengoper stik nya ke Jungkook, Jungkook langsung berlari cepat, sangat cepat malah, Taehyung sendiri terkejut melihat kecepatan lari Jungkook, anak kelinci itu bahkan bisa dengan mudah mengalahkan lawan yang lain dan berakhir ia menyentuh garis finish pertama kali.

"YEAY! Kita berhasil!"

Taehyung merangkul Jimin dan Jungkook, tertawa bersama karena berhasil memenangkan pertandingan. Ketiganya berjalan menuju titik kumpul dimana guru olahraga mereka mengucapkan sesuatu.

"Hari ini materi praktek olahraga kita cukup sampai sini saja, tersisa lima belas menit lagi sebelum istirahat, kalian boleh istirahat terlebih dahulu."

Semua siswa kelas 1/3 bubar, termasuk tiga anak tadi. Taehyung, Jimin dan Jungkook berjalan menuju pinggir lapangan, meminum air masing masing.

"Kalian mau makan tidak?"

Jungkook menawari, Taehyung dan Jimin mengangguk.

"Aku akan mengambil makanan yang kubawa dikelas, kalian tunggu disini, ne !"

Jungkook berlari, ingin cepat cepat mengambil bekal yang dibuatkan noona nya agar ia bisa makan bersama Taehyung dan Jimin. Lorong kelasnya sepi, mungkin karena jam pelajaran masih belum berakhir.

Jungkook membuka resleting tas nya, mengambil sekotak bekal makan. Berlalu keluar, berjalan santai di lorong, dan-

Hup!

Seseorang membekap mulutnya dari belakang, Jungkook tidak bisa melawan, sampai kotak makannya terjatuh dan dirinnya yang diseret paksa.

Bugh!

Suara pintu ditutup keras. Jungkook mengambil nafas sebanyak mungkin, karena dadanya tiba tiba sesak.

Ruangan gelap, lembab dan sangat berdebu, Jungkook yakin ia berada di gudang sekarang, lebih tepatnya gudang di rooftop sekolah mereka.

Didepannya sudah terdapat seseorang, pakaian yang dikenakannya merupakan seragam sekolah Jungkook, namun orang itu lagi lagi memakai masker juga topinya. Sial! Identitasnya sangat terjaga.

"Ka-kau pasti orang itu!"

Hening, tidak ada jawaban, hanya terdengar suara helaan nafas Jungkook yang memburu. Rasanya ia terdesak sekarang, mau berteriak, percuma, posisi mereka berada di rooftop sekolah dan juga pintu rooftop itu sudah dikunci oleh orang misterius itu.

"Jeon Jungkook sialan!"

Suaranya berat, namun Jungkook seperti tidak asing dengan suara itu.

"Apa kita pernah saling kenal sebelumnya?" Jungkook mencoba tetap tenang, pergelangan tangannya diikat, jika bergerak sedikit saja tali berserat tajam itu bisa melukai kulitnya.

"Tidak penting,"

Orang itu mendekat, berjalan perlahan, Jungkook sudah was was, yang ada dipikirannya, mungkin bisa saja ia tewas saat itu.

BUGH!

Satu bogeman mentah Jungkook dapatkan di rahang kirinya. Sangat sakit, bahkan bibirnya bergetar kecil.

BUGH!

Lagi lagi sebuah tinju menerjang perutnya, Jungkook terbatuk, rasanya mual dan sakit secara bersamaan.

"Aku tidak akan menghabisimu dan keluargamu secepatnya, bukankah lebih seru jika melihatmu tersiksa terlebih dahulu?"

BUGH!"

Kini sudut bibirnya menjadi sasaran, bahkan berdarah. Jungkook kembali meringis, tubuhnya mendapatkan tinjuan tak henti henti.

"A-apa salahku ?!"

"Salahmu? Kau tanyakan saja pada kedua orang tua mu itu bodoh !"

BUGH!

Kini kepalan tangan itu tertuju ke dadanya, rasa sesak seketika ia rasakan. Bersamaan beberapa tetes darah yang tersembur dari mulutnya, mengotori seragam olahraga yang ia pakai.

"Kau! Bajingan!"

BUGH!

Bukan tonjokan, tapi tendangan kaki Jungkook dapatkan diperutnya. Ia tidak kuat lagi, samar samar melihat orang didepannya berlalu keluar dan mengunci gudang itu, meninggalkan Jungkook sendiri dengan kesadarannya yang hampir habis.




Thanks for reading:)
Vote dan komen juseyo;)

Love YourselfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang