Benar benar dia?

6 2 0
                                    


Untuk pertama kalinya, ia ingin berbagi rasa
sakit pada seseorang.

***


Bruk!

Yerin pun terjatuh di koridor kelasnya, ia berlutut di depan pintu kelas nya sambil menangis tersedu sedu, ia tak berniat untuk pulang ke rumah nya. Sungguh hari ini ia sangat di buat bingung dan kaget, ia tak bisa lagi menjelaskan isi hatinya

Dari tadi yerin hanya menangis sambil berlutut di depan pintu kelasnya dan kedua telapak tangannya menutupi wajahnya. sekarang sudah jam 08:32 dan yerin pun memutuskan untuk pergi ke atap sekolah untuk menghirup udara segar agar hatinya lebih tenang

Ia berjalan lemah menuju atap. seluruh badanya sungguh sakit, lututnya berdarah, telapak tangannya lecet, ujung bibirnya luka karna tamparannya kristal, dan pundaknya sungguh sakit, entah apa yang terjadi pada pundaknya itu.

Sungguh sunyi tempat itu, dari tadi hanya ada suara tangisnya dan suara langkahnya. Ia hanya bisa menunduk dambil menangis dan terisak, haruskan ia mengakhiri hidup nya?

Ia pun memutar kenop pintu dan akhirnya terlihat memandangan sekolah nya, ia pun berjalan lemah sambil menyeret tas sekolah nya sambil memandang kesekeliling nya.

Yerin pun terjatuh dengan tatapan kosong ia menunduk dengan air mata yang mulai bertumpahan dan membasahi pipi nya. Yerin pun terdiam dan menikmati hembusa angin silir yang membuat rambut nya berhrmbus
hembus-san, dan itu cukup membuat yerin kedinginan.

Ia sungguh menyukai saat ini, sepi, sunyi, dingin, dan itu sangat menyenangkan bagi nya.
Yerin pun mengeluarkan hp nya dari dalam tasnya, ia pun melihat hp nya sudah pecah.
Mungkin karna tertindih badannya saat ia jatuh atau saat kristal menendang tas nya tadi

Tapi sudahlah, ia bisa membeli nya lagi.


Tanpa disadari air mata yerin menetes dan membasahi hp nya. Ia pun menangis dalam diam sambil menggenggam hp yang sudah pecah dan bisa dibilang sudah hancur itu.

Yerin pun memutuskan untuk pulang ke rumahnya jalan kaki, yerin pun melepas sepatu nya dan berjalan hanya menggunakan kaus kaki, ia pun berjalan di trotoar dengan air mata yang tak berenti bertumpahan

Rambut nya berantakan, lutut nya berdarah, telapak tangannya lecet, pundaknya sakit, sepatunya kotor, hp nya pecah, seleting tas nya rusak, baju sekolah nya berantakan, dan air mata nya bercucuran.

Bukankah sungguh sial?

Ia sungguh iri kepada orang orang yang sedang berjalan melewatinya, tersenyum dan tertawa seperti tiada beban, dan kini tubuhnya sudah berantakan. untung kak taeyong tidak menginap lagi di rumah nya, kalau kak Taeyong menginap lagi di rumah, entah bagai mana reaksinya kalau melihat yerin sekacau ini.

Yerin pun sampai di depan pintu gerbang rumahnya, di rumahnya tidak ada siapa siapa, hanya ada satpam dan beberapa pelayan di rumahnya.

sekarang sudah jam 10:15 dan yerin pun melangkah memasuki halaman rumahnya, ia seharusnya tak asing lagi dengan yang namanya pembuly-an, karna di korea selatan pembulyan itu sering terjadi karna satu kekurangan seseorang.

Dan kini itu terjadi padanya.

Yerin pun melangkan menaiki tangga rumahnya, rumahnya sungguh luas, ia sangat lelah menaiki tangga. kenapa mamah ga masang lift aja?

Dear Yerin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang