Haii manteman❤
Happy reading✨~
"Eh, gue gapapa" sahut Love sambil menerima uluran tangan Ryan.
"Udah lama juga ya kita gak ketemu padahal satu sekolah" basa basi Ryan saat membantu Love untuk ke UKS, karena salah satu kaki Love terluka lagi.
"Hehe iya nih" balas Love canggung, sesampainya di UKS Love di dudukan di atas kursi, namun disana tidak terlihat petugas UKS mungkin karena masih jam istirahat.
Hening.
"Gue aja yang obatin ya?" tanya Ryan memecah keheningan.
"Eh gak usah ry tunggu petugas uksnya aja" sahut Love sambil menahan rasa sakit kakinya.
"Gapapa kali gue bantu sekali-sekali" balas Ryan lagi yang masih kekeh mau mengobati kaki Love.
"Yaudah, pelan-pelan obatinnya, perih banget" sahut Love sedikit kesal karena rasa sakitnya, Ryan pun terkekeh kecil sangat mendengar kekesalan Love.
Ryan memulai aksinya mengobati kaki Love dengan sangat amat lembut, ia tak mau Love meringis kesakitan lagi.
"Makasi, udah mau obatin kaki gue" kata Love lalu mencoba bangun dari kursi yang ia duduki.
"Iya, sama-sama" sahut Ryan dengan senyum sambil membantu Love berdiri.
"Gue anterin ke kelas lo ya?" tanya Ryan yang hanya di angguki oleh Love.
Sesampainya di kelas Love, "Ciee ada bau-bau balikan nih" ejek Lala saat melihat Ryan membantu Love duduk di kursi kelasnya.
"Apaan sih lo, orang dia cuma mau bantuin gue doang" sahut Love sinis kepada Lala.
"Gue balik ke kelas dulu ya, cepet sembuh kakinya" kata Ryan sambil mengelus tangan Love lalu berlari kecil ke luar kelas.
"Hm, kayaknya si Ryan masih ada rasa ama lo, na" kata Lala sambil melihat kaki Love yang terluka,
Lala adalah satu-satunya teman love yang memanggil dia Ana, kalo di tanya kenapa ya mana saya tau saya kan....
"Udah gue bilang tadi dia cuma bantuin gue doang" sahut Love sambil mengeluarkan buku-buku pelajaran selanjutnya.
"Dih, gak percayaan" balas lala dan tidak di tanggapi oleh Love.
-
Bel pulang pun telah berbunyi dan para siswa pun berhamburan untuk pulang, Love berjalan di lorong kelas menuju gerbang sekolah bersama Lala, saat asik bergibah tiba-tiba tangan Love di cekal dari belakang,"Eh, kenapa dav?" tanya Love setelah membalikan badannya, melihat Dava dengan banyak keringat tercucur di dahinya.
"Lo pulang di jemput gak hari ini?" tanya Dava balik, sambil mengatur nafasnya.
"Enggak, gue balik naik angkot, tukang jemput gue lagi sakit" sahut Love.
-love kamu berdosa banget bilang tukang ama abang sendiri-
"Pulang sama gue aja gimana, mau gak?" tawar Dava kepada Love, Love terlihat bingung melihat ke Lala dan Lala hanya memberi kode 'sana mau aja kapan lagi' kode ala perempuan.
"Iya gue mau dav" sahut Love sambil nyengir ke arah Lala, terlalu malu jika terlihat tersenyum di hadapan Dava.
"Tunggu gue di depan gerbang sekolah" sahut Dava hanya di balas anggukan oleh Love. Dengan lari yang cukup kencang Dava meninggalkan Love, lalu menuju motor matic miliknya.
Di perjalanan menuju gerbang bersama Lala, "Lo tau kan, Dava orangnya agak kaku, tapi sekarang kenapa bisa kayak gini?" tanya Love kepada Lala.
"Suka kali sama lo, tapi gak tau juga" sahut Lala sambil terus berjalan ke arah gerbang. Mereka berdua terus berdebat kenapa Dava bisa seperti ini dengan Love.
Sesampainya di gerbang sekolah ternyata Dava sudah menunggu disana.
-gercep juga ya bund-
"Sini naik, gak usah malu-malu" kata Dava saat melihat Love yang malu untuk berbicara, Love pun membalas dengan senyuman, saat sudah di atas motor Dava, Love melihat ke belakang ke arah Lala.
"Gue balik dulu ya, bebs" kata Love yang terlihat bahagia namun malu-malu.
"Iya na, hati-hati yaa" sahut Lala sambil mengedipkan matanya menggoda.
Di tengah keheningan saat perjalanan menuju rumah Love, "Love, kita ke cafe dulu mau gak?" tanya Dava namun karena angin yang kencang Love tidak mendengarnya.
"HAH? APAAN LO NGOMONG APA?" sahut Love yang mungkin bisa terdengar oleh pengendara yang lain.
"Mau ke cafe dulu gak?" tanya Dava lagi yang sekarang sedikit keras, Love pun mendengarnya dan mulai berfikir.
"Hm iya gue mau, tapi bentar aja ya, bunda gak bolehin gue main lama-lama" sahut Love yang di barengi dengan anggukan dari Dava.
Sesampainya di parkiran cafe Dava langsung memarkirkan motornya dan membuka helmnya langsung berjalan dahulu.
"Yah, gue kira ada adegan bukain helm" grutu Love sambil membuka helmnya dan menyusul Dava dari belakang.
"Sini duduk depan gue" kata Dava sambil menunjuk kursi di depannya dan di angguki oleh Love.
"Kenapa lo ngajak gue kesini dav?" tanya Love sambil membenarkan rambutnya.
"Kenapa? lo gak mau?" sahut Dava sedikit ketus, sedikit ya sedikit.
'dih di tanyain bener-bener juga lo saepul, untung suka' dalam hati Love tapi nyatanya Love hanya tersenyum.
Pelayan pun datang, Love dan Dava memesan beberapa minuman, saat menunggu minuman, Love dan Dava hanya di temani musik di cafe tersebut dan beberapa menit kemudian minuman pun datang.
"Lumayan juga ya minuman disini, tau aja lo cafe enak gini" kata Love yang hanya ingin memecah keheningan di antara mereka.
"Mayan" sahun Dava singkat,
Di pojok cafe diam-diam ada orang yang memperhatikan mereka "Oh ini saingan gue, tunggu aja love lo pasti balik lagi sama gue" ujar seorang laki-laki.
~
Makasi banget ya yang udah baca cerita ini🥺
Bantu komen ama vote ya manteman❤
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE(ANA)
Teen FictionSejak kapan hati jadi arena bermain? ---------------------------------------------------- Ini pengalaman pertama ku buat cerita, maaf jika sedikit membingungkan dan banyak typo. Bisa di follow dulu sebelum membaca Trimakasih❤. NAMA TOKOH, TEMPAT DAN...