Neira berdiam di kamar. Menekuk lutut seraya menatap tembok dengan beberapa gambar dan lampu tumblr di sana.
Ayah belum juga pulang, sedangkan Ibu sudah terlelap satu jam lalu.
Kejadian di restoran masih membuat Neira mual, ia sampai harus pergi dengan terburu setelah membayar makanan.
Oh. Telepon Neira berdering, ada nama Rasen di layar lcd.
"Hi." Ucap Neira, setelah hampir 30 detik diam termenung, sedikit ragu untuk menjawab.
"Halo beautiful! How was your day?"
"Bad day,"
"Why?"
"Um... Gue cuman ngerasa lagi jadi manusia gak berguna. Akhir-akhir ini banyak hal yang gak berjalan sesuai rencana."
"Gak ada manusia yang gak berguna, Ra. Lo itu bermakna, dan akan selalu demikian untuk orang-orang yang sayang sama Lo. Um, termasuk gue. Maafin gue ya, gue kira Lo lagi butuh waktu buat sendiri makanya gak ngangkat telpon dari gue. Tapi, gue bodoh banget malah sibuk gak jelas hari ini sampai gak ngecek panggilan dari Lo. Gue janji bakal jadi lebih peka, buat ada di samping Lo."Neira diam. Hingga sunyi mengundang air mata, entah mengapa Rasen berhasil membuat luluh perasaan Neira.
"Gue pengen ada di samping Lo dan ngusap air mata Lo, Ra. Semoga kita bisa cepet ketemu. Jangan sedih ya Ra, apapun yang terjadi semua bakal baik-baik aja." Ucap Rasen kembali, seolah tahu ada tangis yang sedang bersembunyi dibalik sunyi.
"Sen..."
"Ya, Ra?"
"Kita ini apa?"
"Kita manusia."
"Kalau hubungan kita?"
"Kalau gue bilang kita official, Lo siap gak? Karena gue ngerasa kita kayak pacaran."
"Pacaran? Emang Lo suka sama gue?"
"Iya Ra. Gue suka sama Lo. Kalau Lo?"Neira tak langsung menjawab, ia seperti memastikan sesuatu. Hingga, denting jarum berubah menjadi menit. Keheningan pun berganti suara lembut Neira.
Di ujung sana, dibalik panggilan Neira. Rasen mengangguk pelan, ia tersenyum manis akan semua jawaban Neira. Lalu mereka kembali melanjutkan obrolan, saling menemani dalam dinginnya malam.
Waktu pun berlalu.
Pagi sekali Neira bangun, mandi, memakai pakaian dan menyiapkan sarapan untuk Ibu yang terlihat kurang sehat akhir-akhir ini. Setelah memastikan Ibu makan, Neira mencuci piring kemudian berangkat ke kampus.
Sebelum meninggalkan gerbang rumah, Tante Ayu kembali memberi bekal makan dan uang jajan. Kemudian, Winter pun menjemput dan Neira akhirnya sampai di kampus.
Seraya berjalan memasuki kelas, Winter terus menatap Neira, seperti terlihat ingin mengucapkan sesuatu namun bibirnya tertahan untuk berucap.
"Kenapa Win?" Tanya Neira, cukup cekatan menyadari gerak-gerik sahabatnya.
"Um, anu Ra... um..."
"Kenapa?"
"Gini, gue udah ngobrol sama Papah dan Papah setuju. Gue udah transfer uang ke rekening Lo, jumlahnya cukup buat biaya Lo sampai wisuda. Jadi, gue harap beban Lo bisa sedikit berkurang."Neira tak ingat apa ia telah memberi tahu Winter, fakta bahwa keluarganya sedang diujung tanduk? Tentang perselingkuhan Ayah Neira dengan ibu tirinya? Atau status barunya sebagai Kaka dari dua adik perempuan? Dan sialnya, Neira juga terseret pada kasus pembunuhan perempuan asing yang bahkan ia tak tahu menahu namanya. Perpaduan sempurna untuk membuat pening kepala kini bertambah berat karena Winter.
"Kenapa transfer, Win? Gue kan udah bilang gue gak punya duit buat bayar."
"Gue gak butuh duit Ra. Saat ini yang penting keluarga Lo balik kayak semula. Gue juga bisa kok minta Ayah bantu keluarga Lo, kalau Lo mau."
"Win, Lo tau gue paling gak suka kalau harus punya hutang budi. Gue bukannya gak mau pinjem duit sama Lo, gue cuman gak punya jalan buat lunasinya karena apa yang menurut Lo gak butuh... itu penting banget dihidup gue."
"Ra, gue gak bermaksud ngerendahin Lo. Niat gue di sini tulus buat bantu doang. Gue sahabat Lo. Gue peduli sama Lo."
"Tapi Lo gak bisa seenaknya! Gue bukan pengemis. Udah cukup malu rasanya gue dikasih duit jajan, bekel makan sama Tante Ayu hampir tiap hari. Gue mending berhenti kuliah dari pada harus maksain sesautu yang gak gue sanggup. Kita emang sahabat, tapi Lo tetep harus tahu batas! Gue bakal transfer balik duit Lo, secepetnya."
"Lo harusnya bisa bedain mana orang yang kasihan sama Lo dan mana orang yang sayang sama Lo. Apa yang harus gue lakuin saat ngelihat hidup Lo perlahan mulai hancur? Gue bilang gue punya solusi, tapi harga diri Lo terlalu tinggi buat sekedar sadar, orang-orang ngebantu Lo karena peduli bukan karena Lo pengemis."
KAMU SEDANG MEMBACA
Palindrome
Fanfiction𝙨𝙩𝙖𝙩𝙪𝙨 : 𝙤𝙣 𝙜𝙤𝙞𝙣𝙜 "Diuntai atau dirusak, hasilnya akan tetap sama. Aku dan kamu terikat, seperti awal dan akhir sebagai pelengkap." -Rasen, Neira. first series start : October 14th, 2020 finish : December, 21th 2020 second series star...