9

15 8 0
                                    

Haii manteman❤
Happy reading✨

~

Waktu sudah menunjukan pukul 05.00 pagi, Love yang masih tertidur di atas kasur empuknya tiba-tiba terloncat bangun karena sesuatu berjalan di telapak tangannya.

"KAK RICCO TOLONGIN LOVEE!" teriak Love di dalam kamarnya sambil berlari ke arah pojok kamar,

"Eh iya kan masih di kamar gak mungkin di denger" kata Love pelan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Love pun berjalan perlahan meninggalkan kamarnya, setelah sukses keluar dari kamar, Love langsung berlari ke arah kamar ricco.

"KAK BANGUN KAK, LOVE TAKUT, GAK TEGA BANGUNIN BUNDA" teriak Love sambil memukul dengan kencang pintu kamar Ricco.

Ricco yang sedang tertidur merasa terganggu dengan suara teriakan Love, dengan terpaksa Ricco keluar kamar dan membuka pintu, matanya terbuka lebar melihat Love berjongkok sambil menangis sesegukan.

"Dek kamu kenapa?" tanya Ricco yang langsung menarik tubuh Love dan memeluknya lembut,

"Hikss di kamar kak, ada monster lewat di tangan Love" sahut Love yang membalas pelukan kakaknya, masih dengan tangisan.

"Hah monster? dek lo sadar kan?" tanya Ricco sambil melepas pelukannya,

"Sini makannya ke kamar gue, bantuin ngusir" kata Love yang masih menangis sambil menarik tangan Ricco.

Sesampainya di kamar Love, Ricco clingak clinguk tidak terdapat 'monster' yang di katakan Love,

"Apaan yang monster sih" kata Ricco kesal melihat Love membalik-balikan bantalnya.

Berselang beberapa detik Love langsung berteriak dan meloncat ke arah Ricco dan memeluk erat tubuh Ricco,

"Lah dek lo gak kesurupan kan? kagak ada apa-apa" kata Ricco bingung melihat kepala Love yang menempel ke dada bidangnya.

"Kak di balik bantal warna pink bunganya dua, ada anak tikus hikss" sahut Love sambil menangis di pelukan Ricco,

"Kak ambil monsternya Love gak berani tolong, hiksss" sambung Love,

"Iya ini gue ambil, tapi lepasin dulu dong peluknya" sahut Ricco dan di balas anggukan oleh Love.

"Yaampun, ada anak bayi lucu di sini" kata Ricco sambil mengambil anak tikus di balik bantal Love,

"Nih, nih, nih, ada adek bayi, gapapa cium aja" sambung Ricco mendekatkan anak tikus itu ke arah Love, Love berlari dan menangis ke arah kamar bunda.

-
"LOVE! ada yang nyariin tuh" teriak Ricco di meja makan, sedangkan Love masih di dalam kamarnya,

"Iya kak suruh tunggu dulu, lagi dikit" sahut Love yang masih mencari buku paket matematika wajib miliknya.

Berselang beberapa menit Love keluar kamar dan sudah mendapati Dava sedang duduk di ruang tamu sendirian.

"Eh dava udah lama ya nunggunya?" kata Love yang berdiri di depan Dava, Dava pun mendongakan kepalanya ke atas melihat Love lengkap dengan seragamnya namun sedikit terlihat ekspresi bingung.

"Udah? kita berangkat sekolah sekarang?" tanya Dava yang sudah berdiri dan di balas anggukan oleh Love.

-dava emng ditanyain apa malah nanya balik-

Mereka pun berjalan keluar gerbang rumah love, "Yaampun gue lupa pamitan ama Bunda tunggu dulu dav" kata Love tiba-tiba dan langsung berlari ke arah rumah,

"BUNDAAA! Dimanapun bunda, love ke sekolah dulu sama temen, kak ricco udah tau temen love yang mana, bye bunda" teriak Love di depan pintu rumah yang hanya memasukan kepalanya saja.

Love bergegas balik ke depan gerbang rumah tanpa menunggu balasan dari Evina.

"Udah?" kata Dava dengan ekspresi datar sambil mengambil helm dan di berikan kepada Love,

"Udah dav sorry ya lama, biasa anak gadis emang ribet kalo pagi-pagi" sahut Love sambil memakai helm dan naik ke motor Dava.

-niat hati love mau nyairin suasana bund tpi si dava lempeng aja(':-

Motor Dava melaju cukup kencang karena waktu sudah mendekati jam masuk.

"Dava lo punya temen adik kelas ips gak?" tanya Love di tengah perjalanan menuju sekolah dan sedikit memajukan kepalanya ke arah Dava.

"Punya, emang kenapa?" sahut Dava,

"Gue boleh minta tolong nggak? buku paket matematika wajib gue hilang dan gue mau minta tolong lo minjemin buku matematikanya trus kasih ke gue, pliiissss" kata Love dengan suara memelas.

"Kalo gak bawa buku paket masing-masing, bisa di terkam gue ama pak darman" sambung Love lagi,

"Iya gue pinjemin, pas istirahat tunggu gue di depan tangga biasanya" sahut Dava datar.

"Makasi, makasi, makasi bangett Dava" kata Love, saking senangnya Love tidak sadar langsung memeluk Dava erat, berselang beberapa detik Love tersadar langsung melepas pelukannya dan Dava hanya terdiam.

15 menit berselang, sampailah mereka di sekolah, seperti biasa mereka berjalan dengan keheningan, Love yang bingung memikirkan bagaimana cara memulai percakapan dan Dava hmm gak tau deh pikiran si kulkas 100 pintu.

"Entar gue tunggu di sini ya dav, sekali lagi makasi" kata Love di depan tangga pemisah kelas mereka,

"Iya" sahut Dava singkat mulai berjalan menaiki tangga dan meninggalkan Love.

Love berjalan di sepanjang lorong menuju kelasnya dengan ekspresi sedikit bingung, tidak butuh waktu lama Love sudah sampai di kelasnya dan sudah mendapatkan Lala duduk di kursi mereka,

"La, lo tau gak kalo gue lagi bingung" kata Love sambil menaruh tas pink miliknya di atas meja dan duduk di samping Lala,

"Lo pikir gue dukun, bisa baca pikiran lo" sahut Lala melihat Love bingung,

"Yaudah gue cerita, si Dava kadang-kadang manis tapi bisa tiba-tiba cuek juga" kata Love yang menopang dagu dengan tangan kiri dan menatap Lala,

"Emang sifatnya kali suka berubah-berubah" sahut Lala dan mebalas tatapan Love.

"Lo kira Dava power renjes bisa berubah" sahut Love yang sedikit kesal dan Lala beralih fokus dengan handphonenya,

"Pagi-pagi banyak banget orang yang nguji mental gue" sambung Love pelan sambil membuka tasnya untuk mengambil beberapa buku,

"Lo bilang apa tadi?" tanya Lala yang tadi mendengar sayup-sayup suara l
Love,

"Tadi gue bilang lo cantik pake banget" kata Love asal,

"Aww makasi, nona cantik" sahut Lala sambil mencangkup kedua pipi Love.

-
KRING!

Jam istirahat pun sudah tiba, dengan gesit Love menuju tangga dan meninggalkan Lala sendiri di kelas.

~

Trimakasih udah baca sampe sini✨❤
Nggak tau ini cerita seru atau ngebosenin🥺

LOVE(ANA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang