XXXVII. Perhatikan, Pipi!

1.2K 201 95
                                    



📚








Sore ini, si Kecil sedang sibuk bermain sendirian di ruang tengah kediaman Na. Dia sudah terlihat segar, tampan sekaligus imut setelah Nyonya Na memandikannya sepulang sekolah tadi.

Dengan ditemani oleh setoples biskuit susu dan segelas jus jeruk segar, Jisung tampak tenang dan tidak rewel seperti biasanya.

Nyonya Na sempat terusik rasa penasarannya, dan ketika mengintip apa yang sedang Cucunya itu lakukan, senyumnya terulas manis.

Si Kecil ternyata sedang serius menyejajarkan blok-blok mainannya di sepanjang garis lantai hingga hampir melintasi separuh ruang tengah. Di sisi kiri dan kanan blok-blok kecil itu, terdapat beberapa kartu Power Rangers koleksinya, yang semakin lama semakin bertambah karena Sungchan tidak pernah absen untuk menghadiahkannya setiap kali mereka bertemu.

Sesekali, bibirnya mencebik sebal ketika selembar kartu terbang tertiup angin. Sesekali, maniknya memicing, menatap barisan bloknya dirasa tidak sesuai dengan hasil yang diinginkannya.

Dan sesekali, Jisung mengajak bicara plushie Spongebob hadiah dari Mark tempo hari.

"Ini gayis nda boyeh diyewati ndeeee~" ucapnya, menuding hidung Spongebob dengan jari telunjuknya. "Anti diangkep ama puyicii! Ninu! Ninu! Ninuuu! Begitu cuaya ombilnya!"

Gemas tidak tertahan, akhirnya Nyonya Na memutuskan untuk menjeda pekerjaannya di dapur dan menemani si Kecil bermain di ruang tengah.

"Ji," panggil Nyonya Na.

"Ndeee~ Omiiiii~"

Nyonya Na duduk di sebelah Jisung, ikut menyejajarkan blok-blok yang tersisa sedikit. "Bonekanya namanya siapa?" tanyanya, menunjuk pada Spongebob.

"Ongbob, Omiii~"

"Heee, laki-laki atau perempuan?"

"Yaki-yaki!"

"Hmmm... Ji tau dari mana kalau Spongebobnya laki-laki?"

Jisung terdiam sejenak lalu meraih plushie-nya. "Iniiiy, Ongbob ake ceyanaaa~ ayak Jwi!"

Terkekeh gemas, Nyonya Na lalu mengambil plushie dari tangan Jisung dan memperhatikannya dengan cermat. "Kalau pake celana, artinya laki-laki, begitu?" tanyanya, berpura-pura penasaran.

"Eum!"

"Heeee... Halmeoni juga pake celana. Berarti Halmeoni juga laki-laki dong?"

Si Kecil tersenyum lebar. "Aniyaaa~ Omii peyempuan. Omii eppo! Ayak Mimii~"

"Lebih cantik siapa? Halmeoni atau Mimi?"

"Mimi!"

"Wae?"

"Omii uda tuwaaa~"

"Loh heh?"

Percakapan yang tidak nyambung dan agak absurd itu berlangsung sekitar beberapa menit hingga Jeno datang untuk menjemput si Kecil pulang.

Si Kecil langsung melompat ke dalam gendongan Jeno dan langsung mengecupi wajah Pipinya dengan gemas.

"Eomeyaaa... kangen, hm?" tanya Jeno, duduk di sofa dengan Jisung di gendongannya.

"Piiiii!!"

"Wae? Wae?"

Jisung menangkup kedua tangan di mulutnya, berbisik pelan di telinga Jeno kemudian. "Pi, Mimi eppo, ndeee~"

The Chronicles of A Boy : The ThresholdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang