Haii manteman❤
Happy reading✨~
Love sudah menunggu Ryan sekitar 30 menitan, namun Ryan belum juga menampakan wajahnya dari kelas Rio, karena Love sudah uring-uringan menunggu Ryan, Love pun memutuskan untuk menyusul Ryan.
"Gak Ryan, Gak Dava sama-sama di suruh nunggu lama" kata Love sambil berjalan menuju kelas Rio,
"BUGH!"
"BUGH!"
"BUGH!"
Love mendengar tiga kali pukulan dari arah kelas Rio, dengan sedikit berlari Love membuka pintu kelas tersebut,
"Hah? ini yang dinamain berantem" kata Love yang berada di depan pintu kelas sambil menutup bibirnya dengan badan yang kaku.
Terlihat Ryan dan Rio saling melayangkan pukulan ke satu sama lain, dilanjut dengan tendangan Rio terakhir membuat Ryan tersungkur ke bawah memegang sudut bibirnya yang penuh darah,
"HEH ANJ*NG RIO!" teriak Love yang sedari tadi melihat perkelahian tersebut dan berlari menuju Ryan yang tersungkur,
"Ohh jadi lo yang minjem buku gue, cewe yang lemah, yang cuma bisa berlindung di pantat cowo ini" sahut Rio sembari membenarkan rambutnya dan mendekati Love.
"Lo yang gak gentle, beraninya sama cewe!" teriak Love lagi sambil memangku kepala Ryan, terlihat Ryan sangat lemas karena banyaknya darah keluar dari sudut bibirnya.
"Gaga omongan lo ya!, sana urus cowo gak becus gini" sahut Rio sambil menendang kaki Ryan dan meninggalkan kelas yang sudah berantakan.
"Ry, bangun ry jangan pingsan" kata Love sambil menepuk-nepuk pipi Ryan agar tetap tersadar,
"Love tolong telfonin mama gue, lo masih nyimpen kontak dia kan?" sahut Ryan dengan sisa tenaga yang ia miliki, Love hanya mengangguk lalu bergegas mengambil handphonenya.
Terlihat nama kontak yang bernama 'mantan camer' yang di pilih oleh Love,
"Halo ma, ini aku Love" sapaan Love saat telfon yang ia tuju menerima sambungan tersebut,
"Eh halo nak tumben nelfon, kenapa?" sahut perempuan yang bernama Sofia di sembrang sana,
"Ryan abis berantem ma, trus sekarang Love sama Ryan masih di sekolah, ryan makin lemes ma, tolong" sahut Love panik dan menahan air matanya,
"HAH?! tunggu nak mama sekarang kesana" kata Sofia dengan nada panik dan kaget mendengar perkataan dari Love tadi,
"Iya ma hati-hati" sahut Love yang langsung mematikan sambungan telfon tersebut.
Love masih berusaha menepuk-nepuk pipi Ryan agar mata Ryan tidak tertutup.
10 menit berselang masih dengan posisi yang sama tiba-tiba handphone Love terdengar deringannya,
"Kamu di mana nak, mama udah di halaman sekolah" ucapan Sofia dengan nada panik,
"Love di kelas sebelas ips tiga ma, tolong cepet kesini kasian Ryan udah lemes banget" sahut Love yang langsung mematikan sambungan dan kembali memegang pipi Ryan,
Tiba-tiba pintu kelas pun terbuka, terlihat disana Sofia dan supir pribadinya,
Tanpa banyak bicara Sofia langsung menyuruh sopirnya untuk mengangkat tubuh Ryan lalu di bantu oleh Sofia dan Love.
"Ini kenapa bisa jadi begini nak?" kata Sofia memecah keheningan di dalam mobil yang melaju dengan cepat menuju rumah sakit,
"Nanti aku ceritain ma" sahut Love yang berada di belakang sambil memangku kepala Ryan, sedangkan Sofia berada di depan bersampingan dengan supir.
30 menit berselang, sampailah mereka di depan UGD, dengan gesit Sofia membukakan pintu mobil belakang dan para perawat pun mengangkat tubuh Ryan untuk masuk ke dalam,
"Ibu dan adik silahkan tunggu di luar dulu" ucapan seorang perawat dan berlalu meninggalkan kedua perempuan tersebut di luar.
"Ma sini duduk dulu" kata Love yang sudah terduduk sambil melihat Sofia bolak-balik di hadapannya,
-walaupun love udh putus ama ryan tapi tetep manggil sofia mama, kira" kenapa ya?>.< -
"Coba ceritain ke mama kenapa bisa jadi begini" tanya Sofia sambil mendudukan tubuhnya di samping Love,
"Tadi siang pas pulang sekolah Love ketemu sama Ryan, waktu itu Love mau balikin buku ke anak kelas ips tiga tapi, karena Love pernah ada masalah sama anak itu, jadi Ryan nawarin buat balikin buku itu, Love iyain aja, setelah itu Ryan gak balik-balik ma trus Love susul ke kelas ternyata udah berantem" sahut Love panjang menjelaskan kejadian yang ia ketahui,
"Trus kenapa bisa berantem?" tanya Sofia lagi,
"Kalo masalah itu, Love kurang tau ma, nanti bisa tanyain ke Ryan langsung" sahut love dengan tatapan ke arah Sofia dan sebaliknya.
Masih menunggu Ryan, tiba-tiba Love teringat dengan Evina, saat membuka handphonenya Love melihat banyak sekali panggilan tidak terjawab dari Evina,
"Halo bun, maaf Love baru kasi kabar sekarang" ucapakan Love di dalam sambungan telfon,
"Nak kamu kemana aja, kenapa gak pulang?" sahut Evina di sebrang sana,
"Eekarang Love pulang bun, Love ceritain semuanya di rumah" sahut Love lalu mematikan sambungan telfon miliknya,
Love pun berdiri dan pamit kepada sofia untuk pulang.
"Ini gimana pulangnya dong" kat Love pelan sambil berjalan menuju pintu keluar rumah sakit,
"Oh ya, gue kan punya kambing jantan" ucap Love lagi sambil mencari kontak bernama Ricco di handphone miliknya,
"Halo kak, bisa jemput gue di rumah sakit melati gak?" tanya Love langsung,
"Dek lo gapapa kan? kenapa bisa di rumah sakit?" sahut Ricco dengan nada sedikit panik,
"Gue gapapa kak, sekarang jemput gue dulu" jawab Love,
"Iya, tunggu gue di depan rumah sakit" sahut Ricco yang langsung mematikan sambungan telfon.
Love pun duduk di kursi yang di sediakan oleh rumah sakit, yang tepat berada di depan rumah sakit tersebut,
Saat sedang asik melihat kendaraan berlalu lalang, tiba-tiba ada satu motor yang berhenti di hadapan Love,
"Lo ngapain disini?" ucapan seorang laki-laki di balik helm full face hitam yang ia pakai.
~
Gimana ceritanya? Dimohon kritik dan sarannya ya
Jangan lupa vote dan komen
Trimakasih❤
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE(ANA)
Teen FictionSejak kapan hati jadi arena bermain? ---------------------------------------------------- Ini pengalaman pertama ku buat cerita, maaf jika sedikit membingungkan dan banyak typo. Bisa di follow dulu sebelum membaca Trimakasih❤. NAMA TOKOH, TEMPAT DAN...