XXIX. Seperti Yang Kau Minta

1.1K 183 139
                                    




📚









''Siapa yang siap pergi ke sekolaaahh?!"


Jari telunjuk teracung tinggi, senyum cerah menampilkan deretan gigi dan kaki kecil berjingkrak riang.


"Jwwiiiii!!"


Jaemin mengulas senyum manis dengan jemarinya yang terampil menyisiri rambut putranya. "Nanti di sekolah bilang apa kalau ketemu sama Yeoreum Ssaem?"


"Dangkyuuu peyi massss~" jawab Jisung seraya terkekeh riang.


"Ddaeng!" Jaemin mencubit pipi Jisung gemas. "Ayo, yang benar, Kak."


Jisung membungkuk dengan kedua tangan bertumpuk di perut. "Amsyonghecceyoo Congcemiiimmm~"


"Annyeonghaseyo, Seonsaengnim~"


"Anmiyonggeceeyooo Congcemiiiimm~"


"Aigoo..."


Jisung tertawa kegelian karena Jaemin menggelitik perutnya dengan gemas. Lalu keduanya berhenti bergurau karena jam sudah menunjukkan hampir pukul setengah delapan pagi.


"Kakak nanti berangkat sama Pipi, ya. Mimi mau berangkat kerja, oke, Boss?"


"Mimii amu kelja ndeee? Jawuh ndeee?"


"Iya, jauh dari sini, Kak."


"Mimi puyangnya jam belapa?"


Jaemin menunjuk ke arah jam dinding, lalu meminta Jisung mengikuti ke mana telunjuknya menujuk. "Itu, kalau jarum pendeknya di angka lima dan jarum panjangnya di angka dua belas."


"Jam dempat ndee?"


"Jam lima dong."


"Oh iyaaa, ehehehe..."


Setelah mengecup sekali pipi Jisung, Jaemin lekas memakai jaket dan mengecek kembali isi tas satchelnya. Dan setelah yakin tidak ada keperluan yang tertinggal, ia pun segera memanggil Jeno yang baru saja selesai mandi.


"Ayo, antar Mimi ke depan, Kak," ajak Jeno, menggandeng tangan Jisung untuk mengikuti Jaemin ke pintu depan.


Sebelum akhirnya benar-benar berangkat, sekali lagi Jaemin berpesan agar Jisung tidak berkelahi dengan teman sekelasnya, seperti yang ia lakukan di hari pertamanya masuk sekolah tempo hari.


"Oyum yang nakal Miiii~ Jwi puk! Puk! Gituuu~"


"Aigoo, jadi Doyum yang nakal, eum? Kalau begitu, Kakak tidak perlu membalas, oke? Kakak tinggal bilang sama Yeoreum Ssaem kalau Doyum yang nakal," tutur Jaemin, mengusap wajah Jisung yang belepotan bedak.


"Yoeum Caem anti puk puk Oyum ndeee?"


Jaemin dan Jeno saling bertukar tatap. Lalu Jaemin tersenyum hambar.


"Intinya, Kakak jangan balas memukul kalau ada yang nakal, oke, Boss?" tutup Jaemin.


Jisung mengangguk, tidak paham.


"Jja! Mimi berangkat! Paipai~"


Jeno menggendong Jisung, yang mana keduanya langsung balas melambai pada Jaemin yang sudah keluar dari pintu gerbang.


"Paipai Mimi sayaang~"


"Paipai Mimi aaayyaaaaang~ jocimeeeee eeuumm~"









The Chronicles of A Boy : The ThresholdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang