Apakah rahasia harus selalu menjadi rahasia?***
Yerin dan Renjun pun sampai di rumah sakit. yerin sedang di obati oleh dokter sedangkan Renjun sedang menunggu yerin di ambang pintu bersender sambil melipat tangan di depan dada dan menatap yerin tajam.
Yerin sangat pusing harus menjelaskan apa, dari tadi Renjun terus menatap matanya intensif. Haruskah ia berkata jujur? Atau tidak? Ini semua sungguh membuatnya pusing.
Akhirnya dokter selesai mengobati yerin dan yerin pun di persilahkan pulang. Sekarang yerin sedang menyiapkan kata kata yang cocok untuk alasannya nanti, tangannya gemetar. Sekarang mereka sedang di dalam mobil menuju rumah, Renjun yang menyetir mobil dari tadi memperhatikan tangan yerin yang gemetaran, ia tak mau kehilangan adik perempuan nya untuk kedua kalinya.
"Adek?" tanya Renjun sambil sesekali menengok menatap yerin, dan yerin pun langsung menengok cekatan menatap kakak nya dengan wajah gugup
"Kamu kenapa?" tanya Renjun lagi, dan yerin tak berniat untuk membalas pertanyaan yang baru saja Renjun lontarkan tadi
Sampai akhirnya mereka sampai di depan pintu gerbang rumah, mereka pun langsung masuk kedalam halaman luas dan hijau itu, buru buru yerin membuka pintu mobilnya dan langsung berlari masuk ke dalam rumahnya, Renjun yang melihat nya langsung keluar dari mobilnya lalu menutup pintu mobilnya dan berkacak pinggang menatap yerin aneh.
Sedangkan yerin buru buru membuka pintu utama rumahnya dan berlari menaiki tangga dan ia pun langsung membuka pintu kamarnya dan mengoncinya. Dan kedua kakaknya yang melihatnya tak sempat lagi memanggilnya. Tak lama dari itu Renjun pun masuk dan duduk di sofa.
"Hey? Kenapa malah duduk saja? Apa kata dokter?" tanya johnny kepada Renjun, Renjun pun langsung memberi kakaknya itu sebuah kertas. Johnny dan jeno yang membacanya pun langsung tersentak kaget.
Sekarang yerin sedang bersiap siap untuk pergi ke sekolah. Ia sedang memasukan beberapa buku dan tak lupa hp nya. Yerin pun langsung keluar dari kamarnya, untung ketiga kakaknya tidak ada, entah kemana perginya. Ia pun segera turun dan dan menaiki mobil nya.
"Adek mau kemana" tiba tiba jeno memanggil yerin yang sedang membuka pintu mobil nya, dan sontak yerin langsung menoleh
Aiss! Kenapa ada kak jeno sih?!. Gerutu yerin dalam hati. "Ke sekolahlah" jawab yerin dengan gugup.
"Tunggu kakak, jangan berangkat sendirian" timpal jeno sambil berjalan mengambil tas dan hp nya. Ia pun berjalan menuju mobil yerin dan duduk di samping yerin. Yerin pun menatap kakak nya itu.
"Kakak ga nyetir?" tanya yerin kepada jeno
"Yaudah sini kakak yang nyetir, kamu duduk di belakang" jawab jeno sambil membuka pintu mobilnya
"Ke–kenapa aku di belakang?!" tanya yerin sambil menatap jeno bengan ekspresi marah dan bingung
Jeno hanya menggeleng pelan, "nanti kakak nyetir, kak Renjun di samping kakak, kamu di belakang" jawab jeno sambil menunjuk tempat duduk yang akan di duduki yerin, entah kenapa ekspresi nya sangant imut.
Kalian bayangkan saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Yerin ✔
Fiksi Umum"Kenapa? Semua kenangan burukku lenyap tapi kenapa.... Kenapa aku tidak bahagia?" -Yerin. "Kenangan yang menyakitkan. Kenangan akan penyesalan. Kenangan saat melukai dan dilukai. Kanangan saat dibuang dan kembali. Orang bisa tumbuh bersama semua ken...